Perbedaan Hilal dan Hisab

Live Streaming Sidang Isbat 1 Ramadhan 2020 & Perbedaan Hilal NU-Kemenag & Metode Hisab Muhammadiyah

Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-TIMUR.COM - Apa perbedaan Hilal dan Hisab, dua metote menetapkan awal bulan Qomariyah, apa yang dimaksud Hisab Hakiki Wujudul Hilal dan Rukyatul Hilal.

Pertanyaan ini populer seiring rencana Sidang Isbat Rukyatul Hilal penetapan 1 Ramadhan oleh pemerintah Hari Ini. 

Ormas Muhammadiyah melalui metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal melalui alat sudah menetapkan 1 Ramadhan bertepatan Jumat 24 April 2020.

Sementara dengan metode Hisab Rukyatul Hilal, dilakukan dengan melakukan pemantauan langsung posisi bulan.

Tradisi Nahdlatul Ulama sangat kental denga metode Hilal ini dan dipakai Kemenag RI sampai sekarang. 

Kementerian Agama akan menggelar sidang isbat penetapan awal Ramadan 1441H/2020, Kamis (23/4/2020) sore.

Ini pertama kalinya sidang isbat dilakukan secara daring (online).

“Ini untuk menjaga physical distance pada masa darurat Covid-19 yang tengah kita hadapi bersama,” jelas Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin, lewat keterangan tertulis.

Kamaruddin menjelaskan, penyelenggaraan sidang berlangsung di Gedung Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin No. 6 Jakarta, mulai pukul 17.00 hingga 19.20 WIB.

Ia menjelaskan, ada tiga tahapan pelaksanaan sidang isbat.

Pertama, diawali dengan paparan posisi hilal oleh Tim Falakiyah Kementerian Agama pada pukul 17.00-18.00 WIB, yang akan disiarkan secara langsung.

Dilanjutkan dengan Sidang Isbat yang dipimpin oleh Menteri Agama dan dihadiri unsur MUI, DPR, serta Pejabat Kementerian Agama.

Adapun perwakilan Ormas Islam dapat mengikuti melalui webinar yang telah disiapkan pada pukul 18.20 WIB.

“Seperti biasa, prosesi sidang ini akan berlangsung secara tertutup,” kata Kamaruddin.

Hasil sidang isbat akan diumumkan melalui Telekonferensi Pers Sidang Isbat Awal Ramadan 1441H/2020M pada pukul 19.05 WIB, dan disiarkan langsung.

Siaran langsung alias live streaming sidang isbat dapat diakses pada link berikut ini:

1. TVRI (TV pool)

2. Youtube Kemenag RI: https://www.youtube.com/channel/UCg8r6lAzXP9OCyR0G1uBewg

3. Fanpage Kemenag RI: https://www.facebook.com/KementerianAgamaRI

4. Instagram Kemenag RI: https://www.instagram.com/kemenag_ri/

5. Live Streaming : https://live.kemenag.go.id/

Sebelumnya Wartakotalive memberitakanKementerian Agama akan menggelar sidang isbat (penetapan) awal Ramadan 1441H/2020M, Kamis (23/4/2020) pekan depan.

Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin menjelaskan, sehubungan kondisi pandemi Covid-19, sidang isbat akan digelar dengan skema berbeda.

Pihaknya akan memanfaatkan sarana teleconference dalam sidang isbat tahun ini.

"Seiring kebijakan physical distancing dan sesuai protokol kesehatan, kita menghindari ada kerumunan."

"Sidang isbat akan memanfaatkan teknologi teleconference sehingga peserta dan media tidak perlu hadir di Kementerian Agama," jelas Kamaruddin di Jakarta, Selasa (14/4/2020), dikutip dari kemenag.go.id.

"Masyarakat dapat menyaksikan proses isbat nanti melalui live streaming laman resmi dan media sosial Kementerian Agama," lanjutnya.

Menurut Kamaruddin, sebagaimana biasa, sidang isbat akan dibagi dalam tiga sesi.

Sesi pertama, paparan posisi hilal awal Ramadan 1441H oleh anggota Tim Falakiyah Kementerian Agama Cecep Nurwendaya.

Paparan ini akan disiarkan secara live streaming melalui website dan medsos Kemenag.

"Akan dibuka dialog. Masyarakat dan media bisa mengikuti melalui room meeting online yang nanti akan dibagikan."

"Tentu kuotanya juga terbatas," tutur Kamaruddin.

Setelah Magrib, lanjut Kamaruddin, sidang isbat digelar secara tertutup.

