BPJS Naik Lagi

Potong Gaji Presiden & 38 Menteri untuk BPJS, ini 6 Usul Ustad Haikal Hassan Agar Negara Tak Kolaps

Editor: Ilham Arsyam
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Haikal Hassan

“Karena kata yang paling top di jaman Jokowi adalah radikalisme,” Haikal Hassan beralasan.

Alasan Selalu Kritik Pemerintahan Jokowi

Dilansir dari Tribun Solo, Haikal Hassan Baras atau biasa disapa Babe, dikenal sebagai salah satu publik figur yang kerap mengkritisi kinerja pemerintah.

Di sejumlah video, dia juga beberapa kali menggaungkan tagar 2019GantiPresiden.

Pria satu ini juga lekat dengan identitas sebagai ustaz.

Pengakuan itu diungkapkan oleh Haikal Hassan saat menjadi bintang tamu di acara E-Talkshow yang tayang di tvOne, Jumat (4/1/2019).

Talkshow yang dikemas secara santai ini dipandu oleh Wahyu Muryadi alias Om Way.

Di acara tersebut, Haikal mengungkapkan alasan mengapa ia kerap dianggap melontarkan kritik pedas kepada pemerintah.

Catatan TribunSolo.com, Haikal Hassan pernah mengkritik pemerintah soal kebijakan dan isu terkini.

Pertama, kasus pembakaran bendera di Garut.

Kedua, acara IMF di Bali yang dianggap Haikal Hassan tak pantas lantaran momennya berdekatan dengan musibah di Sulawesi Tengah.

Namun, Haikal Hassan menegaskan kritikannya itu dilontarkan agar pemerintah semakin baik.

"Buka sinis dengan pemerintah, kalau nggak sekarang, kalau bukan kita yang kritik, siapa lagi coba?" jawab Haikal Hassan.

Ia pun menganalogikan, dengan kritikannya tersebut diharapkan pemerintah bisa melek.

"Supaya pemerintah 'melek' (dengan) apa yang terjadi di lapangan," kata Haikal.

Bukan tanpa alasan Haikal Hassan mengatakan demikian.

Menurut klaimnya, ia sudah berkeliling di sejumlah daerah di Indonesia dan menerima keluhan-keluhan dari warga sekitar.

"Kan ane jalan tiap hari bisa 5 sampai 6 tempat dikunjungi. Dari Aceh sampai Papua pernah dikunjungi."

"Coba tanya petani garam di Madura, ada yang udah enggak bisa sekolahin lagi anaknya. Gara-gara dia udah enggak bisa lagi jualan garam. Gara-gara garam dari luar (impor) masuk ke dalem," ungkap Haikal Hassan.

Selesai menjawab, Haikal kemudian ditanya seputar profesinya.

"Haikal Hassan ini mau jadi apa sih? Jadi ustaz, motivator, apa politisi?" tanya Wahyu, dikutip TribunSolo.com dari TribunWow.com.

Meskipun masih di awal segmen, Haikal merasa jawaban ini cukup berat untuk dijawab.

Tampak ia menghela napas dan minta minum.

Selesai minum, Haikal mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang politikus dan juga tak berniat untuk berkiprah di dunia politik.

"Kalau politisi kan ada karier politiknya, saya nggak ada," jelasnya.

Ia pun menegaskan bukan seorang ustaz, melainkan guru ngaji di kampung.

"Orang bilang panggil saya ustaz, saya berkali-kali bilang, jangan panggil ustaz, saya cuma guru ngaji kampung," tegasnya.

"Tidak berpolitik praktis, tapi kan jadi pengurus Timses Prabowo-Sandi," timpal Wahyu yang seperti belum puas dengan jawaban Haikal.

Haikal pun membalas, jika hal itu tidak bisa menandakan bahwa dirinya adalah seorang politisi.

"Kalau politisi itu kan dia yang berkarier, berjenjang, dan menjabat suatu jabatan di politik. Kalau saya mendukung, itu sih bukan politisi. Itu sikap politik," ujar Haikal.

Dengan gaya humor khas-nya, Haikal lantas bercan soal pilihan politiknya.

"Warga Indonesia yang tidak golput, sikapnya sama dengan saya. Lu kalau nggak dukung nomor 2, pasti lu nggak dukung nomor 1," kata Haikal.

Penonton di studio tertawa mendengar pernyataan Haikal.

"Om boleh dukung nomor 2, dan Om juga nggak apa-apa kalau nggak dukung nomor 1 kan?" Haikal Hassan menjelaskannya kepada Wahyu alias Om Way.

"Ini logikanya kuat banget ini," kata Om Way kemudian.(*)

Berita Terkini