"Ini kan gayanya gaya booth, gaya robot gitu," sambungnya.
Lalu saat ditelusuri lebih lanjut profil akun-akun itu, namun akun itu telah ditangguhkan.
"Nah ketika biasanya saya menganalisis harusnya punya data, harus aktif akun ini kemudian saya bisa thread sejarahnya dulu itu dia suka apa saja."
• Merasa Kurang Disayang, Ibu Muda Gantung Diri, Tinggalkan Surat untuk Suami, Isinya Bikin Haru
• Suami Bunuh Istri Muda Pakai Kapak, Cemburu Setelah Ditolak Berhubungan Ranjang, Kronologi
"Akun ini nge posting apa saja, dia ikut afiliaasi mana saja sehingga kita bisa tahu, tapi sayangnya pada saat kemarin malam saya menganalisi ketiga akun ini sudah suspended (ditangguhkan)," cerita Fahmi.
Fahmi mengatakan, akun itu bisa ditangguhkan Twitter atas laporan pendukung Emon.
Kemungkinan lain adalah pemilik akun itu telah menutup akunnya sendiri.
"Kayaknya rame-rame dilaporkan oleh netizen, pendukung Emon sehingga disuspend sama Twitter."
"Atau mungkin si pemilik akun robot ini menutup sendiri sehingga kita tidak bisa lacak," jelas dia.
Karena tak ada data lebih lanjut, maka Fahmi mengatakan dirinya tidak bisa menentukan dari kubu mana akun itu.
Apalagi semua orang bisa membuat akun untuk menyerang atau justru 'play victim' (berperan seolah-olah menjadi korban).
"Jadi dalam hal ini kita tidak bisa mengarahkan ini dari kubu yang mana gitu ya kenapa?"
"Karena setiap orang bisa membuat akun, dia bisa membuat arahan ke mana saja gitu, menyerang diri sendiri atau menyerang orang lain," kata dia.
Pakar Komunikasi Nilai Masyarakat Masih Sensitif
Pakar Komunikasi, Hendri merasa apa yang dilakukan Bintang Emon tidak melanggar Undang-undang Teknologi dan Elektronik (ITE).
Pasalnya terkait masalah sosial yang menurut Hendri, sekarang masyarakat lebih sensitif.