Dengan gambaran empat tokoh Bugis-Makassar, Jenderal M Jusuf, BJ Habibie, Baharuddin Lopa, dan Quraish Shihab, pencetus wali wanua Taslim Arifin menilai model pendidikan yang dibutuhkan melahirkan “manusia berkepemimpinan menuju masyarakat Islami” bukan fatamorgana, bukan hal yang tidak bisa diwjudkan. Ia hadir dan maujud di tengah masyarakat. Tapi masyarakat yang tidak sembarangan.
“Memang betul keempat tokoh kita itu lahir dari kemandirian perjuangannya. Namun, mereka tidak sekuat yang dimiliki bila tidak memiliki keluarga yang mapan, stabil, dan terdidik dalam arti luas. Demikian pula tokoh ini tidak lahir bila tidak lahir dari budaya lokal yang kuat, bergaul dengan tokoh utama dari suku bangsa lain, dan tumbuh dalam lingkungan sosial politik yang bergolak,” jelas pencetus wali wania Taslim Arifin.(*)