Pasca rusuh, warga Wamena butuh selimut dan makan, hal itulah diungkapkan Wakil Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, usai kunjungi Distrik Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua.
Andi Sudirman mengatakan dirinya sengaja datang ke Wamena, untuk memastikan keamanan perantauan asal Sulsel di sana.
Sekitar 10.000 jiwa, perantau asal Sulsel di Wamena.
Dari data pihak kepolisian, sebanyak 31 orang yang meninggal dunia akibat rusuh tersebut. 23 perantau, dan 8 warga setempat.
Wakil Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman. (TRIBUN TIMUR/SALDY)
Dari total warga yang meninggal dunia, tercatat 9 orang didalamnya warga Sulsel.
"Setelah kunjungan ini, kami berharap tidak ada lagi kerusuhan di Wamena, apalagi menjatuhkan korban jiwa asal Sulsel," katanya sembari sebut, bahwa Bupati Wamena telah berjanji menjaga keamanan warga Sulsel, Selasa (1/10/2019) malam
Sudirman mengatakan saat bertemu dengan warga Wamena di lokasi pengungsian, pengungsi asal Sulsel mengaku sangat senang, karena telah ada jaminan dari bupati.
"Insya Allah, aman," katanya.
Menurutnya, perantau asal Sulsel punya alasan kenapa sampai ia tidak ingin meninggalkan Wamena.
Selain karena masih ada harta bendanya juga, sudah memiliki keluarga besar di provinsi yang berbatasan dengan negara Papua Nugini ini.
Di tempat pengungsian lanjut Wagub, warga tidur beralaskan tikar, dan sarung seadanya.
Begitu pun logistik atau makan mereka, bergantung dengan pemerintah setempat.
Tempat pengungsian dipusatkan di Jayapura, ibukota Papua.
Pemerintah menempatkan pengungsian di Jayapura, karena pertimbangan fasilitas kesehatan dan keamanan.
Ricuh di Wamena kata Wagub itu telah setting rapi, ada oknum penyusup masuk ke Wamena dengan mengenakan baju sekolah.