Cerita Daeng Tinggi yang Memilih Tinggal di Rumah Pohon, Endingnya Bikin Haru

Penulis: Muslimin Emba
Editor: Muh. Irham
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah pohon milik Daeng Tinggi di Jl Bulukunyi sebelum dibongkar paksa oleh pihak Kecamatan Makassar

TRIBUN-TIMUR.COM - INI kisah seorang pelintas kota yang mencoba peruntungan di Kota Makassar. Namanya, Kamaluddin Dg Tinggi (40) yang tinggal di rumah pohon di Jl Bulukunyi Makassar.

Lelaki asal Kabupaten Jeneponto ini datang ke Makassar dengan harapan bisa mendapatkan penghidupan yang layak.

Denga bekal pengetahuan dan keahlian yang minim, Daeng Tinggi pun memulai kehidupan barunya di Makassar.

Awalnya, ayah satu anak ini mencoba pekerjaan sebagai pengemudi becak motor. Namun seiring dengan perjalanan waktu, nasib becak motor semakin tersisih oleh kehadiran ojek online yang lebih praktis dan murah.

“Dalam sehari, saya hanya dapat rata-rata Rp 25 ribu. Tidak cukup untuk makan dan menyimpan uang untuk keluarga di kampung,” kata Daeng Tinggi, Rabu (11/9).

Karena penghasilannya yang tidak menentu, Daeng Tinggi hidup terlunta-lunta di Makassar. Tempat tinggal tak punya, dan hidup berpindah-pindah.

Awal Ramadan lalu, Daeng Tinggi mencoba ide baru. Ia menyulap sebuah pohon di pinggir Jl Bulukunyi, Kecamatan Makassar, sebagai rumah tinggalnya.

Ia mengumpulkan papan, seng bekas, dan balok. Kemudian mulai membuat rumah pohon sederhana.

“Saya tinggal di sini sudah empat bulan. Sejak Ramadan lalu. Saya tidak bisa kontrak rumah, makanya saya bikin rumah pohon ini,” katanya.

Baca: Kisah 3 Siswa SMK Dikira Magang Ternyata Dijual Calo Jadi ABK Hilang 9 Tahun, Guru & Kepsek Bebas

Baca: Lihat Aksi PSK di Makassar, Saat Razia Dinas Sosial Pilih Lari & Masuk Got Sempit, Begini Ceritanya?

Langsung Dibongkar

Foto rumah pohon di milik Daeng Tinggi kemudian menjadi viral di media sosial dan akhirnya sampai di telinga Pemerintah Kecamatan Makassar.

Rabu (11/9), rupanya menjadi hari terakhir Daeng Tinggi menempati rumah pohon itu. Beberapa petugas dari Kecamatan Ujung Pandang, tiba-tiba datang ke Jl Bulukunyi dan membongkar rumah pohon itu.

Para petugas ini mendatangi rumah pohon itu saat Daeng Tinggi sedang tidak berada di tempat itu.

“Saya sedang di Bontoduri cari tempat tinggal baru. Karena katanya rumah pohon saya mau dibongkar. Tapi pas saya datang, tinggal bantal yang disisakan,” kata Daeng Tinggi.

Kepala Kecamatan Makassar, Muhammad Ruly mengatakan, mereka terpaksa membongkar rumah pohon tersebut karena mengganggu pemandangan.

“Iya, kita sudah bersihkan tadi. Alasannya kita karena merusak tata dan pemandangan kota. Selain itu merusak juga pohon," ujar Muhammad Ruly.

Kamaluddin Daeng Tinggi memperlihatkan dua bantal yang disisakan usai rumah pohonnya dibongkar oleh pihak Kecamatan Makassar (Muslimin Emba)

(*/tribun-timur.com)

Berita Terkini