Warga Biringbulu Gowa Butuh Armada Pemadam Kebakaran

Penulis: Ari Maryadi
Editor: Syamsul Bahri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rumah warga milik H Arasa (70) hangus dilalap api di Lingkungan Batu Raga Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa.

TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Kasus kebakaran rumah ataupun lahan masih menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat Kecamatan Biringbulu Kabupaten Gowa.

Armada Kebakaran Kabupaten Gowa sulit menjaukan permukinan warga di dataran tinggi ini. Rumah warga yang terbakar sering kali berujung hangus dan rata dengan tanah.

Wanita Cantik Surabaya Novy Chardon Hilang Usai Nikahi Bule Kaya Australia, Diduga Dibunuh Suami

Kembali Dibuka, Bupati Kalatiku Berkunjung ke Pasar Bambu To Kumila Sesean Toraja Utara

TRIBUN WIKI: Tolak Ustad Firanda di Polman, Simak Sejarah Singkat Tarekat Qadiriyah di Mandar

2 Pemain PSM Dipanggil Masuk Timnas Indonesia U-22

TRIBUN WIKI: Tolak Ustad Firanda di Polman, Simak Sejarah Singkat Tarekat Qadiriyah di Mandar

Salah satu contohnya adalah kasus kebakaran yang terjadi di Lingkungan Batu Raga Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu, Sabtu (31/8/2019) kemarin.

Rumah panggung milik warga, H Arasa (70), hangus dilalap api. Seluruh harta bendanya tak satupun yang terselamatkan.

Begitu pula dengan satu kuda ekor yang ada dalam kolom rumah. Harganya mencapai Rp17 juta.

Pemadam api dilakukan dengan peralatan yang seadanya oleh warga setempat.

Untungnya rumah tetangga korban yang berada di sebelah Utara tidak ikut terbakar. Begitupun dengan rumah Daeng Sallang di sebelah selatan.

"Banyak warga datang membantu menyiram kobaran api," kata Nurdin Nakku Daeng Bundu, salah seorang warga sekitar kepada Tribun, Minggu (1/9/2019).

Pemadam kebakaran dari Pemkab Jeneponto sempat datang. Namun rumah korban telah rata dengan tanah. Tak ada korban jiwa akibat kebakaran ini.

Daeng Bundu menuturkan, pemadaman api dilakukan langsung oleh warga sekitar. Itupun menggunakan peralatan seadanya karena ketiadaan armada kebakaran. Alat seadanya itu seperti ember ataupun pompa racun.

Daeng Bundu bahkan menyebut, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto dinilai lebih peduli kepada warga Biringbulu dibandingkan Pemkab Gowa.

"Mengapa lebih ada perhatian Pemkab Jeneponto dibanding Pemkab Gowa. Apakah pihak berwenang tidak merasa iba melihat kasus seperti itu," katanya kepada Tribun Timur, Minggu (1/9/2019).

Hal serupa juga terjadi di Dusun Pataeng Desa Taring, pada Kamis (29/8/2019) dua hari sebelumnya. Lahan persawahan dan perkebunan di sekitar permukiman warga terbakar.

Pemadaman api hanya dilakukan dengan oleh warga setempat dengan peralatan seadanya. Seperti ember dan pompa racun.

Lurah Tonrorita Kecamatan Biringbulu, Muh Syarief Daeng Temba, mengimbau kepada warganya agar berhati-hati terhadap potensi kekabaran.

Apalagi saat ini masuk musim kemarau yang rawan kebakaran.

Menurutnya, kasus kebakaran rumah itu diakibatkan kelalaian pemilik rumah H Arasa. Ia lupa mematikan api ketika memasak makanan di dapur. Ia pergi tidur hingga berujung kebakaran.

Pemilik rumah baru terbangun ketika para tetangganya berteriak. "Pepe-Pepe, ballana akkanre (api-api rumahnya H Arasa terbakar)," kata Daeng Temba menirukan kata-kata warga.

"Kita mengimbau kalau membakar sampah, membuang puntung rokok, atau memasak harus hati-hati," pintanya.

Desak Pengadaan Mobil Damkar

Nurdin Nakku Daeng Bundu mengatakan, warga setempat sangat berharap pengadaan mobil kebakaran untuk wilayah Biringbulu Kabupaten Gowa. Menurutnya, pengadaan mobil damkar dinilai sangat mendesak untuk dihadirkan.

Daeng Bundu menilai, wacana pengadaan mobil sampah di dataran tinggi sebaiknya digantikan dengan mobil damkar yang lebih dibutuhkan.

Ia menegaskan, kejadian kebakaran rumah semestinya menjadi bahan pelajaran bagi Pemerintah Kabupaten Gowa. Masyarakat butuh pelayanan mobil kebakaran.

"Mobil sampah tidak sesuai kebutuhan masyarakat di wilayah desa, lurah dan camat. Kami menolak kebijakan itu," katanya.

"Bukan tanpa alasan penolakan mobil sampah, dibutuhkan mobil pemadam kebakaran sesuai asas manfaat bukan adanya kepentingan oknum," tegasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebakaran Kabupaten Gowa Rostam Razak mengakui, wilayah Kecamatan Biringbulu masih sulit dijangjau.

Rumah warga milik H Arasa (70) hangus dilalap api di Lingkungan Batu Raga Kelurahan Tonrorita Kecamatan Biringbulu, Kabupaten Gowa. (Ari Maryadi/tribun Timur)

Rostam menyebut, jika Dinas Damkar Gowa memiliki keterbatasan armada.

Untuk mengirim armada kebakaran membutuhkan beberapa jam agar sampai ke lokasi.

Sementara rumah yang terbakar bisa rata dengan tanah tak cukup satu jam.

"Kita tidak bisa jangkau kalau ada kebakaran, rumah dilalap api tak cukup satu jam. Sementara mobil kita butuh beberapa jam untuk sampai ke sana," katanya ketika dikonfirmasi Tribun.

Menurutnya, Pemkab Gowa hanya bisa meminta bantuan Pemkab Takalar ataupun Jeneponto selama ini. Sebab, armada dua daerah itu bisa lebih cepat datang dibanding Pemkab Gowa.

Rostan menyebut, solusi yang bisa dilakukan Pemkab Gowa saat ini hanya memberikan pelatihan kepada warga sekitar soal cara tanggap menghadapi kebakaran. Warga dilatih memadamkan api apabila ada kebakaran.

Laporan Wartawan Tribun Timur @bugari95

Wanita Cantik Surabaya Novy Chardon Hilang Usai Nikahi Bule Kaya Australia, Diduga Dibunuh Suami

Kembali Dibuka, Bupati Kalatiku Berkunjung ke Pasar Bambu To Kumila Sesean Toraja Utara

TRIBUN WIKI: Tolak Ustad Firanda di Polman, Simak Sejarah Singkat Tarekat Qadiriyah di Mandar

2 Pemain PSM Dipanggil Masuk Timnas Indonesia U-22

TRIBUN WIKI: Tolak Ustad Firanda di Polman, Simak Sejarah Singkat Tarekat Qadiriyah di Mandar

Berita Terkini