CITIZEN REPORT

UMI Latih Desain Produk Kerajinan Bambu ke Warga Pulau Lakkang

Editor: Jumadi Mappanganro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Tim PKM UMI Dr Naidah Naing ST MSi memberi pelatihan desan ke perajin bambu di Pulau Lakkang, Makassar, baru-baru ini.

laporan: Dr Naidah Naing ST MSi
Dosen Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UMI
Melaporkan dari Pulau Lakkang, Makassar

Sejumlah dosen Universitas Muslim Indonesia (UMI) melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) memberikan pelatihan tentang cara mendesain produk bambu untuk rumah tangga bagi warga Pulau Lakkang baru-baru ini.

Pulau Lakkang masuk wilayah administrasi Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada kegiatan ini kami bekerjasama dengan komunitas pengrajin bambu Kota Makassar, mahasiswa, pemerintah, dan kelompok pengrajin bambu setempat.

Saya bertugas memberi materi tentang perkembangan disain terbaru, mulai dari cara mencari ide desain, cara dan teknik menggambar produk hingga penggunaan standar ukuran produk bambu yang diinginkan pasar.

Sedangkan Dr Abdul Karim Hadi MSc memberi pelatihan tentang teknik pemilihan dan cara pengawetan bambu agar memiliki daya tahan terhadap rayap, mudah dalam pengerjaan dan waktu pengawetan yang singkat.

Awas, Pakar Kesehatan Unhas Ingatkan Potensi Ledakan Corona di Luwu Raya. Ini 6 Pemicunya

Legislator PDIP Kiki Handoko Keroyok Polisi di THM, Ada Wanita. Ini 5 Fakta-faktanya

Sementara Adhiz Surya Buana yang juga Ketua Kerajinan Bambu Kota Makassar memberi materi pelatihan tentang teknik finishing kerajinan bambu. Pelatihan ini dibantu beberapa mahasiswa yang turut mengarahkan workshop mensketsa desain pada akhir proses pelatihan.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan membantu masyarakat pengrajin bambu dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Terutama dalam menemukan ide-ide desain dan yang bernilai estetika tinggi dan bernilai jual tinggi.

Masyarakat pengrajin sangat merespon baik kegiatan ini. Apalagi ini pengalaman baru mereka diajarkan cara membuat sketsa desain produk menggunakan peralatan gambar secara langsung.

Selama ini mereka membuat produk berdasarkan imaginasi mereka masing-masing tanpa ada pedoman gambar yang dilengkapi ukuran yang baik, warna, dan elemen-elemen estetika seperti proporsi desain, kesatuan desain, skala desain, dll.

Potensi Pulau Lakkang

Pulau Lakkang memiliki lahan tanaman bambu yang cukup luas, kurang lebih 1,5 ha.

Lakkang merupakan delta atau bisa disebut pulau yang dikelilingi oleh sungai. Sebagian masyarakatnya bermata pencaharian petani dan nelayan.

Sebagian juga menggeluti usaha kerajinan bambu dengan memanfaatkan tanaman bambu yang ada di pulau ini.

Doa dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban saat Idul Adha 1441 H Lengkap Waktu Penyembelihan

Tanaman bambu yang ada di Pulau Lakkang berada di tengah-tengah desa dan dikelilingi oleh pemukiman, sawah serta tambak/empang. Tanaman bambu ini telah ada sejak puluhan tahun lalu dan terus dibudidayakan oleh masyarakat setempat.

Pulau Lakkang memiliki kekayaan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang melimpah.

Salah satu kekayaan sumberdaya alam berupa tanaman bambu yang dapat dijadikan bahan baku untuk kerajinan produk rumah tangga seperti aksesoris maupun perabotan seperti kursi, meja, dll.
Namun, pemanfaatan bambu sebagai komoditi sumber daya alam yang cukup potensil belum menjadi perhatian bagi masyarakat, sehingga produk bambu di pulau ini produksinya terbatas.

Bukan hanya itu, selama ini desainnya kurang diminati karena dianggap kuno dan harga jual sangat rendah.

Tim PKM UMI bersama perajin bambu di Pulau Lakkang, Makassar, baru-baru ini. (Dokumen PKM UMI)

Masalah utamanya, kerajinan tersebut belum dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat pengrajin bambu di Pulau Lakkang.

Dari perbincangan dengan para perajin bambu di Pulau Lakkang terungkap terbatasnya produksi dan desain kerajinan bambu yang kurang diminati pasar disebabkan antara lain:

1. Terbatasnya pengetahun desain produk dari para pengrajin bambu, di mana pengrajin hanya mengulang-ulang desain lama dari waktu-ke waktu.

Sehingga tidak ada pengembangan desain.

Dicopot Jadi Ketua Nasdem Bulukumba, TSY: Seharusnya Saya Ditendang Baik-baik

Hal ini berdampak pada bentuk dan ukuran disain yang tidak terstandar dan tidak mengikuti perkembangan, sehingga nilai jual rendah karena peminat yang membeli produk juga rendah.

2. Terbatasnya pengetahuan masyarakat tentang teknik memilih material bambu yang tepat sebagai bahan baku kerajinan yang memiliki kualitas yang tinggi yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produk kerajinan di pulau ini.

Karena dengan pemilihan material bahan baku bambu yang baik dan perlakukan bahan baku yang tepat akan menghasilkan peroduk kerajinan yang berkualitas.

3. Rendahnya kemampuan pengetahuan masyarakat akan cara mengawetkan bambu yang baik, tidak memakan waktu lama dan dapat dikerjakan dengan mudah.

Masyarakat selama ini hanya mengandalkan pengetahuan mengawetkan bambu secara tradisional, sehingga membutuhkan waktu paling sedikit 30 hari untuk bisa memanfaatkan bambu tersebut.

Hal ini tentu akan memperlambat proses produksi.

4. Terbatasnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat pengrajin dalam hal konsep dan teknik finishing bambu agar menarik, memiliki nilai estetika tinggi, sehingga sesuai dengan trend yang berlaku di masyarakat.

Rendahnya kualitas finishing tersebut berakibat pada rendahnya minat masyarakat dalam membeli produk kerajinan bambu yang juga berakibat rendahnya permintaan.

Protokol Kesehatan

Pelatihan ini dihadiri oleh para pengrajin dari dua RW yang ada di Pulau Lakkang.

Kegiatan mendapat dukungan penuh dari Lurah Lakkang, Koordinator Pengrajin Pulau Lakkang Pak Ruslan dan beberapa ketua kelompok pengrajin setempat.

Salah satunya adalah ketua kelompok Pengrajin Bambu Mandiri Pak Hasan Kiong.

7 Rumah Semi Permanen Terbakar di Jl KS Tubun Makassar

Semua peserta antusias mendengarkan, melakukan praktik desain hingga praktik finishing desain produk bambu.

Pengabdian pelatihan bambu ini tidak hanya berhenti samapai dengan praktek desain produk tapi akan dilakukan pemantauan, pendampingan dan evaluasi selama proses pengerjaan desain hingga finishing produk.

Selama peroses pelatihan ini, Tim PKM UMI juga tetap melakukan kegiatan dengan memperhatikan protokol kesehatan.

Diawali dengan membagikan masker untuk digunakan, cuci tangan sebelum melakukan pelatihan dan tetap menjaga jarak kursi selama pelatihan. (*)

Berita Terkini