5 Fakta, Kronologis Gadis SMP Ditemukan Tewas Dalam Got, Dibunuh Ayah Kandung, Gara-gara Minta Uang

Editor: Ina Maharani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak Gadis Dicekik Ayahnya Gara-gara Merengek Minta Uang Rp 400 Ribu, Buang Jasad di Gorong-gorong

TRIBUN-TIMUR.COM - Mayat seorang gadis berseragam Pramuka ditemukan di goromg-gorong atau got depan sekolahnya di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Senin (27/1/2020).

Mayat tersebut ternyata adalah seorang pelajar SMP berusia 13 tahun di Tasikmalaya bernama Delis Sulistina (13) alias Delias

Sebelum ditemukan tewas di gorong-gorong, Delis sudah sempat hilang.

Apakah Suspect Corona Meninggal di Semarang Positif? Ini Penjelasan Menkes, Mayat Dibungkus Plastik

Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Segeri Pangkep, 29 Kali Tersangka Tikam Istrinya

Jasad DS (13) di Kamar Mayat RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) sore. (Tribun Jabar/Firman Suryaman)

Siswa SMP Negeri 6 Kota Tasikamalaya itu terakhir terlihat pada Kamis (23/1/2020).

Ia berangkat sekolah seperti biasa. Lalu saat pulang sekolah, siswa kelas VII itu keluar bersama dua temannya.

Kerabat korban, Ade Munir mengatakan kedua teman Delis itu langsung pulang.

Namun, Delis menuju tempat fotokopi di seberang sekolah.

"Sejak saat itulah tidak diketahui keberadaan Delis. Kami sempat melakukan pencarian ke rumah sanak-saudara tapi tidak ada. Besoknya, Jumat (24/1/2020) barulah kami lapor polisi," kata Ade Munir, kerabat korban dikutip TribunnewsWiki dari TribunJabar.

 

1. Proses Saat Ditemukan

Pencarian pun dilakukan.

Polisi sempat mendatangi sekolah Delis di Jalan Cilembang.

Ade mengatakan polisi dan warga sempat berbincang-bincang dengan warga persis di lokasi ditemukannya jasad Delis.

"Saat itu kami berkerumun persis di sekitar atas jasad Delis berada. Tapi memang saat itu belum tercium apa-apa. Sehingga tidak curiga sama sekali jasad Delis berada di dalam gorong-gorong," ujar Ade.

Jasad Delis ditemukan di gorong-gorong yang berdiameter 50 cm.

Gorong-gorong itu berada di depan pilar SMP Negeri 6.

Delis ditemukan setelah warga curiga mencium bau tak sedap.

Warga pun semakin curiga sebab gorong-gorong tersebut mampet padahal biasanya tidak.

Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Dadang Soediantoro, dalam laporannya ke Kapolres, AKBP Anom Karibianto mengatakan ada tiga orang yang menemukan Delis, yakni Teten, Engkos, dan Nandang.

Awalnya Teten curiga ada bau busuk dari dalam gorong-gorong.

Tim Inafis Polres Tasikmalaya Kota sedang mengevakuasi temuan mayat perempuan berseragam Pramuka di drainase depan gerbang SMPN 6 Tasikmalaya, Senin (27/1/2020). (KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA)

Dia sempat mencoba mengeluarkan benda di dalam got tapi tidak sampai.

Dibantu oleh Nandang dan Engkos, mereka kemudian membongkar bagian atas gorong persis di posisi jenazah Delis berada.

• Apakah Suspect Corona Meninggal di Semarang Positif? Ini Penjelasan Menkes, Mayat Dibungkus Plastik

• Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Segeri Pangkep, 29 Kali Tersangka Tikam Istrinya

"Saat dibongkar ada kaki kelihatan. Pembongkaran dihentikan dan lapor polisi," ujar Dadang.

 

2. Korban Sering Dibully

Ternyata Desi pernah mengaku sering di-bully bau lontong oleh temannya di sekolah.

