TRIBUN-TIMUR.COM, BANTUL - Puncak Milad ke-107 Muhammadiyah dilaksanakan di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, DIY, Senin (18/11/2019) malam.
Seperti dilaporkan Rektor Unismuh Makassar, Prof Dr H Abdul Rahman Rahim SE MM, milad kali ini dihadiri sekitar 10 ribu anggota dan kader persyarikatan serta para undangan lainya.
Nampak juga hadir di acara milad ini, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.
• Rencana Penambahan TPP ASN Makassar, Legislator Nasdem Sebut Warga Miskin Banyak
Selain itu juga hadir mantan Menteri Pertahanan Ryamizard Riacudu dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X.
Kehadiran para tamu pejabat negara tersebut disambut Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir.
Milad kali ini mengusung tema 'Mencerdaskan Kehidupan Bangsa'.
• Puteri Indonesia Sulsel Ratu Fatimah Dinikahi Arkanata Akram, Jokowi Hadir, Suaminya Tak Sembarangan
Selama milad sekaligus diluncurkan program Muhammadiyah Online University (MOU), sebuah model penyelenggaraan perguruan tinggi berbasis aplikasi teknologi.
Juga diluncurkan sistem iuran anggota Muhammadiyah secara online. Diperkenalkan pula lagu resmi Muktamar ke-48 Muhammadiyah-'Aisyiyah pada tahun 2020 di Solo, Jawa Tengah.
Milad Muhammadiyah, Dekan FKIP Unismuh Makassar Bilang Begini
Hari ini, 18 November 2019, Persyarikatan Muhammadiyah telah berusia 107 tahun.
Dalam merefleksikan Milad tersebut, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Makassar Erwin Akib PhD berpandangan, agar Muhammadiyah kembali meneguhkan identitas Muhammadiyah sebagai gerakan ilmu.
Hal itu disampaikan Erwin di Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl Sultan Alauddin, Senin (18/11/2019)
“Ini sejalan dengan tema Milad ke 107 Muhammadiyah, “Mencerdaskan kehidupan bangsa.”
• Link Live Streaming PSM Makassar vs Persipura Jayapura di O Channel Vidio.com atau TV Online Via HP
• Line Up PSM, Rahmat Memulai Laga dari Bangku Cadangan
Menurutnya, tema tersebut merupakan penegasan khittah perjuangan Muhammadiyah, sejak dilahirkan hingga kini.
Memang sejak awal kelahirannya, kata Erwin, Muhammadiyah telah meneguhkan diri sebagai Gerakan Ilmu. Hal tersebut diwujudkan dalam bentuk pengajian, pendirian sekolah dan penerbitan majalah.
“Bahkan menurut sejarawan Taufiq Abdullah, tiga kata dalam pembukaan UUD 1945, yaitu ‘mencerdaskan kehidupan bangsa’ merupakan usulan para tokoh Muhammadiyah di Badan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia,” jelas Erwin.
Oleh karena itu, sebagai pencetus gagasan, sambung Erwin, Muhammadiyah perlu memberi contoh dengan melakukan penguatan SDM ke seluruh komponen persyarikatan Muhammadiyah.
Sayangnya, ungkap Dekan FKIP Unismuh ini, setelah 107 tahun ide tersebut dikumandangkan, nampaknya habitat tempat Muhammadiyah tumbuh dan berkembang belum beranjak jauh.
“Bangsa ini masih memiliki budaya keilmuan yang rendah, misalnya rendahnya budaya baca, minimnya produktivitas karya ilmiah, dan kreativitas teknologi,” jelas alumni S3 Universitas Teknologi Malaysia ini.
• Link Live Streaming PSM Makassar vs Persipura Jayapura di O Channel Vidio.com atau TV Online Via HP
• Line Up PSM, Rahmat Memulai Laga dari Bangku Cadangan
Erwin menjelaskan, lemahnya budaya ilmiah menyebabkan bangsa Indonesia tidak mampu mengeksplorasi kekayaan alam semaksimal mungkin, membangun keadaban publik, melahirkan produk budaya yang unggul, dan menggunakan teknologi secara produktif.
“Kelemahan dalam budaya keilmuan juga menyebabkan sebagian warga bangsa sering bertindak tidak rasional, primordial yang sempit, dan beragam perilaku klenik atau mistis yang mematikan akal sehat,” katanya.
Oleh karena itu, kata Erwin, Muhammadiyah harus terus melanjutkan kontribusi riil dalam pembangunan bangsa, termasuk penguatan kapasitas SDM di berbagai pelosok, seperti wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar.
Menurut nakhoda FKIP Unismuh Makassar ini, bangsa Indonesia perlu membangun keunggulan dengan mengembangkan masyarakat ilmiah melalui budaya baca, menulis, berpikir rasional, bertindak strategis, dan menggunakan teknologi untuk hal-hal yang positif dan produktif.
“Hemat saya, hanya Muhammadiyah yang bisa membantu negara mewujudkan itu,” katanya.(*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur: