Update Corona Makassar

Update Sebaran Positif Covid-19 per Kecamatan di Makassar Rabu 15 April Hari Ini, Semakin Bahaya!

Penulis: Saldy Irawan
Editor: Mansur AM
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Pasien Covid-19 - Berikut info Update Corona Makassar per kecamatan

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Berikut data terbaru Dinas Kesehatan Makassar tentang Perkembangan Terbaru Corona Makassar Rabu 15 April 2020 Hari Ini per kecamatan di Kota Makassar.

Kecamatan Rappocini masih di posisi teratas dengan jumlah pasien Positif Covid-19 sebanyak 23 pasien.

Update per kecamatan Covid-19 Virus Corona Makassar Selasa 15 April 2020 Hari Ini (Dinas Kesehatan Makassar)

Disusul Kecamatan Tamalate, Panakkukang dan Manggala.

Total pasien positif sebanyak 153 orang bertambah tiga dari sehari sebelumnya Selasa (14/4/2020).

Ada 224 pasien dalam pengawasan (PDP) yang tersebar di seluruh kecamatan.

Update Sebaran Covid-19 Virus Corona Makassar Selasa 15 April 2020 Hari Ini (Dinas Kesehatan Makassar)

Sementara orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 535 orang.

Jika PDP dan ODP tidak ditangani dengan baik, peluang naik status menjadi terpapar positif akan lebih besar lagi.

Masih 0 Kasus, 3 Kecamatan Dipantau Ketat

Sedikitnya tiga kecamatan di Kota Makassar nihil kasus positif Covid-19.

Ketiga kecamatan tersebut adalah Sangkarrang, dengan rincirna 0 ODP, 0 PDP, 0 Positif.

Kemudian Bontoala, 4 ODP, 4 PDP, 0 Positif.

Adapun Kecamatan Ujung Tanah, 13 ODP, 2 PDP, 0 Positif.

• Stafsus Jokowi Andi Taufan Garuda Putra Terancam 20 Tahun Bui, Bos Amartha Ditegur Eks Pimpinan KPK

• Sebelum Positif Corona, Warga Bantimurung Meninggal Positif Covid-19 Pernah Berangkat Umroh

• Cegah Penyebaran Covid-19, Ini Upaya Dilakukan Pemdes Sawakung Takalar

Menurut Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Makassar Ismail Hajiali, 13 kecamatan telah menjadi fokus untuk pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Kecil (PSBK) sembari menunggu pengajuan PSBB.

"Tapi dari beberapa masukan, kalau pandemi semakin luas tentu penerapannya juga diperluas," kata Ismail, Selasa (14/4/2020).

Dia menambahkan, Pemerintah Kota Makassar juga tetap menerapkan pengawasan di daerah nihil positif Covid-19.

Hal itu guna mencegah penyebaran Covid-19 menjangkau daerah tersebut.

• Regenerasi Petani, Kementan Kukuhkan Petani Milenial dan Duta Petani Andalan

• Surati Camat Bantu Perusahaan Pribadi, Stafsus Milenial Jokowi, Andi Taufan Garuda Putra Minta Maaf

• Mami Lisa Janda Sidoarjo Kendalikan 600 PSK, Mahasiswi hingga SPG Ditawarkan via WhatsApp (WA)

Saat ini jumlah ODP di Kota Makassar mencapai 535 orang dengan rincian 321 orang dalam proses pemantauan, dan 214 orang selesai pemantauan.

Sementara Jumlah PDP sebanyak 224 orang, dengan rincian 169 masih dirawat, 36 pulang dan sehat, 19 meninggal.

Untuk positif Covid-19 sebanyak 153 orang, dengan rincian 125 dirawat, 14 sembuh, 14 meninggal.

Biaya Tes Swab Covid-19 di Kota Makassar

 Perbedaan rapid test, PCR swab, TCB Covid-19 atau Virus Corona, biaya tes di Makassar hingga ada yang gratisan secara drive-thru di Jakarta.

Masih bingung atau belum ngerti cara membedakan jenis tes untuk Virus Corona atau Covid-19?

Ada 3 jenis pemeriksaan untuk mengetahui apakah seseorang terjangkit Virus Corona atau tidak, yaitu rapid test (test cepat), polymerase chain reaction atau PCR, dan tes cepat molekuler atau TCM.

Banyak yang mengira jika hasil ketiga metode tes ini sama saja walaupun lama waktu digunakan berbeda dan biayanya berbeda.

Akhirnya banyak pun yang ingin hanya mengikuti rapid test saja karena lebih praktis.

Padahal tidak.

Apa beda ketiganya?

1. Rapid test

Beberapa waktu lalu, ratusan ribu alat rapid test mulai didatangkan dan didistribusikan ke wilayah-wilayah Indonesia dari luar negeri.

