Sesajian tersebut berupa nasi kepel lima warna, yakni nasi merah, nasi kuning, nasi hitam, nasi cokelat dan nasi putih.
Selain nasi lima warna, beberapa bawang putih dan tuak atau arak berem juga diberikan sebagai sesaji.
Sesajian tersebut diberikan dengan harapan rumah tangga dan anggota keluarga mendapatkan keselamatan.
Selain itu, sesajian tersebut juga merupakan ungkapan rasa terima kasih atas segala yang telah diberikan Sang Hyang Widhi.
2. Banyak Kisah Mistis
Dilansir dari Tribun Bali, namun di balik pembuatan film yang berkisah tentang malam sakral dimana Rangda (Ratu Leak) keluar, banyak hal mistis atau gaib yang dialami para pemerannya.
Mulai dari kursi berjalan sendiri hingga para penonton karasukan saat menonton dan menikmati adegan syuting.
Masyarakat Bali sangat percaya dengan kisah-kisah mistis di balik upacara Kajeng Kliwon.
Film yang disutradarai Bambang Drias ini memang sangat kental mengangkat kearifan lokal yang dibuat di empat kabupaten dan kota, yakni Buleleng, Gianyar, Tabanan dan Denpasar.
Watin Ciptawan selaku executive producer, yang juga pria asal Buleleng Bali ini, berharap masyarakat dunia tahu Bali tak sekadar wisata pantai dan alam, tapi budaya dan tradisi juga sangat luar biasa di sini.
"Yang bikin puas karena melibatkan banyak tokoh masyarakat Bali, saat syuting di Buleleng, Gianyar, Tabanan dan Denpasar," ujar Watin.
Watin menjelaskan, pesan yang ingin disampaikan lewat film Kajeng Kliwon yakni Pulau Bali yang sudah terkenal dengan wisatanya, tentu harus dijaga, masyarakat juga harus mengangkat kearifan adat istiadat dan budayanya.
"Di Bali memiliki satu budaya atau tradisi yang perlu dieksplor agar dunia tahu. Kalau Bali bukan sekadar Kuta atau Nusa Dua, tapi di sini juga ada budaya yang harus diketahui. Budaya dan alam yang selaras," jelasnya.
3. Kesurupan
Dilansir dari Tribunbali, kisah gaib lainnya diceritakan pemeran Nengah (Indah Kalalo), dimana saat syuting salah satu adegan mistis, ada warga setempat yang menonton mengalami hal gaib yakni kerasukan.