TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan (DPRD Sulsel) memanggil Kepala Dinas Perdagangan (Kadisdag) Sulsel, Hadi Basalamah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait kelangkaan gula di Kantor DPRD Sulsel, Jl Urip Sumoharjo Makassar, Kamis (12/3/2020).
Dalam pemaparannya, Hadi menjelaskan stok gula pasir di Makassar menipis membuat harganya naik.
"Stok hari ini (Kamis) kurang lebih 3 ribu ton, ketahanannya tak sampai 10 hari," ujar Hadi.
Tak ayal, harga gula pasir yang selama ini mengikuti Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500 bisa mencapai Rp 18 ribu per kilogram (kg) bahkan lebih.
"Ini terjadi secara nasional, jadi bukan hanya Sulsel. Penyebab utama adalah memang terjadi pergeseran musim, yang seharusnya kita di Maret-Apri sedikit mengalami pergeseran musim," katanya.
Selain karena pergeseran musim, kelangkaan gula pasir di Sulsel juga karena masih menunggu impor. Bulog dan importir lain masih menunggu rekomendasi impor gula.
Wakil Ketua DPRD Sulsel, Andi Rachmatika Dewi mengatakan, menyikapi kelangkaan gula pasir ini, Pemprov Sulsel bersama pihak terkait lainnya diharapkan tidak menjual stok gula keluar Sulsel.
Pihak PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan distributor lainnya dilarang menjual gula keluar Sulsel.
"Ini untuk menjaga ketahanan harga kita di Sulawesi Selatan dan disepakati untuk tidak dikeluarkan dulu, jadi untuk memenuhi kebutuhan kita," jelasnya.
Selain itu, Cicu sapaannya berharap Satgas Pangan Polda Sulsel dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Perwakilan Makassar melakukan pengawasan intensif di gudang Bulog dan distributor, serta melakukan operasi pasar.
"Tidak kalah penting mensosialisasikan lewat pemerintah, organisasi sosial masyarakat terkait mengurangi konsumsi gula pasir, bagus untuk kesehatan," ujarnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:
(*)