TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tentang Guru Honorer, Ini Kritikan Menohok Ikatan Guru Indonesia terhadap Cara Pikir Menteri Nadiem Makarim
Gebrakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Makarim selalu menarik di simak.
Setelah memutuskan menghentikan Ujian Nasional UN mulai 2021, pemikiran Nadiem Makarim selalu menarik dikaji.
Kebijakan Nadiem Makarim terhadap guru honorer yang jumlahnya terus bertambah menuai kritik dari Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI), Muhammad Ramli Rahim.
Nadiem Makarim dinilai belum menunjukkan keberpihakan terhadap guru honorer.
Berikut rilis lengkap Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia, Muhammad Ramli Rahim:
MENYALAHKAN PEMDA ATAS KEKURANGAN GURU ADALAH BENTUK SESAT PIKIR NADIEM MAKARIM
Ikatan Guru Indonesia meminta nadiem Makarim dan seluruh jajaran Kemdikbud untuk berhenti menyalahkan pemerintah daerah apalagi menyalahkan kepala sekolah dalam hal kekurangan guru di seluruh Indonesia.
Sebaiknya kekurangan guru di seorang nesya sebaiknya kemdikbud lebih fokus mendesak kemenpan rb dan kementerian keuangan serta kementerian terkait lainnya untuk sesegera mungkin melakukan rekrutmen guru baik dengan pola rekrutmen CPNS maupun dengan pola rekrutmen PPPK.
Kekurangan guru saat ini terjadi di seluruh tanah air Indonesia dan dipastikan tidak ada satupun kabupaten kota di Indonesia ini yang jumlah gurunya tercukupi.
Sehingga sangat tidak logis Jika pemerintah terutama Kemdikbud menyalahkan pemerintah daerah terkait dengan rekrutmen tenaga honorer.
Honorer itu tak perlu ada jika pemerintah pusat mencukupkan guru PNS atau PPPK, justru daerah menyelematkan pendidikan kita dengan "terpaksa" menggunakan tenaga honorer guru.
Jadi selama ini kemdikbud menjadi penikmat upah murah.
Mendikbud harusnya ngotot dengan kebutuhan guru, bukan malah menyalahkan pemda, menyalahkan pemda adalah bentuk lepas tangannya kemendikbud terhadap kebutuhan guru.
Jadi ini jelas "sesat berpikir" yang mesti diluruskan dan sudah puluhan tahun sesat pikir ini dilestarikan, karena itu Nadiem Makarim sebaik tidak ikut-ikutan dalam kesesatan ini.