TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Seorang warga Kabupaten Bantaeng saat ini hanya bisa terbaring di rumahnya karena menderita penyakit lumpuh layu.
Warga tersebut adalah Firman (20) saat ini tinggal di Kelurahan Bonto Atu, Kecamatan Bissappu, Kabupaten Bantaeng yang menderita penyakit itu sejak belasan tahun silam.
Dia hanya tinggal bersama Kakeknya, Baddu dan neneknya, Kasmawati Kanan. Sebab, kedua orangtuanya sudah bercerai.
"Saya ambil dari Gowa umur 7 bulan, saya bawa ke sini bersama orangtuanya, pas menjelang dua bulan di rumah dia pukul istrinya disitu pisah," kata Baddu, kepada TribunBantaeng.com, Senin, (23/11/2020).
Saat ini, ibu Firman, Herlina sudah kembali mempunyai suami dan tinggal di Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap).
Herlina sudah tak begitu peduli dengan kondisi anaknya. Dia tak mau merawat Firman seperti yang dilakukan kakek neneknya.
Sementara, bapaknya, Rahman yang tinggal di Kabupaten Gowa sesekali datang menjenguk Firman dengan memberikan sejumlah uang.
"Mamanya saja sudah malu-malu rawat anaknya karena sudah besar seperti anak muda. Kalau bapaknya biasa datang setahun atau dua tahun sekali dia bawakan uang," lanjutnya.
Meski begitu, rasa sayang kepada Firman cucu pertama Baddu tak ternilai oleh apapun sehingga rela merawat Firman sejak bayi hingga saat ini walaupun sakit.
Bahkan, rumah dan tanah sudah habis demi membiayai pengobatan Firman. Namun belum bisa menyembuhkan penyakit cucunya itu.
"Waktu masih umur 8 bulan minum racun awalnya hanya muntaber, tahun 90-an itu jadi sempat dirawat satu bulan lebih di Stella Maris Makassar tapi saat itu masih harus dirawat 3 bulan tapi saya sudah angkat tangan. Biaya perhari itu Rp 2 juta. Rumah, kios dan tanah sudah habis terjual," ujarnya.
Hasil pemeriksaan dokter saat itu, meski sembuh dari penyakit muntaber, Firman tetap bakal mengalami kelainan karena semua urat saraf sudah putus.
"Saat itu waktu di bawa ke rumah sakit hasil pemeriksaan dokter tetap akan ada kelainan kalaupun sembuh dari muntaber karena urat syaraf putus dan hanya urat darah putih yang kasih jalan itupun putus-putus," ujarnya.
Dokter ketika itu menyarankan untuk membawa Firman berobat di Singapura. Namun, apa daya tak ada lagi biaya.
Karena tak dilakukan pengobatan yang maksimal, akhirnya Firman mengalami lumpuh layu yang segala sesuatunya harus dibantu kakek dan neneknya.