Dari sisi epidemologi, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Jabar hanya sekitar 51-53 persen.
Padahal, menurut Emil, idealnya tingkat kesembuhan di Jabar berkisar di angka 70 persen.
"Tingkat kematian kita sangat rendah, hanya di angka 2,4 persen ya. Mudah-mudahan berita baiknya yang meninggal sedikit, tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat. Ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat," tutur Emil.
Selain itu, jumlah pengetesan di Jabar sudah mencapai 314.000 tes PCR.
Untuk skala wilayah, hanya pengetesan di Kota Cimahi yang sudah memenuhi standar WHO, yakni 1 persen dari populasi penduduk.
Sikap Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyiapkan langkah antisipasi jika DKI Jakarta kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) jilid dua.
"Kami siap-siap, apakah ada gelombang pemudik, dishub kami minta siaga. Sudah dapat bocorannya, bahwa tidak ada surat keluar masuk, hanya checking suhu dan tidak semuanya ditutup. Meskipun ini belum putus, tapi setidaknya komunikasi awal dengan Pemda DKI Jakarta sampai sejauh ini berjalan lancar,” kata Ganjar, Minggu (13/9/2020).
Penegakan Hukum Ganjar juga aktif berkomunikasi dengan pemerintah pusat termasuk dengan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Satgas Covid-19 pusat dan lainnya.
"Termasuk nasib warga kami yang tidak bisa pulang, apakah akan dicover Jaring Pengaman Sosial (JPS) atau tidak. DKI mengatakan akan menyiapkan dapur umum di setiap RW, silakan masuk saja dengan KTP. Informasi ini awal yang baik bagi kami," tegasnya.
Disinggung terkait kondisi anggaran Jawa Tengah untuk memberikan bantuan kepada warga yang berdomisili di Jabodetabek apabila dilakukan PSBB, Ganjar mengaku, seluruh anggaran sudah habis.
"Makanya kenapa kami proaktif tanya dulu ini kepada Pemda DKI dan pusat, agar kita siap-siap. Kita siaga. Maka komunikasi awal menjadi penting," tegasnya.
Ganjar menegaskan, Jawa Tengah tidak menyiapkan anggaran untuk rencana PSBB DKI Jakarta jilid dua ini. Maka, pihaknya meminta kepastian dari Pemda DKI dan Pemerintah Pusat terkait hal itu.
"Tujuannya, kalau benar-benar terjadi (PSBB), semuanya sama-sama siap. Nanti saya bisa carikan cara yang lain. Kalau sudah ada kepastian, saya bisa menghitung dan menyiapkannya. Kalau dilakukan secara tiba-tiba, kan kaget semuanya," jelasnya.
Sikap Nurdin Abdullah