Ternyata Aulia Kesuma Ajak Pupung Sadili Berhubungan Badan / berhubungan intim Sebelum Membunuhnya, ini Rencana Jahatnya
TRIBUN-TIMUR.COM - Fakta-fakta pembunuhan istri muda, Aulia Kesuma pada suami dan anak tirinya terungkap.
Aulia ternyata sempat mengobrol dengan Pupung Sadili sebelum suaminya itu dibunuh.
Bahkan, Aulia memberikan minuman jus dicampur dengan obat tidur.
Saat kondisi korban setengah sadar, Aulia dan suaminya sempat berhubungan badan.
Baca: 2 Motif Aulia Kesuma Habisi Nyawa Pupung Sadili, Sempat ke Dukun tapi Gagal
Hubungan suami istri dilakukan, untuk mempercepat reaksi obat yang diberikan sebelumnya.
Lalu, setelah korban tertidur, Aulia memanggil eksekutor untuk melakukan pembunuhan.
Namun, hanya dua pelaku saja yang terlibat langsung.
Dua orang lainnya batal beraksi karena cukup dilakukan oleh AG dan SG.
Seharusnya ada empat pembunuh bayaran yang disewa AK untuk menghabiskan Pupung Sadili dan M Adi Pradana (23).
Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi menuturkan, hanya dua pembunuh bayaran yang membantu AK dan KV.
Selain itu, rupanya AK dan KV turut menemani para eksekutor ini melakukan tugasnya.
Nasriadi mengemukakan, empat pembunuh bayaran yang disewa AK yaitu berinisial AG, SG, RD dan AL.
Keempat pembunuh bayaran disewa itu dijanjikan Rp500 juta sebagai upah mereka.
Kendati demikian, istri muda Pupung Sadili itu cuma membayarkan Rp8 juta kepada S dan A.
Selesai mengeksekusi, lantas AK memerintahkan S dan A kembali ke Lampung usai menghabisi nyawa Edi dan anaknya.
"Dia (AK) menjanjikan uang senilai Rp 500 juta. Setelah melakukan kegiatan (pembunuhan), A dan S disuruh pulang ke Lampung dan diberi uang Rp 8 juta," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono.
Argo mengungkapkan, tersangka AK merencanakan pembunuhan terhadap suami dan anak tirinya karena masalah hutang.
AK awalnya berniat menjual rumah di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan untuk membayar hutang.
Namun, Edi menolak permintaan istrinya itu dan mengancam membunuh AK jika rumah tersebut dijual.
Oleh karena itu, AK meminta bantuan suami mantan asisten rumah tangganya untuk mencari pembunuh bayaran.
"Yang bersangkutan (AK) pernah mempunyai pembantu, pembantu ini sudah tidak ada lagi di situ (di rumahnya). Dia (pembantunya) seorang perempuan dan suami pembantu ini disuruh menghubungi dua orang yang ada di Lampung," papar Argo.
Pupung Sadili lalu dibunuh dengan cara diracun.
Sementara Dana dibunuh dengan cara diberi minuman keras lalu dibekap. Keduanya dibunuh di rumah.
Sebelum menghabisi korban, keempat pembunuh bayaran itu berangkat bersama dari sebuah apartemen di kawasan Jakarta menuju lokasi rumah korban di Lebak Bulus.
Namun, di tengah perjalanan, AL salah satu eksekutor justru mengalami kejang-kejang kesurupan atau seperti ayan.
"Di tengah perjalanan dari apartemen ke Lebak Bulus tepatnya di jalan Pasar Minggu salah satu eksekutor tersebut kesurupan seperti sakit ayan," ucap Nasriadi.
Akibat kejadian tersebut, RD pun batal ikut lantaran harus menemani AL dan membawanya ke sebuah penginapan di Jagakarsa, Jakarta.
"RD pengin ikut sebenarnya, namun dia dapat informasi AL tak bisa ditinggal akhirnya RD mengurungkan dan hanya dua eksekutor yang ikut ke sana," kata Nasriadi.
Baca: Ini Alasan Bripka Muh Amsyahar Mengajukan Pengunduran Diri Sebagai Anggota Polri
Baca: Al Ghazali Putra Ahmad Dhani Ternyata Punya Hubungan dengan Dana, Korban Pembunuhan Aulia Kesuma
Pekerjaan Eksekutor
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menuturkan, dua pembunuh bayaran yang disewa AK bekerja sebagai buruh.
Selain itu, AG dan SG merupakan warga Lampung.
"(Pekerjaan sehari-hari S dan A) buruh," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (29/8/2019).
Argo juga menambahkan, kedua tersangka mengaku bahwa baru sekali itu mereka beraksi sebagai pembunuh bayaran.
"Baru sekali (membunuh)," lanjut Argo.
Sementara itu, dua pembunuh bayaran yang urung ikut mengeksekusi ayah dan anak, yakni AL dan RD, saat ini masih diburu polisi.
Dua pembunuh bayaran tersebut saat ini masih dikejar oleh penyidik Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. (*)
(TribunJakarta/Kompas)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Dijanjikan Rp500 Juta, 2 Pembunuh Bayaran Batal Ikut Eksekusi Pupung Sadili Gara-gara Kesurupan