TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sejak pandemi Virus Corona mewabah di Makassar, warga merasakan dampaknya secara ekonomi, termasuk marbot masjid.
Marbot adalah istilah yang diberikan kepada seorang yang bertanggungjawab mengurus keperluan langgar/surau atau masjid.
• Hari Ini 15 Mei 2020, THR PNS, TNI dan Polri Dibayarkan, Pensiunan 17 Mei, Ini Rincian & Kriteria
• PRANK Mengaku Positif Corona ke Tenaga Medis di Watampone, Bone, 3 Gadis Ditetapkan Tersangka Polisi
Nah, selama Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar / PSBB di Kota Makassar, masjid-masjid ditutup untuk umat dan salat berjamaah ditiadakan.
Hal ini antara lain berdampak langsung terhadap penghidupan para marbot atau pengurus masjid.
Salah satunya dialami oleh Adrian (19), marbot Masjid Jami Nurul Mukminin, Jl Urip Sumoharjo Makassar.
Adrian ini telah membaktikan dirinya untuk menjadi pengurus Masjid Jami Nurul Mukminin.
Dalam sebuah wawancara dengan tribun-timur.com, Kamis (14/5/2020), Adrian memceritakan perjalanannya hingga menjadi marbot.
Termasuk pula kisahnya selama pandemi virus corona sejak awal Maret 2020 lalu.
Usianya yang tergolong masih muda tidak membuat dirinya merasa malu untuk menjadi pengurus masjid.
• Soal dan Jawaban Berapa Volume Susu dalam Kaleng? Materi SD Kelas 4-6 Jumat 15 Mei 2020 Live TVRI
• Balas Dendam ke Tahanan, 5 Warga Maros Terobos Mapolsek Camba & Aniaya Tahanan, Begini Kronologisnya
Saat ini Adrian kuliah di Universitas Muslim Indonesia Fakultas Pendidikan Agama Islam angkatan 2019.
Ia telah melakoni pekerjaannya sebagai marbot masjid hampir 5 tahun, sejak menduduki Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Marbot Terdahulu Sudah Meninggal
Adrian menceritakan awal mula ia menjadi marbot masjid Jami Nurul Mukminin.
Semua berawal saat dirinya melakukan salat jamaah di Masjid Jami Nurul Mukmininan sekitar 5 tahun lalu.
Waktu itu, usia Adrian juga masih 14 tahunan dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama atau SMP.