TRIBUNTIMURWIKI.COM- Siapa yang tak mengenal sosok Sinterklas atau Santa Claus?
Sosoknya yang begitu fenomenal selalu identik dengan Natal.
Kostum berwarna merah, dengan topi kerucut sedikit sentuhan putih, jenggot yang begitu panjang, dan perut yang membuncit.
Dengan kantongan kado yang selalu dibawanya.
Ya, sosok Sinterklas atau Santa Claus memang tidak lepas dari Natal.
Namun apakah kamu sudah mengetahui sejarah mengenai Santa Claus dan siapakah sosok yang sebenarnya?
Berikut jawabannya.
Dilansir dari wikipedia, Sinterklas adalah tokoh dalam berbagai budaya yang menceritakan tentang seorang yang memberikan hadiah kepada anak-anak, khususnya pada Hari Natal.
Santa berasal dari tokoh dalam cerita rakyat di Eropa yang berasal dari tokoh Nikolas dari Myra, adalah orang Yunani kelahiran Asia Minor pada abad ketiga masehi di kota Patara (Lycia et Pamphylia), kota pelabuhan di Laut Mediterania, dan tinggal di Myra, Lycia (sekarang bagian dari Demre, Turki).
Ia adalah anak tunggal dari keluarga Kristen yang berkecukupan bernama Epiphanius (Ἐπιφάνιος) dan Johanna (Ἰωάννα) atau Theophanes (Θεοφάνης) dan Nonna (Νόννα) menurut versi lain.
Nikolas adalah seorang uskup yang memberikan hadiah kepada orang-orang miskin.
Tokoh Santa kemudian menjadi bagian penting dari tradisi Natal di dunia barat dan juga di Amerika Latin, Jepang dan bagian lain di Asia Timur.
Hari Sinterklas dirayakan di seluruh dunia setiap tanggal 6 Desember.
Kisah Santa
Kisah yang paling terkenal dari St. Nicholas adalah kebiasaan menggantung stoking atau kaus kaki untuk menaruh hadiah Natal.
Menurut legenda, ada seorang pria miskin yang memiliki tiga anak perempuan.
Satu ketika anaknya akan menikah, namun tidak memiliki cukup uang untuk mahar.
Pada saat itu mahar digunakan sebagai uang yang dibayarkan kepada mempelai laki-laki oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan pada masa itu.
Sehingga, suatu malam Nicholas diam-diam menjatuhkan sekantung emas murni melalui cerobong asap agar anak pria miskin itu dapat menikah.
Emas itu jatuh ke dalam stoking yang digantung di perapian sehingga putri pria miskin itu dapat menikah.
Kejadian yang sama berulang ketika akan menikahkan putri keduanya, Nicholas melakukan hal yang sama sehingga pria miskin tersebut nekat menangkap Nicholas.
Akhirnya, bertekad untuk menemukan orang yang telah memberinya uang itu, sang ayah diam-diam bersembunyi di perapian setiap malam sampai dia menangkap Nicholas menjatuhkan sekantong emas.
Nicholas memohon kepada pria itu untuk tidak memberi tahu siapa pun apa yang telah dia lakukan, namun berita tentang kebaikannya tetap tersebar.
Bagaimana Santa Nicholas menjadi Sinterklas?
Banyak negara, terutama yang di Eropa, merayakan Hari St. Nicholas pada 6 Desember.
Di Belanda dan beberapa Negara Eropa lainnya, anak-anak meninggalkan sandal atau sepatu pada tanggal 5 Desember (St. Nicholas Eve) untuk diisi dengan hadiah .
Mereka juga percaya bahwa jika mereka meninggalkan jerami dan wortel di sepatu mereka untuk kuda Sinterklaas, mereka akan meninggalkan beberapa manisan.
St. Nicholas menjadi populer lagi di era Victoria ketika para penulis, penyair dan seniman menemukan kembali kisah-kisah lama.
Di awal USA namanya adalah 'Kris Kringle' (dari Christkind).
Belakangan, para pemukim Belanda di AS mengambil kisah-kisah lama St. Nicholas bersama mereka dan Kris Kringle dan St Nicholas menjadi 'Sinterklaas' atau seperti yang sekarang kita katakan 'Santa Claus'.
Sebenarnya banyak cerita yang berkembang tentang Santa Claus, namun semua setuju bahwa Santa Claus mengendarai kereta luncur yang ditarik oleh rusa.
Datang membagikan hadiah melalui cerobong asap di malam hari sebelum hari Natal tiba, dan meletakkan kado Natal di kaus kaki yang ditempel di cerobong asap atau di bawah pohon Natal.
Sikap Vatikan
Walaupun Sinterklas merupakan gambaran dari seorang uskup gereja Katolik, Paus tidak yakin akan kebenarannya karena pada kenyataannya lebih banyak dongeng atau khayalan yang dibuat mengenai Sinterklas, bahkan juga tercampur dengan berbagai kepercayaan dan budaya.
Pada 1970 Vatikan menghapus dan mencoret nama Sinterklas dari daftar orang-orang suci, tetapi karena banyaknya protes yang berdatangan, akhirnya Vatikan memberikan kelonggaran dan kebebasan untuk memilih apakah Sinterklas termasuk orang suci atau bukan diserahkan kepada diri masing-masing, tetapi secara resmi Sinterklas bukan termasuk orang yang dianggap suci lagi.
Paus Paulus VI memerintahkan agar sisa mayat dari Sinterklas dipindahkan saja dari Italia ke Amerika.
Dengan demikian diharapkan orang Eropa akan bisa lebih cepat melupakan Sinterklas.
Tepatnya pada 5 Desember 1972 sisa dari mayat Sinterklas sudah dipindahkan ke gereja Saint Nicolhas - Flushing - di New York.
Di Tiongkok juga ada Sinterklas yang lebih lazim dipanggil sebagai Dun Che Lao Ren, yang berarti Kakek Natal.(*)