TRIBUN-TIMUR.COM - Bu Tejo adalah karakter sentral dalam film Tilik.
Dalam film tersebut Bu Tejo sibuk bergosip tentang seorang bernama Dian.
Ia disebut sebagai perempuan muda cantik pacar Fikri, putra Bu Lurah.
Pria-pria di desa mereka, banyak yang kesengsem dengan Dian.
Dengan luwesnya, Bu Tejo membeberkan berbagai hal yang seolah dianggap fakta mengenai Dian.
Dia menyebut calon menantu Bu Lurah itu perempuan tidak beres dan bisa meresahkan warga.
Terutama keutuhan rumah tangga karena dicurigai sering menggoda para lelaki yang sudah berkeluarga.
Bu Tejo bahkan menyebut Dian adalah simpanan om-om atau pelakor.
Benarkah Dian simpanan om-om?
1. Pemeran Dian
Dalam film ini, Dian diperankan oleh Luly Syahkisrani.
Tak banyak yang diketahui tentang Luly.
Berdasarkan penelusuran Tribun Timur, Luly adalah seorang mahasiswi Universitas Negeri Yogyakarta.
Ia juga adalah seorang model.
Soal akting, Luly berpengalaman, karena ia kerap tampil dengan rombongan ketoprak di Jogjakarta.
Ia aktif di Instagram dengan nama lulysyahkiss
2. Produksi Tilik
Film "Tilik" akhirnya diproduksi tahun 2018 dan harus melewati proses yang cukup panjang.
"Proses pra-nya saja untuk akhirnya menjadi naskah utuh membutuhkan waktu.
Karena bekerja sama dengan Disbud DIY, ada supervisi untuk menjaga naskah tidak keluar dari koridor kebudayaan," ungkapnya.
Menurut Elen, proses supervisi naskah ini membutuhkan waktu sekirar 2-4 bulan. Kemudian syuting 4 hari, dan proses editing sekitar 2-3 bulan.
"Jadi, kalau ditotal, ada sekitar 8-9 bulan untuk akhirnya film jadi, dari proses submit naskah dan proposal ke Disbud hingga film akhirnya jadi," jelasnya.
Elen mengatakan, film "Tilik" menjadi ajang belajar bagi pembuat film.
"Di film Tilik ini, dengan alat yang proper saat itu, dengan kru yang profesional.
Semua orang profesional. Semua benar-benar bekerja sesuai tugas masing-masing.
Jadi, kesulitannya lebih ke bagaimana penyesuaian kami menemukan produksi yang tepat," sambungnya.
Selain itu, Elen menyebut syuting yang tidak menetap di satu tempat sempat menimbulkan kesulitan pada koordinasi.
"Pertama kalinya kami melakukan syuting travelling, tidak ada yang menetap.
Tapi, dengan penyesuaian di hari pertama, hari-hari selanjutnya pun berjalan lancar," ujarnya.
"Semua kru juga memberi insight karena beberapa sudah ada yang lebih dulu berkecimpung di dunia film," jelasnya.
Karakter Bu Tejo dan improvisasi pemain
Elen mengungkapkan, karakter Bu Tejo memang sengaja dibuat kuat, serta menjadi salah satu sentra dalam cerita.
"Memang kami merasa Bu Tejo harus menjadi inisiator, menjadi komandan di kelompok ibu-ibu.
Memang dibuat sekuat itu, senyinyir itu," jelasnya.
Menurut dia, karakter "Bu Tejo" ini diciptakan sebagai refleksi dari masyarakat Indonesia saat ini.
Untuk pemilihan pemain atau talent dalam film ini, juga melalui proses casting.
Namun, Elen mengaku bahwa ada beberapa orang yang sudah disasar dengan kualitas dan karakter aktingnya.
Salah satunya adalah pemain "Bu Tejo" ini, yaitu Siti Fauziah.
"Pemeran Bu Tejo ini termasuk orang yang sudah kita gadang-gadang dari awal pembacaan naskah hingga akhirnya turut bermain di Tilik," kata dia.
Adapun dalam proses syuting ini, para pemain diarahkan untuk tidak menghapalkan naskah, tetapi memahami intinya dan diaplikasikan pada diri sendiri
"Kebetulan, kami melihat talent-talent, sudah ada karakternya di diri mereka masing-masing.
Jadi, tidak begitu suli tuntuk men-direct mereka, karena improvisasinya pun tetap on point," jelas Elen.
3. Jalan Cerita, Tentang Dian
Film Tilik mengisahkan obrolan serombongan wanita desa asal Bantul di dalam sebuah truk.
Mereka bermaksud menjenguk kepala desa yang sakit dan opname di sebuah rumah sakit di Jogja.
Sosok Bu Tejo yang fenomenal di Film Tilik hingga jadi trending di Twitter (Istimewa)
Dikutip dari Wikipedia, Bu Tejo sepanjang jalan tidak henti mengumbar gosip tentang Dian.
Dian adalah perempuan muda cantik pacar Fikri, putra Bu Lurah.
Dengan luwesnya, Bu Tejo membeberkan berbagai hal yang seolah dianggap fakta mengenai Dian.
Dia menyebut calon menantu Bu Lurah itu perempuan tidak beres dan bisa meresahkan warga.
Terutama keutuhan rumah tangga karena dicurigai sering menggoda para lelaki yang sudah berkeluarga.
Dasar yang dikemukakan oleh Bu Tejo ialah berita-berita di media sosial yang memuat tentang Dian.
Tidak semua yang disampaikan Bu Tejo itu diterima begitu saja.
Sebab ada yang mengingatkan yakni Yu Ning bahwa tidak elok menelan informasi mentah-mentah tanpa mengetahui keakuratan sumbernya.
Bu Tejo tetap tidak peduli, ia terus melancarkan gosip keburukan Dian.
Apalagi ada salah seorang yang menyokong.
Klimaksnya, terjadi perang mulut antara Bu Tejo dengan Yu Ning yang ternyata memang famili Dian.
Setelah rombongan sampai rumah sakit, kedatangan mereka disambut langsung oleh Dian dan Fikri.
Namun, Dian menyayangkan kedatangan para tetangganya sebab Bu Lurah masih berada di ruang ICU belum boleh dijenguk oleh siapa pun.
Mendengar informasi ini, Bu Tejo langsung mencibir Yu Ning yang menjadi inisiator tilik tapi belum berbekal informasi akurat tentang kondisi Bu Lurah.
Di akhir cerita, rombongan ibu-ibu pulang lantaran tidak jadi menjenguk Bu Lurah.
Digambarkan Dian memasuki mobil sedan yang di dalamnya telah duduk seorang lelaki paruh baya yang dipanggilnya "Mas".
Kepada lelaki itu, Dian mengungkapkan kegalauannya, kekhawatirannya, dan pertanyaannya bila mana ayah Fikri akan menikah dengannya.
Ini berarti, cerita Bu Tejo tentang Dian bukanlah fitnah, melainkan kenyataan.
Jika Dian bersama lelaki tua yang adalah ayah Fikri, ini berarti Dian adalah simpanan suami bu lurah.