Opini Aswar Hasan

9 Syarat Kepemimpinan Hadapi Covid-19

Editor: Jumadi Mappanganro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Komisi Informasi Publik (KIP) Sulawesi Selatan (Sulsel) Aswar Hasan

Oleh: Aswar Hasan
(Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Unhas Makassar)

JOHN A Quelch, Professor Harvard Busines School, menasihatkan, ada 7 syarat yang dibutuhkan seorang pemimpin dalam melawan covid-19.

Ketujuh syarat itu, beliau singkat menjadi 7C yaitu: 1. Calm, 2. Confidence, 3.Communication, 4. Collaboration, 5. Community, 6.Comppassion, 7.Cash.

Namun, dalam kesempatan ini, penulis tambahkan 2 point’ untuk kondisi Indonesia agar lebih susuai kebutuhan.

Pertama, para pemimpin harus bisa menenangkan rakyatnya untuk tidak panik atau cemas yang berlebihan.

Dalam menenangkan rakyatnya, sebaiknya terkendali dan masuk akal.

Viral, Skill Mengolah Bola Bocah Ini Bikin Lionel Messi dan Barcelona Terkesima

Misalnya dengan tidak sampai bercanda bahwa Corona tidak bakal masuk ke Indonesia karena belum dapat izin dari pemerintah atau sebentar lagi Corona akan hilang ketika musim panas tiba.

Pernyataan menghibur yang bernada meremehkan tersebut, justeru menimbulkan antipatik yang kurang baik di tengah masyarakat.

Kedua, kepercayaan diri. Seorang pemimpin di tengah krisis harus bisa menunjukkan kepercayaan dirinya bahwa ia bisa membawa rakyatnya untuk keluar dari kemelut yang sedang melanda negaranya.

Dengan kepercayaan diri tanpa manipulasi pencitraan, rakyat akan ikut serta.

Ketiga, seorang pemimpin di tengah krisis wabah Corona, harus bisa membangun komunikasi yang efektif dan harmoni ke seluruh lini kehidupan berbangsa.

Jangan sampai terjadi disinformasi di jajaran pemerintahannya.

Pemerintah Tertutup, Parlemen Tidak Peka

Misalnya, instruksinya sebagai pemimpin tertinggi di levelnya justru dimentahkan dilevel implementasinya.

Seorang pemimpin harus bisa memastikan bahwa instruksinya tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan benar sampai kepada rakyat yang membutuhkannya.

Keempat, seorang pemimpin harus bisa berkolaborasi dengan seluruh elemen. Secara formal, non formal hingga informal.

Ormas, NGO, dan elemen masyarakat lainnya harus bisa diajak kerja sama bahu membahu secara sinergis dan konstruktif.

Kelima, memberdayakan komunitas strategis secara lebih fungsional untuk tujuan program mengatasi covid-19 dengan dukungan fasilitas berupa program kerjasama.

Tidak membiarkan komunitas-komunitas tersebut bekerja sendiri- sendiri. Selama ini banyak komunitas peduli covid-19 sudah bergerak bekerja.

Tapi belum tampak bekerja sama. Baru sama-sama bekerja.

Keenam, seorang pemimpin harus bisa menunjukkan sekaligus mewujudkan bentuk kasih sayangnya kepada rakyatnya, baik secara pribadi, terlebih secara resmi dalam mengatasi efek kesulitan hidup akibat covid-19.

Rasa kasih sayang itu, harus diwujudkan dengan tulus tanpa pencitraan untuk kepentingan politik kekuasaan.

Ketujuh, seorang pemimpin, harus bisa memastikan bahwa ada dana yang cukup untuk menyanggah kehidupan rakyatnya yang terkena dampak ekonomi akibat covid-19.

Dana tersebut, harus real terlaksana secara transparan dan akuntabel serta tepat sasaran di masyarakat.

Kedelapan, seorang pemimpin harus bisa dikritik dan menerima kritik tersebut sebagai masukan untuk perbaikan yang lebih baik.

Bukannya memerintahkan penangkapan atau penghukuman bagi para pengkritiknya dengan berbagai alasan pembenaran.

Seorang penguasa tidaklah selamanya benar, karena itu perlu dan penting untuk dikritik.

Kritik bagi pemimpin yang bijak laksana vitamin dalam menjalankan tugas.

Kesembilan, selalu memohon doa dan perlindungan dari Tuhan. Sebagai bangsa religius, pemimpinnya harus mengedepankan dimensi religiusitas dalam mengelola bangsanya.

Kekuatan sains dan alam semesta tidak cukup untuk menyelesaikan problem manusia. Kita butuh Tuhan untuk membantu mengatasinya.

Jangan sampai seorang pemimpin meninggalkan Tuhan, sehingga Tuhan pun berpangku tangan membiarkan bangsa ini sengsara tiada akhir.

Seorang pemimpin bertanggung jawab secara lahir batin dan spritual religius terhadap rakyatnya. (*)

Berita Terkini