Wawancara E ksklusif

Kereta Api Sulsel Akan Tingkatkan Produksi Pertanian Warga

Penulis: Ari Maryadi
Editor: Hasriyani Latif
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wawancara eksklusif manajer produksi Tribun Timur AS Kambie dengan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Timur Indonesia, Jumardi dalam ngobrol spesial Hari Perhubungan Nasional, 17 September 2020.

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kementerian Perhubungan dan Pemprov Sulawesi Selatan (Sulsel) terus menggenjot pembangunan rel kereta api Trans Sulawesi.

Kehadiran transportasi kereta api itu nantinya akan membangkitkan hasil produksi pertanian penduduk Sulawesi Selatan.

Kementerian Perhubungan awalnya hendak membangun rel kereta api di kawasan Mamminasata.

Namun, karena pertimbangan daerah bawah memiliki potensi besar dalam produksi pertanian, pembangunan kereta api dialihkan ke Makassar-Parepare.

Berikut petikan wawancara eksklusif Manajer produksi Tribun Timur AS Kambie dengan Kepala Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Timur Indonesia, Jumardi dalam ngobrol spesial Hari Perhubungan Nasional, 17 September 2020:

1. Bagaimana awal mula pemerintah pusat memilih jalur Makassar-Parepare untuk pembangunan rel kereta api?

Kita memang memulai studi kereta api perkotaan Mamminasata.

Tapi beberapa pertemuan dengan stekeholder masyarakat lebih menginginkan rel kereta api dari Makassar-Parepare.

Karena dipercaya dengan kereta api akan menghubungkan kota dengan desa.

Dengan demikian hasil-hasil pertanian di desa bisa dipasarkan ke kota. Sehingga nilai jual produknya lebih tinggi.

Artinya menambah kesejahteraan masyarakat. Itu pemikirannya.

Kemudian 2013 Kementerian perhubungan mencanangkan ini melalui MOU dengan Gubernur Sulsel supaya betul-betul dibangun.

Kemudian mulai 2015 Kementerian Perhubungan sudah mengalokasikan anggaran untuk pembangunannya. Itu disepakati dimulai di Barru, Desa Lalabata.

2. Kenapa dimulai dari Kabupaten Barru?

Hampir semua orang bertanya kenapa dimulai dari Barru. Saya memang yang usulkan dimulai di Barru, karena saya percaya kalau mulai sesuatu pekerjaan harus dimulai dari yang mudah. Kalau kita mulai dari sesuatu yang sulit akan sulit

Ini sesuatu yang sederhana. Kalau misalnya dimulai di Makassar, akan sulit memulai pembebasan lahannya, sehingga agak sulit baru mulai kita sudah dapat tantangan besar.

Itu logikanya, dan sudah ada contoh kongkret, dimulai di Kota karena sudah ada bekas-bekas rel kereta api peninggalan zaman Belanda. Tetapi dalam 10 tahun hanya membangun 11 Km.

Alhamdulillah kita di Sulsel baru 5 tahun kita sudah selesaikan 40 km.

Selengkapnya baca Harian Tribun Timur edisi Senin, 21 September 2020.(*)

Laporan Kontributor TribunGowa.com @bungari95

Berita Terkini