Pasalnya, selama ini ibu kandungnya berprofesi sebagai pedagang lontong dan berasal dari keluarga prasejahtera asal Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya.

Saat diketahui jenazah anaknya ditemukan di drainase depan sekolahnya, ibu kandung bersama kerabat korban terlihat menangis histeris di Ruang Kamar Mayat RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, Senin (27/1/2020) petang.

Hal itu diungkapkan salah seorang kerabatnya Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.

Menurutnya, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.

3. Pelaku Pembunuhan adalah Ayah Kandung, Sempat Bohong

Akhirnya polisi berhasil mengungkap bahwa Budi Rahmat (45), adalah pelaku pembunuhan siswi SMP di Tasikmalaya Delis Sutisna yang ditemukan tewas di drainase 

Ironisnya, Budi Rahmat adalah ayah kandung Delis. 

Budi Rahmat (45), ayah siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang ditemukan tewas di gorong-gorong sekolahnya pada Senin (27/1/2020) (KOMPAS.com/IRWAN NUGRAHA)

• Apakah Suspect Corona Meninggal di Semarang Positif? Ini Penjelasan Menkes, Mayat Dibungkus Plastik

• Rekonstruksi Kasus Pembunuhan di Segeri Pangkep, 29 Kali Tersangka Tikam Istrinya

Berbohong Saat Ditanya Polisi

Pihak sekolah pun sempat mencari ke rumah ayahnya dan mengatakan kalau anaknya ada bersamanya sehari setelah dilaporkan korban hilang oleh ibunya.

"Jadi hubungan ayah dan ibunya korban kurang harmonis dan telah bercerai," kata Wakil Kepala Sekolah SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh kepada wartawan, Jumat (31/1/2020).

Budi Rahmat (45), ayah siswi SMP yang ditemuan tewas di gorong-gorong sekolahnya mengaku memiliki penyakit di otak.

Penyakit itu ia klaim sebagai salah satu penyebab Budi menjawab Delis ada bersamanya saat pihak sekolah mencari keberadaan Delis. Menurut pengakuan Budi, saat itu ia teringat, Delis sedang berada bersamanya.

"Saya ada sakit di otak, hilang ingatan, karena efek ibu saat mengandung saya terlalu banyak obat. Katanya gitu kata orangtua saya," ujar Budi.

Hal tersebut diklaim membuat Budi menjadi orang yang pelupa dan merupakan bawaan sejak lahir.

Selain memang teringat Delis bersamanya, ia menjawab demikian agar pihak sekolah anaknya cepat pergi.

"Supaya cepat saja, Pak. Saya lagi sibuk kerja dan supaya guru sekolah anak saya cepat pulang," ungkap dia.

Sedangkan mengenai dirinya yang seolah-olah menghilang setelah penemuan jenazah anaknya, Budi mengaku syok.

"Kenapa saya seperti menghilang, karena saya masih syok, Pak. Saya geumper (gugup) selama ini dan tak mau bertemu orang tak dikenal," kata dia.

Budi mengaku  memperoleh kabar kematian Delis dari mantan istrinya yang bernama Wati Fatmawati (46).

Ia pun sempat pergi ke lokasi penemuan mayat anaknya di sekitar SMP 6 Tasikmalaya. Budi juga mnegaku sempat berkunjung ke kamar mayat, tempat jenazah Delis berada.

Ia berharap kasus kematian Delis segera terungkap.

4. Kronologi Pembunuhan dan Alasan

Sesuai informasi dari Kepolisian setempat, kejadian bermula saat korban mendatangi tempat kerja ayahnya sepulang sekolah memakai angkutan umum, Kamis (23/1/2020) sore.

Setibanya di tempat kerja pelaku yakni salah satu rumah makan di Jalan Laswi Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya dan meminta uang untuk studi tour sekolahnya ke Bandung sebesar Rp 400 ribu.

