TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU -- Rencana kedatangan ustad Firanda Andirjan di Kabupten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, menuai penolakan keras di kalangan masyarakat Mandar.
Ustadz Firanda rencananya akan hadir menyampaikan kajian di Masjid Agung Syuhada Polewali, pada 2 September 2019 atau 2 Muharram 1441 Hijriyah.
Suara penolakan kedatangan ustad yang isi ceramahnya sering menuai kontroversi di Bumi Tipalayo, juga datang dari Mursyid Besar Thariqah Qadiriyah, Syeikh KH Ilham Saleh.
Hari Ketiga Operasi Patuh 2019 di Wajo, Segini Pengendara yang Ditilang
Tanggung Jawab Sosial Pendidikan untuk Papua
Akhir Pekan, Hanya Kecamatan Ini Diprediksi Diguyur Hujan di Wajo
Penolakan ustad yang pernah mengkafirkan Syeikh Sayyid Alawi Al-Maliki, disampaikan Annangguru Ilham sapaan Mursyid Thariqah Qadiriyah di tanah Mandar, lewat surat pernyataan resmi atas nama PP Thariqah Qadiriyah.
Berikut bunyi pernyataan sikapnya PP Thariqah Qadiriyah:
Assalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Memperhatikan semakin kuatnya diskursus di tengah-tengah masyarakat terkait akan diselenggarakannya pengajian di Masjid Syuhada Kabupaten Polewali Mandar pada, Senin, 2 September 2019 mendatang dengan menghadirkan Ust Firanda Andirja, maka kami dari Pimpinan Pusat Thariqah Qadiriyah KH. Muhammad Shaleh Provinsi Sulawesi Barat, memberikan beberapa poin pernyataan sikap sebagai berikut :
1. Menyesalkan tindakan Polres Polman dan Pemkab Polman yang mengundang Ust Firanda Andirja, yang seringkali melakukan ceramah yang kontennya membuat sesama umat muslim terganggu, karena bersifat intoleran (takfiri) yang akan mengancam kenyamanan dan kenyamanan beragama di Sulbar dan Polman pada umumnya.
2. Dalam salah satu ceramahnya yang beredar luas di dunia maya (4 tahun lalu) Ust Firanda Andirja telah memusyrikkan salah satu Guru Mulia kami dalam sanad Thariqah Qadiriyah KH. Muhammad Shaleh Provinsi Sulawesi Barat, yaitu Al Arif Billah Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki.
Hari Ketiga Operasi Patuh 2019 di Wajo, Segini Pengendara yang Ditilang
Tanggung Jawab Sosial Pendidikan untuk Papua
Akhir Pekan, Hanya Kecamatan Ini Diprediksi Diguyur Hujan di Wajo
Tuduhan ini sangat menyakitkan, khususnya jemaah Thariqah Qadiriyah Sulbar dan para umat Aswaja pada umumnya.
Mengingat Guru mulia Al Arif Billah Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki juga bersambung sanad perguruannya dengan para ulama Aswaja lainnya di Indonesia semisal Alm KH. Maimun Zubair (Rembang), KH. Ihya Ulumuddin, dst.
3. Mengingat kondisi Negara yang belakangan mendapat ujian dalam hal konflik antar umat beragama, menyayangkan bilamana pengajian ust Firanda Andirja sampai dilaksanakan karena besarnya gelombang penolakan masyarakat dan kekhawatiran akan adanya hal yang tidak diinginkan terjadi.
4. Mengajak masyarakat pada umumnya untuk tetap menjaga persaudaraan antar sesama dalam menanggapi setiap isu terkait hal ini.
Demikian pernyataan sikap dari Pimpinan Pusat Thariqah Qadiriyah KH. Muhammad Shaleh Provinsi Sulawesi Barat untuk dapat diketahui bersama. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
Wallahul Muwaffieq Ila aqwamith Tharieq
Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Majene, 1 Muharram 1441 H
Pimpinan Pusat Thariqah Qadiriyah KH. Muhammad Shaleh
Provinsi Sulawesi Barat
Syekh Dr. H. Ilham Shaleh, MAg.
Siapa Ustadz Firanda Andirja?
Melansir wikipedia, Ustadz Dr Firanda Andirja Abidin, Lc., M.A. lahir di Surabaya, 28 Oktober 1979.
Umur 39 tahun.
Dia lebih dikenal dengan nama Firanda Andirja.
Dia juga adalah salah satu staf pengajar di Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember.
Disamping itu dia juga aktif menjadi narasumber di Radio Rodja dan aktif mengisi beberapa pengajian akbar di Indonesia.
Firanda Andirja lahir di Surabaya, 28 Oktober 1979.
Masa kecil, TK hingga SMA ia habiskan di Sorong, Papua, kemudian ia melanjutkan ke Universitas Gadjah Mada mengambil jurusan Teknik.
Di UGM ia hanya belajar dua semester saja.
Pada masa-masa selanjutnya, dia menempuh studi hingga program S3 di Universitas Islam Madinah. Menamatkan kuliah S2-nya dengan tesis أَجْوِبَةُ شَيْخِ الإِسْلاَمِ ابْنِ تَيْمِيَّةَ رحمه الله عَنِ الشُّبْهَاتِ التَّفْصِيْلِيَّةِ لِلْمُعَطِّلَةِ فِي الصِّفَاتِ الذَّاتِيَّةِ (Jawaban Ibnu Taimiyyah terhadap syubhat-syubhat terperinci yang berkaitan dengan sifat-sifat Allah dzatiyah yang dilontarkan oleh para penolak sifat).
Pada bulan September 2016, menyelesaikan program doktoralnya dengan judul disertasi نقض استدلالات دعاة التعددية الدينية بالنصوص الشرعية (Membantah da'i-da'i pluralisme yang berdalil dengan Al Qur'an dan As Sunnah) dengan predikat summa cumlaude.
Ia dikenal mempunyai seorang istri bernama Rosmala Dewi Arifudin atau Ummu Abdil Muhsin.
Dari hasil pernikahannya, dia mendapat 5 orang anak, putra dan putri
Karya Tulis
Ajwibah Syaikhul Islam Ibni Taimiyyah rahimahullah 'an Asy Syubuhat At Tafshiliyyah lil Mu'athilah fis Shifat Adz Dzatiyyah (bahasa Arab), tesis S2 di Universitas Islam Madinah
Naqdhu Istidlalati Du'atit Ta'aduddiyyah Ad Diiniyah bin Nushush Asy Syar'iyyah (bahasa Arab) disertasi S3 di Universitas Islam Madinah
Berjihad Melawan Riya dan Ujub, penerbit Nashirus Sunnah
Kiat-Kiat Membahagiakan Istri Menjadi Suami Idaman, penerbit Nashirus Sunnah
Pesona Bidadari, penerbit Nashirus Sunnah
Ajaran Mahdzab Imam Asy-Syafi'i yang Ditinggalkan, penerbit Nashirus Sunnah
Banyolan Syi’ah Imamiyah, 33 Koleksi Lelucon Ulama Syi’ah, penerbit Nashirus Sunnah
Dari Madinah Ke Radio Rodja, penerbit Nashirus Sunnah
Ketinggian Allah Atas Makhluk-Nya, penerbit Nashirus Sunnah
Mukjizat Poligami, penerbit Nashirus Sunnah (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420
Follow akun instagram Tribun Timur: