Begitu kejadian saya alami," jelas pria perantauan ini.
Tidak hanya W, namun serupa juga dialami L, yang juga menjadi korban pemerasan dengan motif kusuk plus-plus.
L mengatakan bahwa awalnya ia kenal dari aplikasi Michat.
Setelah chating diajak ketemuan dengan berbagai modus yakni pijat.
"Nah, setelah ketemu di tempat yang dijanjikan. Dan masuk ke dalam kamar seolah-olah itu cewek mendadak hyper sexy.
Beberapa menit kemudian tiba-tiba ada seorang laki-laki mirip perempuan keluar dari toilet atau balik gorden.
(Karena saat kita masuk lampu kamar sudah mati).
Nah di situlah mulai dilakukan pemerasan," katanya saat dihubungi Tribun Medan/www.tribun-medan.com, melalui WhatsApp.
Bahkan menurut L, mereka tidak segan-segan memukul.
"Segala upaya dilakukan mereka mulai dari mop (ancaman) memeras dan menakuti-menakuti.
Kalau yang saya alami, masing-masing punya peran berbeda.
Cewek pertama, sebagai umpan. Cewek kedua tukang pukul.
Dan banci sebagai penghasut," jelasnya.
"Mereka minta uang atau jaminan apalah.
Entah itu HP, motor atau lain sebagainya.