Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

RILIS

Mentan: Balai Penyuluhan Pertanian Penting untuk Kedaulatan Pangan

Menteri Pertanian ( Mentan ), Syahrul Yasin Limpo mengunjungi kantor pusat Kementerian Pertanian RI ( Kementan ) di Ragunan, Jakarta Selatan

Editor: Edi Sumardi
DOK KEMENTAN RI
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (tengah, dasi merah) saat mengunjungi kantor pusat Kementerian Pertanian RI ( Kementan ) di Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Menteri Pertanian ( Mentan ), Syahrul Yasin Limpo mengunjungi kantor pusat Kementerian Pertanian RI ( Kementan ) di Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (23/10/2019) siang.

Kehadiran Syahrul Yasin Limpo sekaligus bertepatan hari pertama kerjanya seusai ditunjuk dan dilantik Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi untuk menggantikan Andi Amran Sulaiman.

Dalam kesempatan tersebut, Syahrul Yasin Limpo disambut para pejabat dan pegawai Kementan yang menunggu di gedung Pusat Informasi dan Agrobisnis (PIA).

Di sana, dia menekankan pentingnya pembangunan pertanian dengan melibatkan dan menghidupkan peran penyuluh sampai di tingkat kecamatan.

"Negara harus hadir di tengah-tengah petani melalui pelayanan yang optimal. Dengan diperkuatnya balai penyuluh pertanian tingkat kecamatan dan desa," kata Syahrul Yasin Limpo.

Demikian siaran pers Kementan kepada Tribun-Timur.com, Jumat (25/10/2019).

Menurut Syahrul Yasin Limpo, ke depan petani dapat berkonsultasi persoalan-persoalan yang dihadapi secara langsung dan diberikan jalan keluar terbaik.

"Termasuk lembaga lain yang berkaitan dengan ketahanan pangan. Sebab ketahanan pangan adalah penopang ketahanan negara yang bertanggung jawab kepada 267 juta perut rakyat Indonesia. Maka itu, tugas ini harus melibatkan penyuluh, termasuk lembaga dan kementerian lain," ujarnya.

Baca: Dibantu Kementan, Lahan Eks Galian Pasir Jadi Sentra Kedelai

Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pembangunan pertanian juga wajib memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dapat menunjang harapan dan kehidupan masyarakat.

Potensi ini harus dibuktikan dengan tercukupinya kebutuhan dalam negeri, serta melahirkan industri-industri yang mengakomodir kepentingan ekonomi.

"Di sinilah, masalah data merupakan persoalan mendasar untuk mengatur suatu program dan langkah-langkah optimalisasi pertanian. Oleh karena itu mulai dari gubernur, bupati, camat sampai lurah atau kepala desa harus memiliki data pertanian yang akurat," katanya.

Sekedar diketahui, Syahrul Yasin Limpo adalah mantan Gubernur Sulawesi Selatan yang menjabat selama 2 periode.

Selama menjabat, dia berhasil menjadikan Sulsel sebagai salah satu lumbung pangan terbesar di Indonesia.

Ini terlihat dari data tahun 2008, dimana saat itu Sulsel memiliki luas panen sekitar 836.298 hektare dengan produksi sekitar 4 juta ton.

Namun tahun 2018, jumlahnya meningkat tajam menjadi 1.221.122 hektare dengan produksi hingga 6,2 juta ton.

Baca: Kementan Ekspor Dedak Gandum Cilegon ke 4 Negara Capai 39,6 Miliar

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved