Kementrian Pertanian

Dukung Program Kementan, Pandeglang Susun Strategi Tingkatkan Ekspor Talas Beneng

Editor: Sudirman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dinas Pertanian saat ini tengah melakukan penataan usaha pertanian Talas Beneng dari hulu sampai hilir untuk meningkatkan ekspor tiga kali lipat.

TRIBUN-TIMUR.COM - Upaya Kementerian Pertanian (Kementan) dalam menggenjot ekspor melalui program Gratieks (Gerakan tiga kali ekspor), memberikan semangat bagi pemerintah daerah untuk menggali dan mengoptimal potensi pertanian yang bernilai ekonomi tinggi atau tembus pasar ekspor.

Misalnya, pemerintah Kabupaten Pandeglang melalui Dinas Pertanian saat ini tengah melakukan penataan usaha pertanian Talas Beneng dari hulu sampai hilir untuk meningkatkan ekspor tiga kali lipat.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, H. Budi S. Januardi menjelaskan, penyusunan strategi pengembangan agribisnis talas beneng untuk kebutuhan peningkatan ekspor untuk mendukung ketercapaian visi dan misi pembangunan Kabupaten Pandeglang, dan Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang serta Program Gratieks.

Selain itu juga merupakan rangkaian dari implementasi kepemimpinan proyek perubahan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) TK II yang tengah diikutinya.

"Talas Beneng (Beuneur jeung Koneng atau dalam bahasa Indonesia Besar dan Kuning,- red) merupakan icon Kabupaten Pandeglang, yang telah disertifikasi oleh Kementerian Pertanian sebagai komoditas unggul lokal Kabupaten Pandeglang dan telah ditetapkan menjadi komoditas ekspor dari Kabupaten Pandeglang untuk 5 tahun ke depan," demikian dikatakan Budi pada saat acara pertemuan dengan stakeholder yang membahas tentang Strategi Pengembangan Agribisnis Talas Beneng sebagai komoditas unggul lokal mendukung peningkatan ekspor di Kabupaten Pandeglang yang diadakan di Saung Saba Juhut, kemarin Jum'at (2/10/2020).

Pada acara tersebut hadir dari berbagai unsur stakeholder yaitu Pemerintah Kabupaten Pandeglang, Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Pusat, swasta dan petani.

Hadir pula Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, perbankan, pihak Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (Ditjen) dan Ditjen Prasarana dan Prasarana Kementan.

Budi membeberkan talas beneng memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang semua bagiannya bernilai ekonomi.

Talas beneng bisa tumbuh di lahan apapun termasuk di bawah tegakan pohon, tidak mengenal musim dan tidak mengenal masa kadaluarsa panen, layak sebagai pangan alternatif pengganti nasi, daunnya dapat diolah seperti tembakau yang zero nikotin.

"Permintaan pasar baik dalam negeri maupun luar negeri sangat tinggi, namun hingga saat ini belum bisa terpenuhi semua karena masih terbatasnya jumlah pasokan bahan baku," jelasnya.

Lebih lanjut Budi menjelaskan tentang beberapa strategi yang akan dilakukan dalam penataan agribisnis talas beneng untuk mengatasi gap antara penawaran dan permintaan.

Yakni melalui penguatan kelembagaan dengan dibentuknya Asosiasi Pelaku Usaha Talas Beneng Kabupaten Pandeglang, penguatan usaha berbasis Korporasi petani dengan akan dibentuknya koperasi.

Kolaborasi dan kemitraan dengan berbagai pihak termasuk MoU dengan buyer dan eksportir, serta pendampingan para pelaku utama dan pelaku usaha oleh para PPL dan Balao Pengkajian Teknologi Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi Banten dalam penerapan teknologi pertanian.

"Dari sisi hulu (on farm) akan diperkuat masalah perbibitan agar bibit talas beneng dapat disertifikat pelabelan bibitnya, kemudian perluasan penanaman sehingga tersebar di 35 kecamatan, pada sisi hilirnya (off farm) melalui diversifikasi produk hasil olahan yang akan dipasarkan melalui market-place," tuturnya.

Dukungan ekspor juga disampaikan Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Cilegon, Arum Kusnila Dewi.

Halaman
12

Berita Terkini