Enam anggota Brimob yang mengalami luka berat, kini sedang menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura.
Sementara, untuk jumlah korban dari AMP, Kamal belum bisa menyebut angka pastinya.
"Dari warga sipil secara kumulatif masih dilakukan identifikasi," kata dia.
Ia mengakui, hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab massa melakukan aksi anarkis karena sebelumnya sudah dilakukan komunikasi dengan baik.
"Massa yang dibawa dari Uncen itu dalam keadaan baik-baik saja karena mereka saat itu sudah melakukan komunikasi, mereka sepakat dan permintaan ke Expo itu juga permintaan adik-adik mahasiswa," tutur dia.
Kombes AM Kamal memastikan kini aparat keamanan sudah dapat mengendalikan situasi dan mengamankan massa yang terlibat dalam bentrok tersebut.
"Situasi sudah konduaif sejak 13.00 WIT, setelah dilakukan penangkapan terhadap 300 mahasiswa yang melakukan unjuk rasa dan sekarang sedang dilakukan pemeriksaan di Mako Brimobda Jayapura," kata dia.
Prajurit TNI yang gugur dalam kejadian tersebut adalah Praka Zulkifli yang bertugas di Yonif 751/Raider.
Saat kejadian, Praka Zulkifli sedang melaksanakan tugas BKO di Polda Papua sebagai pengemudi kendaraan dinas truk pengangkut pasukan.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, pelaku pembacokan diduga massa AMP yang berunjuk rasa di Universitas Cenderawasih.
Sebelumnya, massa AMP melakukan demo di depan auditorium Universitas Cenderawasih.
Mereka menuntut pendirian posko bagi mahasiswa Papua yang pulang dari studi di luar Papua.
Letkol CPL Eko Daryanto mengatakan, aksi tersebut tidak mendapat izin dari Polda Papua maupun dari pihak Rektorat Universitas Cenderawasih.
Nassa AMP kemudian difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena, menggunakan truk dan bus umum.
Mereka dikawal aparat keamanan yang menggunakan kendaraan dinas yang dikemudikan Praka Zulkifli.