TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Demi Pelayanan Saat Pandemi, Puskesmas Kanjilo Gowa Luncurkan Aplikasi Sipakatau dan Gelar Lokakarya.
Untuk kegiatan lokakarya Lintas Sektor dilakukan wilayah kerja Puskesmas Kanjilo secara rutin setiap 3 bulan.
• Ini Resep Bubur Asyura dan Cara Buatnya, Pas untuk Buka Puasa Asyura 10 Muharram
• Pilkada Gowa, Sudah 7 Parpol Dukung Adnan-Kio, Belum Ada Lawan
Hanya saja pada masa pandemi ini mengalami penundaan dan baru terlakana Kamis (27/8/2020).
Sementara itu kepala puskesmas Kanjilo dr Umar mengatakan untuk aplikasi Sipakatau ini bagian dari peningkatan layanan ke masyarakat.
"Inovasi ini merupakan bagian dari pengembangan layanan ke masyarakat," ucap dr Umar dalam pesan ke tribun-timur.com.
"Aplikasi ini bagian dari kebanggaan kabupaten Gowa dalam hal Pemberdayaan Masyarakat menghadapi Pandemi Covid 19 ini," lanjut dokter Umar.
Kegiatan peluncuran ini dipimpin Camat Barombong Asrul, SE bersama unsur Tripika Kecamatan.
Tampak hadir unsur kepala desa/ kelurahan beserta jajaran, kepala UPT semua intansi,
• Profil Danjen Kopassus Brigjen TNI Mohammad Hasan, Mantan Pengawal Jokowi dan Karier Moncer
• Bupati Lantik Gurunya Sebagai Kepala SMP, Tunduk & Cium Tangan di Depan Pejabatnya: Saya Bangga Nak
Lalu Ketua Tim PKK kecamatan/Kelurahan, para tokoh agama, masyarakat, pemuda beserta kader kesehatan sekecamatan Barombong.
"Kami sangat mengapresiasi acara Lokakarya dan juga peluncuran aplikasi untuk warga ini," kata dr Alamsyah, perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa.
"Dengan aplikasi ini, meminimalisir layanan di meja tanpa mengganggu jumlah kunjungan warga."
"Aplikasi ini sangat bagus dan bermanfaat di kampung rewako secara out door dan mengikuti protokoler kesehatan", ujar Alamsyah.
Sosialisasi Lintas Sektor
Dalam acara ini Kepala Puskesmas Kanjilo dr Umar beserta jajaran, melakukan launching sekaligus sosialisasi Perdana Lintas Sektor.
Aplikasi ini merupakan Inovasi Sistem Informasi layanan kesehatan Terpadu berbasis Android dengan Nama Aplikasi SIPAKATAU.
"Aplikasi ini sebagai upaya meningkatkan Mutu layanan Puskesmas disaat Pandemi covid 19," tegas Umar.
Aplikasi bisa diunduh di Play Store, sehingga semakin memudahkan akses Layanan masyarakat.
Aplikasi ini memuat beberapa menu dan konten mengenai Pendaftaran Online,
Pelaporan KLB, Akses Kepuasan, Pencatatan dan Pelaporan Insiden, Forum Kecamatan Sehat.
Aplikasi SIPAKATAU juga memiliki Konten media Edukasi Masyarakat terkait info- info kesehatan terkini.
Aplikasi sistem Informasi Kesehatan Terpadu, yang baru kali pertama di Puskesmas Kanjilo Kabupaten Gowa. (*)
Klaim Grafik Melandai
Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan mengklaim kasus positif di Kabupaten Butta Bersejarah itu sudah mulai melandai.
Pemkab Gowa mengambil rujukan pada distribusi kejadian covid dan angka reproduktif efektif (Rt) yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan per tanggal 26 Agustus yakni 0,79 atau dibawah 1 persen.
Dari data terbaru ini juga diketahui Kota Makassar bersama Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Luwu Timur, Sinjai dan Sidrap termasuk pada zona merah penularan Covid-19 di Sulsel.
Pemkab Gowa menyebutkan, Kabupaten Butta Bersejarah itu bukan hanya satu-satunya daerah yang masuk zona merah di Provinsi Sulsel.
