“Saat itu saya dalam perjalanan ke Teluk Bahang dan melihat ular piton menyeberang jalan.
"Saya ambil dan putuskan untuk memeliharanya. Saat itu ukurannya hanya dua sampai tiga jari,” ujarnya seraya menambahkan bahwa Cik Kiah adalah ular pertama yang pelihara.
Menurutnya, hobi demikian didukung penuh oleh anggota keluarga dan keluarganya termasuk pecinta binatang.
"Ular piton batik memang jinak. ia juga tidak mudah diserang penyakit, mereka hanya butuh tempat tinggal yang nyaman dan ruang besar, tergantung ukuran ularnya," tambahnya.
Tuturnya jika seseorang ingin memelihara ular, mesti mendapatkan izin dari Dinas Satwa Liar dan Taman Nasional (Perhilitan).
"Sebelumnya beberapa pecinta hewan ingin saya melakukan pertunjukan ular, tapi tidak bisa karena mereka tidak memiliki izin untuk melihatnya," katanya.
Sebut Redzuan, bahwa anak tertuanya juga memiliki minat yang sama seperti dirinya, yakni menyukai ular.
Pada kesempatan tersebut, dirinya menerangkan, bahwa untuk biaya perawatan reptil ini, dirinya membutuhkan uang senilai RM700 atau sekitar Rp 2,463,890 dalam satu bulan.
"Semakin besar ularnya, semakin tinggi pula biaya untuk makannya, untuk Cik Kiah untuk makannya membutuhkan sekitar 20 sampai 25 ekor ayam satu bulan.
Simak videonya!
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul VIRAL Ular Piton 'Cik Kiah' Disebut Kencing dan Terkena Seorang Bocah saat Berendam di Sungai