Pelaku sempat berupaya memberikan uang kepada korban Rp 200 ribu dan meminjam kepada bosnya Rp 100 ribu.

"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cek cok dengan pelaku. Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," jelas Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat Konferensi Pers, Kamis (27/2/2020).

 Anom menambahkan, pelaku yang masih keadaan emosi seketika mencekik korban sampai meninggal dunia.

Setelah diketahui meninggal, pelaku sempat membiarkan mayat anaknya di rumah kosong tersebut untuk kembali bekerja sekitar pukul 16.00 WIB, Kamis (23/1/2020) sore.

Seusai bekerja sekitar pukul 21.00 WIB, pelaku kembali ke TKP untuk menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya SMPN 6 Tasikmalaya.

"Tujuan pelaku menyembunyikan mayat anaknya di gorong-gorong sekolahnya supaya dikira bahwa kematian anaknya karena kecelakaan," tutur Anom.

Pelaku, kata dia, membawa jasad anaknya tersebut dengan cara dibonceng menggunakan sepeda motor sembari tangan korban diikatkan ke tubuhnya memakai gulungan kawat telepon bekas.

Setibanya di lokasi gorong-gorong, pelaku menyembunyikan mayat anaknya tanpa diketahui seseorang karena saat itu hujan deras sekitar pukul 22.00 WIB.

"Mayat korban di dorong-dorong dipaksa masuk ke gorong-gorong itu sampai ke dalam sekitar 2 meter. Saat kejadian tak ada saksi mata yang melihat karena kondisinya hujan deras," ungkap Anom.

Sampai saat itu, korban dikabarkan hilang dan sempat dicari oleh ibu korban dan pihak sekolah. Bahkan, sesuai pengakuan Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya Saefulloh, pelaku sempat mengaku kalau anaknya bersamanya saat dicari-cari karena tidak pulang dan tak masuk sekolah keesokan harinya Jumat (24/1/2020).

Sampai akhirnya mayat Delis ditemukan oleh seorang warga sekitar di tempat penemuan mayat korban di gorong-gorong karena curiga saluran airnya mampet pada Senin (27/1/2020).

5. Jejak Sandal Jadi Petunjuk

Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya Kota berhasil mengungkap misteri kematian siswi SMP yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong sekolah, Kamis (27/2/2020). Siswi bernama Delis itu ternyata korban pembunuhan oleh ayahnya sendiri. Pengungkapan kasus ini berawal dari temuan jejak sepatu korban dan sandal pelaku di lokasi kejadian saat proses penyelidikan

"Kasus ini terungkap berawal dari temuan jejak sepatu korban dan sandal pelaku di lokasi kejadian," jelas Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat konferensi Pers di kantornya, Kamis (27/2/2020)

Anom menambahkan, pelaku sebelumnya sudah dimintai keterangan oleh kepolisian sampai tiga kali selama penyelidikan sebulan ini. Namun, pelaku saat itu menyangkal bahwa dirinya adalah pelaku pembunuhan anaknya sendiri.

"Sebelumnya menyangkal terus, sudah tiga kali diperiksa pelaku oleh kepolisian. Sampai akhirnya kita temukan bukti-bukti lengkap dan membawa pelaku ke lokasi kejadian sampai akhirnya mengakui perbuatannya," kata Anom.

Satreskrim Polres Tasikmalaya menunjukkan beberapa barang bukti dan lokasi kejadian pembunuhan siswi SMP tewas di gorong-gorong sekolah oleh ayah kandungnya sendiri, Kamis (27/2/2020). ((KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA) )

Pelaku selama ini menyembunyikan mayat korban di gorong-gorong supaya dianggap sebagai korban kecelakaan.

Namun, aksinya tersebut terungkap oleh Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota yang terus melakukan penyelidikan. Kini pelaku telah ditangkap dan ditahan di sel Polres Tasikmalaya Kota. Pelaku terancam kurungan penjara selama 20 tahun.

Berita Terkini