Sidang ini hanya dihadiri secara fisik oleh perwakilan MUI, DPR, serta Menag Fachrul Razi, Wamenag Zainut Tauhid Saadi, dan Dirjen Bimas Islam.

Sidang diawali dengan pembacaan laporan olah Direktur Urusan Agama Islam tentang hasil rukyatul hilal dari seluruh Indonesia.

Para tokoh ormas yang diundang, bisa mengikuti dan berdialog dalam proses sidang ini melalui meeting room online yang akan akan dibagikan tautan, ID, dan password-nya.

"Setelah mendengar laporan dan masukan dari ormas, Menag akan menetapkan awal Ramadan 1441H," jelas Kamaruddin.

Hasil sidang isbat, lanjut Kamaruddin, akan diumumkan secara terbuka oleh Menag melalui telekonferensi pers.

Sehingga, media tidak perlu hadir di kantor Kementerian Agama.

"Publik bisa mengikutinya melalui live streaming web dan medsos Kemenag," bebernya.

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1441 H Jatuh pada 24 April 2020

Sebelumnya, Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1441 H jatuh pada 24 April 2020, dan 1 Syawal 1441 H jatuh pada 24 Mei 2020.

Hal itu berdasarkan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2020 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1441 Hijriah, berikut ini isi lengkapnya:

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Assalamu’alaikum wr. wb.

Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan ini mengumumkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1441 Hijriah berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah sebagai berikut:

RAMADAN 1441 H

Ijtimak jelang Ramadan 1441 H terjadi pada hari Kamis Wage, 23 April 2020 M pukul 09:29:01 WIB.

Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +03°53¢09² (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk.

1 Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jum’at Kliwon, 24 April 2020 M.

SYAWAL 1441 H

Ijtimak jelang Syawal 1441 H terjadi pada hari Sabtu Wage, 23 Mei 2020 M pukul 00:41:57 WIB.

Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +06°43¢31² (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk.

1 Syawal 1441 H jatuh pada hari Ahad Kliwon, 24 Mei 2020 M.

ZULHIJAH 1441 H

Ijtimak jelang Zulhijah 1441 H terjadi pada hari Selasa Pon, 21 Juli 2020 M pukul 00:35:48 WIB.

Tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢ (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +07°54¢32² (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk.

1 Zulhijah 1441 H jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Juli 2020 M.

Berdasarkan hasil hisab tersebut maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan:

1 Ramadan 1441 H jatuh pada hari Jum’at Kliwon 24 April 2020 M.

1 Syawal 1441 H jatuh pada hari Ahad Kliwon, 24 Mei 2020 M.

1 Zulhijah 1441 H jatuh pada hari Rabu Wage, 22 Juli 2020 M.

Hari Arafah (9 Zulhijah 1441 H)hari Kamis Pahing, 30 Juli 2020 M.

Idul Adha (10 Zulhijah 1441 H) hari Jum’at Pon, 31 Juli 2020 M. 

Apa Itu Hisab?

'Hisab secara harfiah 'perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi Matahari dan bulan terhadap bumi.

Posisi Matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah.

Hal ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Allah memang sengaja menjadikan Matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.

Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya Matahari dan bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah Al Biruni (973-1048 M), Ibnu Tariq, Al Khawarizmi, Al Batani, dan Habash.

Dewasa ini, metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi.

Berbagai perangkat lunak (software) yang praktis juga telah ada. Hisab sering kali digunakan sebelum rukyat dilakukan.

Salah satu hasil hisab adalah penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat Matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris.

Konjungsi geosentris terjadi pada saat matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi. Ijtimak terjadi 29,531 hari sekali, atau disebut pula satu periode sinodik.

Apa Itu Rukyat Hilal

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.

Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya Matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari).

Apabila hilal terlihat, maka pada petang (Maghrib) waktu setempat telah memasuki tanggal 1.

Namun, tidak selamanya hilal dapat terlihat. Jika selang waktu antara ijtimak dengan terbenamnya Matahari terlalu pendek, maka secara ilmiah/teori hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya Bulan masih terlalu suram dibandingkan dengan "cahaya langit" sekitarnya. Kriteria Danjon (1932, 1936) menyebutkan bahwa hilal dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut (arc of light) antara Bulan-Matahari sebesar 7 derajat. 

Dewasa ini rukyat juga dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih seperti teleskop yang dilengkapi CCD Imaging. namun tentunya perlu dilihat lagi bagaimana penerapan kedua ilmu tersebut.(WartaKota/Tribun-timur.com)


 

Berita Terkini