Ketua Pakar Epidemiologi Indonesia (PAEI) Sulawesi Selatan yang juga Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Penanganan Covid-19, Prof Dr Ridwan Amiruddin mengatakan meskipun Kabupaten Gowa masih pada zona merah tapi jika dilakukan perbandingan angka Rt pada 24 kabupaten/kota di Sulsel, Gowa sudah berada dibawa angka garis merah atau penularan terkendali.
Ia menuturkan, indikator untuk menentukan zona merah itu ada tiga yaitu indikator epidemiologi yang dilihat dari Rt, indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan.
"Jadi masing-masing indikator itu ada itemnya dan diberi bobot. Semakin beresiko semakin rendah bobotnya. Termasuk Rt dihitung semua," katanya dalam rilis yang diterima Tribun Timur, Kamis (27/8/2020).
Prof Dr Ridwan Amiruddin, tak menampik penanganan dan Kepedulian Pemerintah Kabupaten Gowa terhadap penularan covid ini sangat baik.
Mulai dari Perda Masker yang sudah disahkan, gerakan sejuta masker bahkan melibatkan seluruh forkopimda, lurah/desa.
"Kepedulian Pak Adnan ini sangat baik sekali terhadap penanganan Covid, namun karena mobilitas penduduk kita, disiplin masyarakat kita ditambah daerah luas dan penyangga Makassar maka masih pada zona merah," jelasnya.
Selain itu, dirinya mengaku Gowa dan Makassar susah dipisahkan karena masyarakat didalamnya tidak menutup kemungkinan orang yang sama tetapi karena program program dan inovasi yang dilakukan, saat ini Makassar dan Gowa progres penularan cenderung menurun.
"Jadi antara Gowa dan Makassar dari awal tinggi kasusnya, orang Gowa kerja di Makassar dan orang di Makassar tinggal di Gowa, jadi lalu lintas penduduk antara Gowa dan Makassar orangnya sama jadi rawan. Tetapi saat ini meskipun kasus masih tinggi tapi progres penularan cenderung menurun," jelasnya.
Berbeda halnya dengan beberapa daerah lain yang masih zona merah seperti Luwu Timur, Takalar, Jeneponto, Sinjai, dan Sidrap.
Kasus tersebut diketahui terjadi karena penularan tingkat komunitas yaitu meskipun tidak ada perpindahan penduduk seperti Gowa dan Makassar, tetapi orang di wilayah itu bisa saling menulari karena virus telah masuk pada tingkat masyarakat.
"Jadi pemicunya sudah pada tingkat komunitas yaitu interaksi ketat antara satu orang otg dengan orang lainnya ditempat terbuka tanpa memakai masker pasti terjadi penularan," katanya.
"Misalnya Kalau ada 10 orang, 3 dari orang itu bisa terkonfirmasi tapi karena tidak ada pemeriksaan lab swab maka itu tidak ketahuan dan itu yang menjadi penyebab," lanjutnya.
Sementara Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan terus berusaha agar penularan covid 19 di Kabupaten Gowa bisa menurun.
Selain gerakan sejuta masker, perda masker dan penerapan protokol kesehatan, dirinya juga menfokuskan APBD Perubahan Tahun 2020 akan berfokus pada penanganan covid seperti di sektor kesehatan, jaring pengaman sosial dan pemulihan ekonomi.
"Khusus pada sektor kesehatan yang terpenting pemenuhan dan penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi seluruh tenaga kesehatan, tracking serta testing yang harus sering dilakukan agar kasus bisa terdeteksi," ungkapnya.
Tracking dilakukan untuk mendeteksi orang-orang yang berpotensi tertular Covid-19.
Salah satu yang bisa dilakukan, kata dia adalah dengan melakukan testing untuk bisa mengetahui orang-orang yang terpapar Covid-19 sehingga bisa langsung dilakukan penanganan.
Tak hanya itu, dirinya juga meminta Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa fokus pada penyembuhan pasien yaitu dengan menganggarkan pembelian vitamin dan obat-obatan pendukung untuk menaikkan daya tahan tubuh agar bisa melawan Covid-19 di dalam tubuh. (*)
Laporan Kontributor TribunGowa.com Ari Maryadi