Berita Terpopuler

Penyebab BJ Habibie Copot Pangkostrad Prabowo Subianto hingga Mantu Soeharto Itu Tolak Jabatan Dubes

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prabowo Subianto dan BJ Habibie.

TRIBUN-TIMUR.COM - Penyebab BJ Habibie copot Pangkostrad Prabowo Subianto hingga mantu Soeharto itu tolak jabatan Dubes.

Mantan ajudan BJ Habibie ceritakan hubungan Prabowo Subianto dan BJ Habibie saat Prabowo Subianto dicopot dari jabatan Pangkostrad.

Presiden ke-3 RI, Bacharuddin Jusuf Habibie dikabarkan sempat bersitegang dan hubungannya dengan Prabowo Subianto renggang saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998.

Bahkan, saat itu, tengah terjadi kerusuhan di berbagai wilayah dampak dari demontrasi besar-besar menuntut adanya reformasi.

Prabowo Subianto yang kala itu menjabat sebagai Pangkostrad dicopot dari jabatannya, sehari sebelum BJ Habibie akan dilantik menjadi presiden mengantikan Presiden ke-2 RI Soeharto atau mertua Prabowo Subianto.

Baca: Kenalkan Widya Leksmanawati Istri Thareq Kemal Habibie, Lihat Jabatannya di Lingkungan TNI

Baca: 22 Mei, Pasukan Liar Intai Rumah Presiden BJ Habibie dan Intelijen Laporkan Rencana Meracun

Di balik itu semua, Prabowo Subianto sempat bertemu dengan BJ Habibie untuk mempertanyakan pencopotanya itu.

Bahkan ketegangan antara kedua tokoh ini sempat dikisahkan dalam sebuah buku 'Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando’, yang terbit pada 2009 dan ditulis Letjen (Purn) Sintong Hamonangan Panjaitan.

Baca: Hoaks BJ Habibie Donorkan Mata untuk Thareq Kemal Habibie, Ilham Akbar Habibie Ungkap Faktanya

Baca: Terungkap Penyakit Thareq Kemal Habibie hingga Pakai Penutup Mata, Juga Penyebab Penyakit Itu

Dalam buku itu, Sintong menjabat sebagai Penasihat Presiden Bidang Pertahanan dan Keamanan.

Tertulis pemicu pencopotan Prabowo Subianto sebagai Pangkostrad karena BJ Habibie menerima laporan adanya pergerakan pasukan Kostrad dari daerah menuju Jakarta tanpa sepengetahuan Panglima ABRI (TNI) Jenderal Wiranto pada 22 Mei 1998.

Laporan yang diterima BJ Habibie pun dianggap benar, selanjutnya BJ Habibie berkonsultasi dengan para pejabat tinggi di TNI.

Akhirnya, ia memutuskan mengganti Pangkostrad dari Letjen Prabowo Subianto berpangkat kepada Mayjen Johny Lumintang.

Prabowo Subianto digeser sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI di Bandung, Jawa Barat.

BJ Habibie meminta agar pergantian dan serah-terima jabatan dilakukan hari itu juga.

Mengetahui dirinya akan dicopot, Prabowo Subianto langsung datang ke Istana Presiden pada pukul 15.00 WIB dengan membawa 12 pengawal yang menumpangi mobil Land Rover.

Menantu Soeharto itu datang masih mengenakan seragam lengkap, kopelrim, dan senjata di pinggangnya.

Tawaran Jabatan Duta Besar

Dalam kesempatan itu, Prabowo Subianto bertemu BJ Habibie dan melakukan protes atas pencopotannya sebagai Pangkostrad.

Ia juga meminta waktu 3 bulan bersama pasukannya, namun ditolak.

Prabowo Subianto pun menganggap hal itu sebagai penghinaan kepada keluarganya, lebih-lebih kepada keluarga Soeharto.

BJ Habibie menerangkan tak memecat Prabowo sebagai tentara, tetapi hanya menggeser jabatannya.

Bahkan, ketika itu, Habibie sempat menawarkan jabatan duta besar kepada Prabowo Subianto, namun ditolaknya.

Menanggapi cerota versi itu, rupanya mantan ajudan BJ Habibie, Mayjen (Purn) TB Hasanuddin sekaligus Ketua DPD PDIP Jawa Barat mengaku mempunyai ceirta berbeda.

Dia mengaku, pertemuan antara BJ Habibie dan Prabowo Subianto kala itu berlangsung secara baik-baik tidak ada hal mencekam.

"Pertemuan itu baik-baik saja. Pertemuan antara Pak Prabowo dan Pak Habibie itu adalah karena sesuai dengan jabatan saya yang mengantar, menjemput, dan terjadi pertemuan, saksi itu saya, Pak Prabowo dan Pak Habibie," kata Mayjen (Purn) TB Hasanuddin, Jumat (13/9/2019), di kantor Tribunnews.com, Palmerah, Jakarta.

TB Hasanuddin mengatakan, kisah sebenarnya dari versi Sintong tentang pertemuan antara BJ Habibie dan Prabowo Subianto adalah kehangatan dan cipika cipiki.

Ketika itu dirinya tengah makan di lantai 3 Istana tempat di mana prajurit makan.

Ia mengaku, mendapat laporan jika Prabowo Subianto ingin menemui Presiden BJ Habibie, namun saat itu, dia dihalangi oleh Sintong.

Selanjutnya, ia menemui BJ Habibie, yang saat itu, tengah makan bersama Ainun.

Selanjutnya, ia pun menyarankan BJ Habibie agar menerima pertemuan dengan Prabowo Subianto.

BJ Habibie pun bertemu dengan Prabowo Subianto didampingi oleh 6 anggota Koppasus.

"Begitu keluar lift lantai 5, di depan itu ada sofa, di sana ada Pak Sintong, saya bilang, mohon izin, saya yang bawa. Ya sudah langsung masuk ke dalam dan seperti biasa di sambut pelukan cipika cipiki," ujar TB Hasanuddin..

Saat itu, di dalam ruangan hanya ada BJ Habibie, Prabowo Subianto, dan TB Hasanuddin, yang kala itu, masih berpangkat Kolonel.

Diungkapkan TB Hasanuddin, saat itu, Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Habibie yang akan menjabat sebagai Presiden ke-3 RI.

"Jadi, yang di dalam itu Pak Habibie, Prabowo, dan saya. Karena saya sudah janji 10 menit saja pertemuan ini, lalu, Pak Prabowo mengucapkan selamat kepada Pak Habibie," katanya.

Usai itu, dikatakan TB Hasanuddin, Prabowo Subianto menyampaikan jika ia bakal dicopot dari jabatannya sebagai Pangkostrad padahal baru menjabat selama 3 bulan.

Prabowo Subianto pun juga meminta untuk konsolidasi 3 bulan.

Bahkan, ia juga meminta agar hal ini bisa di bicarakan dengan Wiranto.

Lalu, BJ Habibie sempat meminta TB Hasanuddin untuk menelpon Wiranto, namun dia tidak dapat dihubungi.

"Soal itu urusannya TNI, sudah ikuti saja aturan ini," kata TB Hasanuddin menirukan ucapan Habibie.

"Kala Bapak tidak bisa membantu saya, biar saya yang lain saja untuk duta besar itu," ucap Prabowo Subianto ketika ditawari jabaran duta besar oleh Habibie.

Setelah itu, karena waktu sudah habis, Prabowo Subianto pun pamit kepada BJ Habibie.

Habibie sempat memeluk Prabowo Subianto sambil meminta menyampaikan salam kepada Soemitro Djojohadikusumo dan Soeharto.(*)

Berita Terkini