Aksi Premanisme di RS Dadi Makassar, Pembesuk Dimintai Uang, Menolak Diancam Badik

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Ansar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu preman (kiri) duduk di dekat pintu gedung Kenari RS Dadi, saat meminta kepada keluarga pasien (kanan).

Pelaku tidak bergabung dengan pasien. Mereka baru mendekati pasien, saat ada keluarga datang membesuk. Namun, mereka langsung menagih.

PLN UIW Sulselrabar Luncurkan EL-OD, Ada Paket Layanan Listrik untuk Kaki Lima

Sosok Gabriel Luna, Jadikan Bruce Lee Sebagai Insipirasi saat Berakting di Terminator: Dark Fate

Hari Jadi ke-104 Tahun, Sore Ini PSM Makassar Syukuran di Stadion Mattoanging

Setelah memalak, pelaku leluasa keluar dari pekarangan rumah sakit. Ada yang berjalan kaki dan naik motor. Bahkan melintas di depan Satpam.

"Herannya, mereka itu leluasa keluar masuk area rumah sakit. Mereka seperti preman yang ditakuti. Kami melapor di sekuriti, tidak direspon juga," katanya.

Tafa mengaku trauma datang RS Dadi. Dia khawatir dikeroyok oleh preman tersebut.

Dia meminta pihak manajemen memperketat pengamanan. Bukan malah membiarkan preman masuk dan memalak.

"Kata orang, pelaku itu juga pasien. Tapi tidak masuk akal. Kenapa seperti orang waras. Beda sama pasien lain. Dia juga pintar naik motor," ujarnya.

Selain Tafa, Neni juga pernah dipalak oleh pelaku. Beberapa pekan lalu, warga Sengkang tersebut, juga datang untuk membesuk keluarganya.

Saat akan meninggalkan gedung Kenari, Neni juga diminati uang Rp 75 ribu. IRT tersebut terpaksa membayar, karena takut.

"Saya juga pernah dipalak di dalam (RS Dadi). Terpaksa saya bayar. Orang itu bikin takut-takut," ujarnya.

Dia curiga, pelaku berkerjasama dengan pihak rumah sakit. Hasil palak dibagi dengan oknum tersebut. Pihak RS juga terkesan cuek dengan aksi tersebut.

"Saya sampakan perawat, tapi dia bilang, itu diluar kewenangan kami. Itu utang karena keluarga sering pinjam rokok dan kopi," ujarnya.

Padahal Tahir dimasukkan ke RS Dadi karena terlalu sering merokok. Hal tersebut membuatnya, berilusinasi," ujarnya.

Sementara, seorang perawat pria yang ditemui di Kenari menyampaikan, tidak mampu mengontrol aksi premanisme tersebut.

"Kami hanya dua orang bertugas. Jadi kami tidak mampu mengontrol semua itu. Itu pelakunya juga, pasien di sini," ujar pria tersebut. (*)

Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Berita Terkini