TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Studium Generale di Makassar, Rocky Gerung: Politik Masa Depan itu Dititipkan untuk Pemimpin Baru
Rocky Gerung, blak-blakan mengajak anak muda Makassar untuk sama-sama menyongsong harapan baru lewan keterlibatan politik melalui Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar 2020.
Ajakan Presiden Akal Sehat Indonesia ini disampaikan saat menjadi narasumber dalam acara Studium Generale bertema 'Peran Pemuda dalam Pilkada Makassar' di Cafe Ombak, Jl Ujung Pandang, Sabtu (21/11/2020).
Menurutnya anak muda berperan penting dalam menghasilkan politik masa depan.
Sehingga melalui Pilkada atau Pilwali Makassar kali ini, masa depan itu bisa diraih dengan tujuan memberikan ruang atau keterlibatan yang lebih luas untuk anak muda dengan menentukan pilihan yang tepat.
Pilihan pemimpin atau Paslon yang tepat yang dimaksud Rocky Gerung yakni calon penantang, bukan petahana.
"Politik masa depan itu bisa dititipkan untuk pemimpin baru karena bisa mengevaluasi pemimpin yang lama," terangnya.
Argumentasi Rocky Gerung ini cukup beralasan, pertama ia menerangkan penguasa atau pemimpin sebelumnya yang diberikan amanat dinyatakan tak layak lagi mempimpin.
Apalagi hanya sekedar menyampaikan janji-janji serupa dari janji sebelumnya.
"Kalau janji itu diulang-ulangi yakin saja tidak mungkin ditepati. Kita sudah bisa lihat saja hasilnya," katanya.
Kedua, bagi Rocky besarnya anggaran APBD kota Makassar tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya.
Hal ini terjadi pada Pemerintahan sebelumnya, yang mana menurutnya ada ketimpangan yang bisa dilihat dari gini ratio kota Makassar.
"Itu bisa dibongkar dari APBD nya, jika penyaluran untuk anggaran pendidikan misalnya lebih rendah dan keseringan begitu, anggaran pencitraan yang lebih diutamakan. Maka kesejahteraan masyarakat jadi korbannya, inilah yang harus dihentikan, harus dibongkar oleh anak muda," paparnya.
Itulah pentingnya menurut Rocky peran anak muda atau kelompok milenial pada Pilwali Makassar 2020 ini, yakni menggunakan ruang demokrasi sebagai ajang untuk mengkritisi kekuasaan sebelumnya.
"Tugas demokrasi itu mencari dan membongkar kebohongan pemimpin, bukan ajang saling puja-puji. Jadi anak muda jangan biarkan ada pihak yang diberi kesempatan mencuri lebih banyak, berbohong lebih banyak, mending tidak dipilih dari sekarang, pilihlah penantang," tutupnya.