TRIBUNTIMURWIKI.COM- Nama KH Hasan Abdullah Sahal kerap kali menarik perhatian.
Ia adalah salah satu pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur.
Setelah meninggalnya, KH Syamsul Hadi Abdan dan KH Abdullah Syukri Zarkasyi, dialah yang diberi tanggung jawab untuk menlanjutkan kepemimpinan.
Tak tanggung-tanggung, ia melanjutkan kepemimpinan seluruh cabang Pondok Modern Gontor yang tersebar di Indonesia.
Dilansir dari Wartakotalive, di luar kesehariannya sebagai salah satu pucuk pimpinan salah satu pondok pesantren terbesar di Indonesia ini, Kyai Hasan--demikian ia biasa disapa--adalah pribadi yang sangat sederhana, bersahaja, namun kadang berkobar-kobar saat berpidato di mimbar.
Kyai Hasan memiliki hobi bermain musik, terutama gitar, di sela-sela kesibukannya memimpin dan mengasuh para santrinya di Pondok Modern Gontor.
Selain hobi musik, Kyai Hasan juga sangat getol dengan olahraga sepak bola. Ia penggemar berat klub-klub Eropa, bahkan kadang beliau menyempatkan nonton langsung pertandingan sepak bola liga Eropa.
Di lingkungan pondok, keseriusan Kyai Hasan tidak hanya hobi bermain bola, namun juga mendirikan stadion sepak bola megah tak jauh dari lokasi Pondok Modern Darussalam di Gontor, Ponorogo.
KH Hasan Abdullah Sahal lahir di Gontor, 24 Mei 1947 adalah seorang Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo bersama dua orang lainnya, yakni Dr KH Abdullah Syukri Zarkasyi, MA dan KH Syamsul Hadi Abdan, S.Ag dan bersama KH Shoiman Luqmanul Hakim kemudian Drs KH Imam Badri sebelum Kyai Syamsul menjabat.
Ia adalah putera keenam dari KH Ahmad Sahal. KH Ahmad Sahal adalah salah seorang dari tiga Trimurti Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor (KH Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fananie dan KH Imam Zarkasyi.
Kyai Hasan menyelesaikan pendidikan dasar (SD) di Gontor tahun 1959.
Tiga bulan sebelum menyelesaikan SD, ia telah diterima di KMI Pondok Modern Darussalam Gontor.
Setamat KMI tahun 1965, Hasan Abdullah Sahal melanjutkan studi di Fakultas Ushuluddin Institut Pendidikan Darussalam (IPD (ISID, lalu berubah menjadi Unida) sekaligus mengajar di KMI selama dua setengah tahun.
Pada tahun 1967 ia mendapat kesempatan melanjutkan studi di Fakultas Da'wah dan Ushuluddin Universitas Islam Madinah Al-Munawwarah.
Pada tahun 1992 mengambil spesialisasi Hadits di Universitas Al-Azhar Mesir.
Selain memimpin Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo (1985 – sekarang), Kyai Hasan adalah pendiri Pondok Pesantren Putri al-Mawaddah Coper, Jetis, Ponorogo tahun 1989.
Kemudian, dia juga pendiri dan Pengasuh Pondok Tahfidz Qur'an Al-Muqoddasah Nglumpang, Mlarak, Ponorogo tahun 1992.
Selain itu, Kyai Hasan adalah seorang dosen di Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Ponorogo--kini Universitas Darussalam (Unida) Gontor dari 1977 hingga sekarang.