Sel T tersebut dapat melawan infeksi.
"Sel T adalah sejenis sel kekebalan yang berperang melawan patogen intraseluler, misalnya sel yang terinfeksi virus seperti flu, HIV, herpes, dan sel kanker," kata Stoyan Dimitrov PhD, peneliti Jerman di Universitas Tübingen.
Studi itu menemukan mekanisme baru tidur dapat membantu sistem kekebalan tubuh.
"Kami menunjukkan bahwa hormon stres adrenalin dan noradrenalin (epinefrin dan norepinefrin) dan molekul pro-inflamasi prostaglandin menghambat kelengketan dari kelas molekul adhesi yang disebut integrin," kata Dimitrov.
Kadar adrenalin, noradrenalin, dan prostaglandin rendah selama waktu tidur, integrin menjadi lebih kuat.
"Kelengketan ini penting agar sel T dapat membunuh sel yang terinfeksi virus atau sel kanker, mereka perlu melakukan kontak langsung dengannya, dan kelengketan integrin dikenal untuk mempromosikan kontak ini."
Tidur nyenyak juga dianggap melindungi diri terhadap penyakit jantung.
Studi tahun 2019, penelitian terhadap tikus menemukan hubungan antara otak, sumsum tulang, dan pembuluh darah yang melindungi dari pengerasan pembuluh darah.
Mekanisme ini hanya terjadi pada tikus yang memiliki kualitas tidur baik.
Para peneliti berharap bahwa pemahaman tentang hubungan antara tidur dan kesehatan kardiovaskular akan membuka jalan bagi pilihan pengobatan baru.
Sistem kekebalan tubuh
Sel T memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Ketika sel-sel dalam tubuh mengenali sel yang terinfeksi virus, mereka mengaktifkan integrin, sejenis protein lengket, kemudian menempel dan membunuh sel-sel yang terinfeksi.
Para peneliti membandingkan sel T dari sukarelawan sehat yang tidur dan mereka yang tetap terjaga sepanjang malam.
Mereka menemukan bahwa pada peserta tidur, sel T mereka menunjukkan tingkat aktivasi integrin yang lebih tinggi daripada pada sel T dari mereka yang terjaga.