Ayam Kampus

Blak-blakan Mahasiswi 'Ayam Kampus', Tarif Sekali Berzina dan Alasan Jual Diri untuk Diajak Tidur

Editor: Edi Sumardi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi PSK.

Mahasiswi semester V program studi bidang kesehatan ini pun mengaku sempat khawatir jika suatu saat ia bakal terkena penyakit.

Tetapi, himpitan ekonomi dan tututan gaya hidup membuatnya  terpaksa menggeluti dunia "ayam kampus" hingga kini.

"Pernah kepikiran takut kena penyakit, cuma ya dibawa happy aja. Mau bagaimana lagi, karena kita memang butuh uang," katanya membeberkan.

Lebih Suka Ayam Kampus

Boy, salah seorang pegawai swasta mengaku suka menggunakan jasa "ayam kampus" dikarenakan lebih profesional, ramah, dan berkelas dari PSK lainnya.

Ia mengungkapkan, penilaiannya terhadap layanan "ayam kampus" bukan hanya soal bersetubuh.

Melainkan, juga soal attitude dan sensasi yang didapatkan dari si "ayam kampus".

Dengan pelayanan berbeda diberikan "ayam kampus", ia pun harus merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan kesempatan kencan dengan "ayam kampus".

Namun begitu, hal tersebut bukanlah jadi soal.

Baginya kepuasan dan layanan adalah yang paling utama.

"Ayam kampus itu lebih eksklusif dan berkelas, karena tidak sembarangan orang bisa pakai jasanya. Walau harus bayar Rp 2 juta tidak masalah yang penting lebih berkelas 
dan pelayanan memuaskan," katanya mengakui.

Lain lagi dengan Jo, ia lebih memilih menjadikan "ayam kampus" sebagai teman bersenang-senang.

Setelah satu-dua kali menggunakan jasanya, pria berambut ikal ini akan melanjutkan hubungannya ke jenjang lebih dekat.

Jika hubungan keduanya semakin akrab, ia mengaku selanjutnya tak perlu lagi mengeluarkan biaya cukup mahal.

Cukup membuka kamar di hotel dan diajak jalan pegawai swasta ini dengan leluasa menggunakan jasa si "ayam kampus".

Halaman
1234

Berita Terkini