"Jadi setelah kita punya alat komunikasi, multimedia TV, jadi saya pikir tempat itu tidak terlalu penting."
"Jadi saya pikir karena tausiyah akhirnya di UII (Universitas Islam Indonesia) Yogyakarta, toh nanti kawan-kawan yang di UGM juga akan menonton," sebutnya.
"Mungkin ingin silaturahim, ingin ketemu, kalau di mana ya di masjid kita."
UAS lantas ditanya tanggapan terkait sejumlah penolakan dirinya.
"Publik kan melihatnya kan diterpa lagi nih Ustaz. Ada lagi pengadangan dan segala macam, tapi ustaz lihatnya sudah lebih santai atau bagaimana, terlihat dari wajah ustaz ya atau bagaimana?," ujar presenter tvOne.
Menurut UAS, hal ini telah terjadi beberapa kali dan terulang kembali.
Ia mengingat di mana pernah tertahan di bandara, hingga acara dengan anak-anak autis di Kudus, Jawa Tengah juga mendapat penolakan.
"Saya kira dari dulu juga begitu ketika kasus dua jam di airport nongkrong kemudian satu jam di Timor Leste pernah."
"Kemudian di beberapa daerah kemarin terakhir di Kudus. Saya tetap datang karena dari awal niatnya penggalangan dana untuk anak-anak autis. Jadi waktu batal kita sampaikan saja uang yang ada, peletakan batu pertama," sebutnya.
Ia mengaku tak khawatir dirinya akan tetapi anak-anak yang telah berharap dari acara tersebut.
"Yang saya khawatirkan bukan saya. 120 anak autis yang tidak berdosa yang saya takutkan, yang saya cemaskan yang saya khawatirkan."
"120 anak ini berdoa jadi yang mengadang itu kalau bisa datanglah ke Pesantren Al-Achsaniyyah. Temui anak autis itu cium tangannya. Mudah-mudahan Allah mengampunkan," sebutnya.
Sedangkan UAS juga mengunggah curriculum vitae (CV) atau biodata lengkapnya di akun Instagram pribadinya, @ustadzabdulsomad_official, Jumat (11/10/0291).
Saat ditanya terkait tujuannya, ia menuturkan agar tak ada pihak yang salah menilai akan dirinya.
"Simpel, supaya orang tidak salah nilai, tidak keliru. Kan kalau dia termakan isu kan kasihan," ujar UAS.