Tribun Makassar

Penyelidikan Kematian Firman di Tol Ir Sutami Makassar, Polisi: Tunggu Hasil Resmi Autopsi

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mayat pria ditemukan terlentang di badan jalan Jl Tol Ir Soetami kilometer 3 Ruas arah bandara Sukarno-Hatta dekat jembatan penyebrangan KTC Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Senin (17/11/2020) malam

Ia ditemukan pertama kali oleh seorang warga dan petugas tol dalam kondisi terlentang tanpa identitas di badan jalan Tol Ir Sutami kilometer 3 ruas jalur arah Pelabuhan Soekarno Hatta, Senin malam.

Lokasinya tidak jauh dari jembatan penyebrangan KTC salah satu perusahaan dalam Kawasan Industri Makassar (Kima).

Kematian Firman diketahu pihak keluarga setelah melihat berita disana, melalui sejumlah postingan tentang temuan mayat tanpa identitas.

Dari informasi itu, pihak keluarganya pun bergegas ke Ruang Forensik Dokpol Biddokkes Polda Sulsel untuk melakukan pengecekan.

Dan benar saja, jenazah itu teridentifikasi adalah Firman yang beralamat di Jl Yos Sudarso.

Sempat muncul dugaan, almarhum Firman merupakan korban kecelakaan atau tabrak lari.

Namun, dari pihak keluarga almarhum yang telah menyaksikan jasad Firman tidak percaya dengan adanya dugaan kecelakaan atau tabrak lari itu.

Pihak keluarga almarhum, beralasan luka yang terdapat pada tubuh khususnya dibagian wajah Firman tidak identik dengan luka korban kecelakaan pada umumnya.

Ia pun memilih melaporkan kejadian itu ke Polsek Tamalanrea. Dari laporan itu, disepekati agar jenazah Firman diautopsi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

"Saya juga belum bisa berasumsi bahwa korban pembunuhan. Yang saya lihat dan paling meragukan itu, bahwa bukan lakalantas (ialah) lubang di hidung dan luka di telinga, di telinganya itu kan ada bekas luka teriris tidak seperti luka benturan," ungkap kakak Firman, Yunus (40).

Sepengetahuan Yunus, adik ke tiganya itu dari lima bersaudara, tidak pernah terlibat permasalahan dengan seseorang.

"Tiga tahun laluji sempat bermasalah sama tetangga, tapi sudah diselesaikan. Untuk yang baru-baru ini tidak ada saya dengar," ujarnya.

Keseharian Firman juga kata Yunus tidaklah tidaklah aneh. Pasalnya ia kerap bergabung dengan kelompok jamaah tabligh yang berdakwah dari masjid ke masjid.

"Kan dia (Firman) jamaah tabligh. Jadi kerjanya itu pindah dari masjid ke masjid (berdakwah), mulai dari Mamajang, Kerung-kerung, Kapoposang, Masjid Raya," ungkap Yunus.

Kebiasaan ikut berdakwah dengan kelompok jamaah tabligh itu, lanjut Yunus dijalani Firman sudah dua tahun terakhir. Tepatnya, saat ia berhenti bekerja sebagai tukang antar galon.

Halaman
123

Berita Terkini