"Kami hidup dengan gaji 25 persen dan tidak banyak orang yang bisa bertahan," kata Robert, dikutip dari BolaSport.com dari Tribun Jabar.
Lebih lanjut, Robert berbagi cerita tentang sulitnya pemain bertahan dalam situasi seperti ini.
Pelatih asal Belanda tersebut prihatin ketika melihat banyak pemain yang banting setir karena ingin cari tambahan pemasukan.
Dari semua itu, Robert berpendapat pemotongan gaji ini sangat merugikan pemain.
Dalam hal ini Robert menilai pemain menjadi korban, padahal mereka tak pernah melakukan sebuah kesalahan.
"Kalian bisa lihat ada cerita pemain penjaga bank. Membuka usaha atau ada juga ada yang sudah menjual barang-barangnya.
Jadi terlihat kami seolah menjadi korban meskipun tidak bersalah, tidak banyak yang bisa dilakukan karena Covid," terang Robert.
Ikut Keputusan PSSI
Terpisah, Media Officer PSM, Sulaiman Abdul Karim, mengatakan pihak manajemen menerima keputusan PSSI.
"Setelah kita terima tentu dengan pertimbangan yang tertera kita mengikut dengan keputusan itu. Karena saya pikir alasannya juga sudah jelas," katanya, Jumat (20/11).
Dalam SK yang bernomor SKEP/69/XI/2020 tercantum enam poin keputusan.
Adapun keenam poin yang menjadi keputusan diantaranya terkait dengan gaji pemain.
Pada poin keempat dijelaskan bahwa PSSI mewajibkan klub agar membayar gaji pemain sebesar 25 persen.
Diincar Liga Negara Tetangga
Akibat pandemi Covid-19, kelanjutan kompetisi Liga 1 2020 tertunda hingga tahun depan. Hal ini membuat sejumlah pemain tenar Liga 1 kabarnya akan hijrah ke kompetisi negara-negara tetangga untuk mendapat penghasilan.