"Anggota sementara menuju lokasi untuk mengecek kebenarannya," ujar Wayan.
Tulisan dari pemilik akun twitter Erni Bahri yang menyebut predator sexual itu pun ramai beredar di media sosial.
Penggalan postingan pemilik akun Erni Bahri di twitter.
"Berhari- hari ini, seluruh daya yang saya punya terfokus untuk merangkul dan memberikan dukungan apapun yang saya bisa untuk seorang ibu dan anaknya yang tengah dirundung nestapa tak terperi.
Si anak, gadis kecil berusia 9 tahun dimangsa seorang predator sexual. Anda jangan lemas dulu karena itu hanya opening.
Saat menulis ini, jantung saya masih berdegup kencang setelah berupaya menenangkan seorang nenek yang mengamuk karena 3 orang cucunya akhirnya speak up. Predator yang sama mencabuli para cucu itu.
Beberapa gadis kecil lain, berusia antara 8 sampai 12 tahun mengungkapkan sejumlah cerita serupa. Para orang tua tersentak, lemas, marah dan menangis. We need help.
Awalnya, ibu gadis kecil 9 tahun itu memindai perubahan drastis pada perilaku anaknya. Maka ditanyailah si anak. Dan terungkaplah kejadian mengerikan yang dialaminya.
Tidak hanya sekali.
Ibu yang malang ini melapor ke polisi. Sudah 5 hari dan belum ada kabar apapun dari pihak polisi, kecuali janji akan ditelpon untuk proses penyidikan. Dan telpon itu ternyata tdk kunjung tiba.
Cerita punya cerita, sampailah kami pada dorongan untuk membuktikan dugaan bahwa korban tidak hanya satu anak.
Tindak pelecehan sexual terhadap anak2 itu bukan kejahatan ringan yang bisa diselesaikan dengan permintaan maaf dan surat pernyataan tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Sungguh tidak masuk akal dan tidak bertanggung jawab menempuh cara seperti itu.
Penjahat kelamin itu penjahat paling nista dan menjijikkan yang memang harus dipajarra jarra.
Semakin menjijikkan jika jiwa iblisnya dibalut ekspresi orang suci. Saya rasanya ingin muntah semuntah-muntahnya di wajah mesumnya.
Memang benar bahwa menempuh jalur hukum itu ibarat menempuh jalan terjal dan asing serta penuh liku dan jeratan di sana sini.
Tapi itu bukan alasan penghindaran yang cukup pantas bagi orang2 dewasa yang seharusnya berada dalam posisi bertanggungjawab terhadap keamanan, keselamatan serta kehormatan anak2.
Satu anak mungkin adalah satu puncak saja dari satu gunung api ditengah laut.
Bersambung. I am on fire.
PS ; kasusnya sekarang di polisikan, tapi kami membutuhkan diskusi2 hukum dan psikologi anak. Teman-teman ada yang bisa bantu ?