Adapun tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah dari seseorang yang diuji.

Pengambilan ini dilakukan dari darah kapiler atau bisa juga dari ujung jari kemudian sampel darah itu yang diperiksa. 

Rapid test sendiri hanya memerlukan waktu sekitar 10-15 menit hingga hasil keluar. 

Alat rapid test menguji antibodi SARS-CoV-2, Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM), yang terdapat dalam sampel darah.

Petugas medis mengambil sampel darah jurnalis saat Rapid Test Covid-19 secara drive-thru di halaman Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta Pusat, Rabu (8/4/2020). Sedikitnya 750 jurnalis mengikuti rapid test tersebut guna memastikan kesehatannya dan mengantisipasi penyebaran Virus Corona (Covid-19). (TRIBUNNEWS.COM/IRWAN RISMAWAN)

Saat sampel darah masuk antibodi IgG dan/atau IgM yang terdapat dalam darah akan bereaksi dan memunculkan warna pada alat rapid test.

Metode ini disebut sebagai Lateral Flow Assay.

Namun, hasil rapid test dapat menunjukkan hasil negatif palsu apabila orang yang dites berada dalam window period infeksi.

Sebab, saat belum menunjukkan gejala atau berada dalam periode inkubasi, IgG atau IgM belum dideteksi oleh rapid test.

Oleh karena itu, Orang dalam Pemantauan ( OdP ) yang pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi harus menunggu 2 minggu hingga munculnya gejala sebelum melakukan rapid test.

Saat IgM positif dan IgG negatif, menunjukan pasien memasuki fase awal infeksi.

Sedangkan saat IgM dan IgG menunjukkan hasil positif, artinya pasien berada dalam fase infeksi aktif.

Terakhir, apabila hasil IgM negatif dan IgG positif menunjukkan fase akhir infeksi atau ada kemungkinan bahwa pasien tersebut sudah pernah terinfeksi SARS-CoV-2 dan sembuh.

2. PCR

Selain rapid test, Kementerian Kesehatan juga menyebut metode lain dalam screening pasien terduga positif Covid-19, yaitu melalui metode PCR.

Tes PCR ini diharapkan menjadi solusi akurat untuk menguji infeksi Virus Corona pada seseorang.

Sebab, menurut Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio, sebagaimana dikutip dari Kompas.com, rapid test hanya menguji antibodi pasien.

Tingkat sensitivitas rapid test dalam menguji virus hanya sekitar 70 persen meskipun sebagian juga menyebut sensitivitasnya dapat mencapai 90 persen.

Hingga kini, metode PCR disebut sebagai metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-CoV-2 ini.

Adapun tes PCR dilakukan dengan tes swab atau mengambil sampel dari hidung atau tenggorokan pasien dan mengirimnya ke laboratorium.

Petugas medis memeriksa pasien dengan swab test untuk mengetahui apakah orang tersebut terinfeksi Virus Corona atau tidak, di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Minggu (8/4/2020). (ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA VIA KOMPAS.COM)

Kemudian, akan diperiksa menggunakan metode polymerase chain reaction atau PCR.

Hasil tes PCR memerlukan waktu lebih lama dari rapid test.

Umumnya, metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil.

Namun, hasil dapat keluar lebih lama apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel sudah penuh.

3. TCM

Beberapa waktu lalu, juru bicara pemerintah untuk penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto memastikan bahwa pemerintah akan memperbanyak fasilitas pengujian untuk pemeriksaan pasien terduga Covid-19.

Adapun langkah yang akan dilakukan adalah dengan aktivasi mesin TB-TCM yang dikonversikan agar dapat digunakan sebagai alat pemeriksaan Covid-19.

Sebelumnya, tes ini digunakan pada penyakit tuberkulosis (TB), yiatu berdasarkan pemeriksaan molekuler.

Metode dari tes ini adalah melalui dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.

Hasil dari TCM terbilang cepat, yaitu dalam waktu kurang lebih 2 jam.

Achmad Yurianto menyebut, Indonesia saat ini memiliki 956 mesin TB-TCM tetapi hanya 305 yang kompatibel untuk memeriksa Covid-19.

Mesin tes TCM. (DITJEN YANKES KEMENKES)

Namun demikian, mesin-mesin tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi Covid-19 apabila telah dikonversi.

Cartridge menjadi elemen penting untuk melakukan konversi ini.

Untuk itu, kata Achmad Yurianto, Indonesia berencana memesan 160 ribu cartridge dari Swedia.

Berapa Tarif atau Biaya Tes?

Dua jenis pemeriksaan, yaitu rapid test dan PCR kini sudah banyak tersedia di rumah sakit dan klinik di Indonesia.

