TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Ketua Badan Kehormatan (BK), Rully Heriawan mengatakan belum ada rencana memanggil Wakil Ketua I DPRD Luwu Timur, HM Siddiq BM.
Pemanggilan terkait viralnya video Siddiq menyebut batulase saat terjadi debat tensi tinggi antara Aliansi Gerakan Bersama Rakyat Luwu Timur (Gebrak Lutim) dengan Siddiq, pada Selasa (5/11/2019).
Debat Siddiq dengan mahasiswa Gebrak Lutim menyangkut komite sekolah di Ruang Aspirasi, DPRD Luwu Timur saat itu.
• Selipkan Sabu di Celana Dalam, Mas Jaya Digiring ke Polres Luwu Utara
• Promo Khusus Member Ace Hardware Latanete Makassar
• BREAKING NEWS:Kapolres Palopo Dimutasi, Penggantinya Dari Divhumas Polri
"Jadi sampai hari ini belum ada rencana untuk panggil pak Siddiq," kata Rully kepada TribunLutim.com, Jumat (8/11/2019).
Rully mengatakan BK mempunyai prosedur dalam menangani aduan yaitu melalui surat yang dikirim ke pimpinan DPRD.
"Kemudian pimpinan DPRD tembuskan ke BK. Kalau surat aduan ini ada, baru BK bisa bersikap," tuturnya.
Rully mengatakan sudah melihat video tersebut. "Bahkan saya ada di ruangan aspirasi waktu itu. Jadi saya tahu kejadiannya," imbuh Sekretaris DPC Hanura Luwu Timur.
"Sampai saat ini saya belum tahu ada kah surat aduan yang dikirim ke BK. Nanti Senin akan saya cek," jelasnya.
Gebrak Lutim mendatangi gedung DPRD dengan tuntutan yaitu penegakan supremasi hukum Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) no 75 tahun 2016.
Meminta pemerintah memperhatikan guru honorer serta tangkap dan adili pelaku pungli di sekolah.
Jendral lapangan dan wakil jenderal lapangan dalam aksi tersebut adalah Ryan Adam dan Gilang.
Dalam pertemuan itu, juga dibahas sumbangan uang komite sekolah di SMA/SMK. Siddiq ditemani Wakil Ketua II DPRD Luwu Timur, Usman Sadik dan anggota DPRD Luwu Timur, Arifin.
Sebagai informasi, uang komite dari orang tua siswa inilah yang digunakan untuk membayar gaji tenaga guru honorer di SMA dan SMK.
• Selipkan Sabu di Celana Dalam, Mas Jaya Digiring ke Polres Luwu Utara
• Promo Khusus Member Ace Hardware Latanete Makassar
• BREAKING NEWS:Kapolres Palopo Dimutasi, Penggantinya Dari Divhumas Polri
Tafsiran komite sekolah terhadap pasal 10 Permendikbud 75 tahun 2016 menurut mahasiswa seharusnya berupa sumbangan sukarela tapi katanya berkesan pungutan.
Merespon itu, Siddiq meminta didampingi mengusut dugaan pungutan yang dikatakan mahasiswa dalam sumbangan komite.
Terjadi aksi pukul meja dari sejumlah mahasiswa saat pembahasan ini.
Debat tensi tinggi antara Siddiq dan sejumlah mahasiswa yang mengisi ruangan tersebut tak terelakkan.
Debat semakin sengit, ada mahasiswa minta kejelasan kepada Siddiq komite sekolah dihapuskan saja.
Video itu viral karena ada kata yang terlontar dari mulut Siddiq yang menyebut batulase pasca mendengar komite dihapus saja.
Potongan video ini kemudian ramai dibagikan di WhatsApp dan facebook.
Sebelum kata batulase terlontar, dalam potongan video yang diterima TribunLutim.com, Kamis (7/11/2019) berikut potongan percakapan dalam debat tersebut.
"Supaya tidak ada rekening gendut, makanya ini dampingi (kami) periksa rekening SMA Malili. Kalau banyak di SMA Malili, pajai (berhenti) saja memungut," kata Siddiq.
"Jangan hanya di SMA Malili tapi semua yang terindikasi," sahut Usman Sadik.
"Yang menangani komite sebenarnya siapa, kami meminta yang jelas apakah ini betul-betul dihapuskan atau tidak. Kami tidak mau bertele-tele disini," kata mahasiswa.
"Apa yang bertele-tele ini," tanya Siddiq.
"Maksud saya begini, bapak masih mau ada lagi investigasi," sanggah mahasiswa.
"Kalau mau hapuskan (komite) boleh hapuskan," jawab Siddiq.
"Bapak sendiri ketua komite (Siddiq) di SMA 1 Malili. Kalau bapak mau hapuskan, hapuskan sekalian (komite),"
"Pertanyaannya siapa yang mau gaji guru honor, enak saja kau bicara ini, siapa yang gaji guru honor, saya tanya ko dulu ini.
Nda pertanyaannya sekarang kalau ini dihapus komite, siapa yang gaji itu guru honor 16 kalau menurut anda 14, siapa yang gaji itu," tanya Siddiq dengan suara tinggi.
"APBN, BOS kemudian dibantu dengan orang tua kemudian dibantu dengan biaya-biaya," jawab mahasiswa.
"Dibantu orang tua terus bagaimana caranya? Enak ko tu mabbicara (bicara), mu pikir enak urus-urus yang begini.
Saya cuman bilang hentikan model-model seperti memaksa orang. Kalau anda hanya memaksakan kehendak, iko bang mi melo (mau) tuo (hidup) cilalemu (sendiri). Batulase.
Emangnya siapa ko, kami saja di DPRD tidak bisa paksakan itu," jawab Siddiq.
Reaksi warganet terhadap potongan video yang sudah tersebar di media sosial ini menuai pro dan kontra.
Ada yang pro dengan Siddiq yang menghadapi mahasiswa. Ada juga yang menyarankan Siddiq agar jangan emosi dan tetap menjaga etika.
Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
A