FKG Unhas

Curiga Tak Ada Laporan Penyakit Rongga Mulut di Belawa, FKG Unhas Lakukan Ini

Penulis: Fahrizal Syam
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas bermitra dengan Puskesmas Kecamatan Belawa, Wajo, menggelar pengabdian masyarakat.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Curiga Tak Ada Laporan Penyakit Rongga Mulut di Belawa, FKG Unhas Lakukan Ini

Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas bermitra dengan Puskesmas Kecamatan Belawa, Wajo, menggelar pengabdian masyarakat.

Rangkaian Dies Natalis ke-64 Unhas ini bertema Evaluasi, Penyuluhan, dan Pelatihan Pengenalan Lesi Mukosa Rongga Mulut Berpotensi Ganas pada Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Belawa Kabupaten Wajo

Sekitar 60 peserta usia 50 tahun ke atas yang bergabung dalam kelompok senam lansia Puskesmas Kecamatan Belawa ambil bahian dalam acara ini. 

Kegiatan evaluasi lesi prekanker rongga mulut yang sedianya dilaksanakan dalam bentuk pemeriksaan kondisi rongga mulut kemudian diubah menjadi self-reporting examination.

Lalu dilanjutkan dengan penyuluhan mengenai pengenalan kondisi-kondisi prekanker rongga mulut.

“Kegiatan ini seyogyanya berlangsung pada tanggal 23-25 Oktober 2020, namun tertunda karena adanya beberapa suspek penderita covid di akhir bulan Oktober kemarin," ucap drg Erni Marlina dalam rilisnya, Selasa (17/11/2020).

Ia menjelaskan, pengabdian ini didasari keinginan kuat para spesialis penyakit rongga mulut yang melihat laporan statistik tahun 2018, bahwa di Kecamatan Belawa khususnya dan Kabupaten Wajo secara umum, tidak dilaporkan adanya penyakit rongga mulut selain karies dan gingivitis atau periodontitis.

“Sebagai seorang dokter gigi yang berkecimpung dalam ilmu penyakit jaringan lunak rongga mulut, tentu menggugah rasa ingin tahu kami  karena kami paham benar, bahwa ada penyakit yang disebut RAS prevalensinya mencapai 90% pada masyarakat umum.  Saking seringnya penyakit ini terjadi pada setiap individu, kemudian dianggap sebagai sariawan biasa," tambahnya.

Alasan kedua karena tendensi terjadinya lesi prekanker dan kanker pada lansia yang lebih besar, serta sifat lesi-lesi ini yang umumnya tidak disadari oleh penderitanya.

Hal ini turut berkontribusi terhadap lambatnya identifikasi sehingga prognosis kasus-kasus tersebut umumnya buruk. 

"Oleh karena itu, kami berkewajiban untuk membuka pemahaman masyarakat lebih dalam, khususnya untuk lansia agar dapat proaktif dalam memeriksa kondisi kesehatan rongga mulutnya, dan mengidentifikasi dini jika terjadi perubahan khususnya pada jaringan lunak," lanjutnya.

Sementara Kepala Puskesmas Belawa menyampaikan bahwa kelompok lansia di wilayah kerjanya merupakan kelompok lansia yang dinamis, energik, sangat peduli kesehatan, dan terlatih dalam membantu kegiatan-kegiatan PKM misalnya pada pelaksanaan posyandu.(*)

Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam

Berita Terkini