Sejumlah rumah sakit swasta dan pemerintah serta klinik membuat paket pemeriksaan untuk membantu masyarakat agar lebih dini mengetahui dirinya apakah positif terpapar Virus Corona atau tidak.

• Test Covid-19 Swab PCR Kini Bisa Dilakukan di Siloam Hospitals Makassar

Banyak dari kita mungkin saban hari begitu was-was sebab angka kasus positif di Indonesia terus menunjukkan kenaikan dan belum ada penurunan.

Tak hanya itu, angka kematian masih lebih banyak dibanding yang sembuh.

Jika ingin mengikuti rapid test dan PCR secara mandiri, berapa sih biaya harus dikeluarkan?

Rumah Sakit Unhas atau Universitas Hasanuddin, salah satu rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Sulsel membuat paket tes.

Biayanya bervariasi, tergantung paket yang dipilih.

Ada 4 jenis paket tes di rumah sakit di kawasan kampus Unhas, di Tamalanrea, Makassar itu.

1. Paket Silver yang terdiri pendaftaran, konsultasi dokter umum, rontgen thorax, pemeriksaan darah lengkap, rapid test 1 kali Rp 775.000.

2. Paket Gold yang terdiri pendaftaran, konsultasi dokter spesialis paru, CT thorax, pemeriksaan darah lengkap, rapid test 2 kali Rp 1.895.000.

3. Paket Platinum yang terdiri pendaftaran, konsultasi dokter spesialis paru, CT thorax, pemeriksaan darah lengkap, rapid test 2 kali, PCR Rp 4.395.000.

4. Paket Spesial yang terdiri pendaftaran, konsultasi dokter spesialis paru, PCR Rp 2.775.000.

Bagi yang ingin melakukan tes pada periode 13 hingga 19 April 2020, akan mendapatkan diskon 20 persen.

Laboratorium Klinik Kimia Farma yang ada di berbagai kota di Indonesia juga menyediakan layanan rapid test.

Biayanya sesuai dengan paket yang dipilih.

Ada 3 jenis paket.

Paket A yang terdiri rapid test dan konsultasi dokter Rp 770.000.

Paket B yang terdiri rapid test, konsultasi dokter, dan hematologi lengkap Rp 875.000.

Paket C yang terdiri rapid test, konsultasi dokter, hematologi lengkap, dan foto thorax Rp 1.060.000.

Sebuah rumah sakit swasta di kawasan sekitar Pantai Losari, Makassar, juga menyediakan layanan rapid test dengan biaya mulai Rp 489.000.

Layanan itu tersedia mulai, Rabu (15/4/2020) hari ini.

Di Jakarta, ada kabar baik sebab ada layanan rapid test gratis dan bisa dilakukan secara drive-thru.

Layanan ini diselenggarakan Halodoc, platform kesehatan digital yang bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, RS Mitra Keluarga, dan PPK Kemayoran.

Layanan rapid test gratis secara drive-thru ini tersedia mulai 10 hingga 17 April 2020.

Layanan rapid test Covid-19 gratis secara drive-thru oleh Halodoc. (HALODOC.COM)

Bagaimana cara mendapatkan layanan itu?

Berikut dikutip dari laman halodoc.com.

1. Pertama-tama, buka aplikasi Halodoc dan lakukan konsultasi dengan dokter umum yang ada dalam kategori Covid-19.

2. Diskusikan dengan dokter mengenai gejala yang kamu alami.

Apabila gejala-gejala yang Anda alami menurut dokter cukup mencurigakan, atau kamu memiliki risiko sedang hingga tinggi, maka dokter akan memberikan kamu rujukan untuk melakukan rapid test Covid-19 ini.

3. Setelah sesi dengan dokter berakhir, maka kamu bisa segera klik BOOK APPOINTMENT pada rangkuman chat dokter yang sudah Anda lakukan.

4. Setelah itu, Anda bisa memilih tempat dan waktu untuk melakukan rapid test ini.

5. Amda akan diminta untuk mengunggah foto/scan informasi diri (KTP untuk orang dewasa, dan Kartu Keluarga untuk anak di bawah umur) dan melakukan pemesanan.

5. Jika sudah mengunggahnya, Amda akan melanjutkan ke tahap pembayaran.

6. Sebagai bentuk kontribusi Halodoc pada negara, bagi kamu yang mendapatkan jadwal tes pada periode 10 -17 April 2020, Anda tidak dikenakan biaya untuk penyediaan alat rapid test dan jasa tenaga medis.

7. Setelah berhasil, maka Anda akan menerima kembali SMS konfirmasi tentang jadwal tes dan detail pemesanan kamu.

SMS tersebut harus ditunjukkan kepada petugas medis saat melakukan pemeriksaan kelak.(TRIBUN-TIMUR.COM/KOMPAS.COM/HALODOC)

Berita Terkini