TRIBUNENREKANG.COM, ENREKANG- Ratusan mahasiswa STKIP Muhammadiyah Enrekang menggelar unjuk rasa di Depan Mapolres Enrekang, Senin (30/9/2019) siang.
Unjuk rasa tersebut sebagai bentuk penolakan terhadap tindakan kekerasan yang dilakukan oknum kepolisian dalam beberapa aksi unjuk rasa yang dilakukan para mahasiwa.
Pesta Ballo, 10 Remaja Diringkus Polsek Masamba Luwu Utara
Jurnalis Korban Kekerasan Polisi dan Tim Hukum, Bawa Bukti Kekerasan ke Polda Sulsel
Legislator PKB: Belum Ada Kesepakatan Antara DPRD dan Pemda Terkait Anggaran KPU Lutra
Caharuddin Warga Bone Tewas di Puncak Papua, Keluarga Ungkap : Dia Ditembak
VIDEO: Intip Keseruan Grand Final Miss TSM Kids 2019, Mulai Dari Dancer hingga Penyanyi Cilik
Khususnya dua orang mahasiswa yang meninggal dalam unjuk rasa di Kota Kendari. Mereka meminta untuk diusut tuntas.
Selain di Mapolres Enrekang, para mahasiswa juga berencana berunjuk rasa di DPRD Enrekang menuntut penolakan RUU KPK dan kenaikan tarif BPJS.
(tribunenrekang.com)
Bupati Enrekang Sesalkan Warga Maspul Jadi Korban di Wamena
Bupati Enrekang, Muslimin Bando meminta masyarakat untuk menghentikan tindakan kekerasan dan kerusuhan.
Menurutnya, kerusuhan tidak ada manfaatnya dan hanya membawa penyesalan serta kerugian.
Hal tersebut Ia sampaikan, usai warga asal Enrekang menjadi korban kerusuhan di Wamena beberapa pekan lalu.
Baca: Hari Ini, Enrekang Juga Berpotensi Diguyur Hujan
Baca: Empat Warganya Tewas di Wamena, Bupati Enrekang Kunjungi Keluarga Korban di Maiwa
Baca: Pemda dan Baznas Enrekang Siap Fasilitasi Penjemputan Bagi Warganya Korban Rusuh di Wamena Papua
Empat warga yang masih satu keluarga itu, dikabarkan tewas terbakar saat kerusuhan di Wamena, Papua.
"Kami sangat berduka cita, khususnya karena ada keluarga asal Massenrempulu yang jadi korban tewas," kata MB, Senin (29/9/2019).
Muslimin sendiri telah berkunjung ke rumah duka di Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa, beberapa waktu lalu.
Ia menyampaikan belasungkawa dan sekaligus mengajak keluarga korban bersabar dan berbesar hati.
"Saya sangat prihatin dan sedih. Hati saya perih mendengar dari keluarga tentang bagaimana kondisi para korban. Apalagi mereka ini satu keluarga," ujarnya.
Oleh karena itu, Ia mengimbau agar tindakan kekerasan dan kerusuhan berhenti sampai disitu.
Sebagai sesama mahluk tuhan, kata Ketua Golkar Enrekang ini semestianya kita mengedepankan persaudaraan, rasa kemanusiaan dan kasih sayang.
Sebelumnya diberitakan, 31 warga menjadi korban tewas kerusuhan di Wamena. Empat dari delapan korban asal Sulsel, merupakan keluarga asal Enrekang.
Mereka masing-masing Rustam (ayah), Irma (ibu), Ilmi (anak, usia 3 tahun) dan Erwin (keponakan).
Rustam dan Erwin dimakamkan di Enrekang, sementara Irma dan Ilmi dimakamkan di Pangkep.
Empat Earga Enrekang Jadi Korban
Sebanyak empat warga Enrekang menjadi korban kerusuhan di Wamena, Provinsi Papua.
Empat warga Enrekang yang menjadi korban dilaporkan meninggal dunia.
Bupati Enrekang Muslimin Bando, membenarkan adabya warganya yang menjadi korban di Wamena.
Sekda Gowa Ajak Masyarakat Jaga Warisan Budaya
Kisah Tragis Bocah 5 Tahun, Malang Sejak Lahir, Besar Diperkosa Lalu Dibunuh Pelaku Inses Ibu & Anak
Link Live Streaming TV Online Vidio.com PSIS Semarang vs Badak Lampung & Lineup, Akses di Sini
Pihaknya telah menyalurkan bantuan ke rumah keluarga korban kerusuhan Wamena di Dusun Paraja, Desa Tuncung, Kecamatan Maiwa.
"Iya setelah dapat laporan dari Pak Camat Maiwa, kami langsung berkunjung. Dan tentu saja pemerintah daerah menyampaikan ikut merasakan duka mendalam atas kejadian ini," kata Muslimin Bando, Minggu (29/9/2019).
Ia menjelaskan, warga Massenrempulu punya semangat dan filosofi Tobana yakni, tolong menolong serta bantu membantu, kapanpun dan dimanapun berada.
Olehnya itu, kalau terkena musibah seperti ini, pihaknya segera datang dan bersilaturahmi sebagai bentuk nilai Tobana.
Sementara Kepala Desa Tuncung yang juga kerabat dekat korban, Abdul Rahman mengatakan, ada empat warga Kabupaten Enrekang yang dilaporkan meninggal dunia akibat kerusahan di Wamena, Kabupaten Jaya Wiajaya, Papua.
Keempatnya merupakan satu keluarga yakni suami istri, Rustam (33) dan Irma sirajuddin (24) dan anaknya Ilmi (2) serta keponakannya Erwin (17).
Tekel Keras Pemain PSM Aaron Evans, Boaz Solossa Minta Maaf
Pengawasan Pilkada, Bawaslu Gowa Diberi Rp12 M Dana Hibah
FujiFilm Goes to School Berlangsung Meriah di SMPN 4 Pinrang
Mereka dilaporkan tak sempat menyelamatkan diri dan tewas terbakar selama 24 jam, di dalam rumahnya saat kerusuhan terjadi.
Jenazah keempatnyapun telah dipulangkan menggunakan Pesawat Hercules, untuk dimakamkan tengah pekan kemarin.
"Iya sudah dimakamkan karena pertimbangan keluarga jadi pemakamannya dipisah. Irma Sirajuddin (24) dan Ilmi (2) di Pangkep, sementara Rustam (33) dan Erwin (17) dimakamkan di Desa Tuncung ini," ujarnya.
Sedangkan Pimpinan Baznas Enrekang, Baharuddin mengatakan, pihaknya telah menyalurkan bantuan kepada keluarga korban saat mendampingi Muslimin Bando mengunjungi rumah duka kemarin, Sabtu (28/9/2019).
Bantuan yang disalurkan berupa uang duka sementara senilai Rp 2 juta rupiah.
"Insyaallah kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk penanganan lebih lanjut, terutama kebutuhan pokok, kesehatan dan pendidikan anak anak mereka. Kami butuh data real jumlah dan kebutuhan mendesak para korban pengungsi Wamena," ujarnya
(tribunenrekang.com)
Laporan Wartawan TribunEnrekang.com, Muh Azis Albar
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: