TRIBUN-TIMUR.COM-Formasi Pasukan Pengibar Bendera atau Paskibra dalam Upacara HUT ke-74 RI yang digelar Pemerintah Kota Tangerang Selatan tampak berbeda.
Ada satu posisi kosong tanpa diisi anggota Paskibra. Posisi kosong tersebut ternyata seharusnya diisi oleh Aurellia Qurratu Aini.
Aurell, Paskibra Tangerang Selatan 2019 meninggal saat menjalani pelatihan.
Sempat berhembus kabar jika Aurellia Qurratu Aini meninggal setelah dianiaya dan kerasnya latihan dari senior.
Namun, itu tidak ada bukti. Polisi kemudian menghentikan penyelidikan setelah tidak menemukan adanya unsur pidana.
Dikutip dari Kompas.com, Ni Komang Rika yang menjadi pembawa baki Bendera Merah Putih mengaku sedih bertugas tanpa Aurell.
"Sebenernya posisi Aurell itu dekat dengan saya (saat latihan). Pasti dengan tidak adanya dia saat hari H ini saya sangat sedih. Karena kosong aja," kata Ni Komang saat ditemui di Lapangan Cilenggang, Serpong Tangsel, Sabtu.
Bagi Ni Komang Rika, Aurell merupakan sosok yang baik dan mudah bergaul.
Meski berasal dari sekolah yang berbeda, pelajar SMA Negeri 3 Tangsel tersebut merasa seperti sudah mengenal lama Aurell.
"Aurell, dia itu sosok yang baik berteman dengan siapa aja. Seperti saya beda sekolah seperti kenal sudah lama. Dekat," sambungnya.
Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany sempat mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya Aurell saat memberikan pidato.
"Di tengah upacara ini kita juga dilanda duka atas meninggalnya Paskibraka Tangerang Selatan Aurellia Qurratuaini. Dari khususnya pemerintah kota Tangerang Selatan mengucapkan turut berbelasungkawa," katanya Airin dalam sambutannya.
Aurell meninggal dunia pada masa pelatihan paskibraka untuk upacara HUT RI 2019.
Pelajar kelas XI MIPA 3 SMA Islam Al Azhar BSD tutup usia di kediamannya di Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang.
Menurut penuturan orangtua, selama mengikuti pelatihan Paskibraka anaknya harus berlari dengan membawa tas berisi tiga kilogram pasir dan tiga liter air minum, makan jeruk beserta kulitnya, push-up dengan tangan mengepal, menulis buku harian setiap hari yang dirobek oleh seniornya, dan berenang setelah seharian berlatih.
Polres Tangerang Selatan sempat menyelidiki kasus tersebut, meski orangtua Aurell tidak ingin membawa permasalahan tersebut ke proses hukum.
Belakangan, Kepolisian tidak menemukan tanda kekerasan pada tubuh Aurell, hingga akhirnya penyelidikan dihentikan.
Sosok Pembawa Baki Bendera di Istana Merdeka
Anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau Paskibraka, Salma El Mutafaqqiha Putri didaulat sebagai pembawa baki Bendera Merah Putih pada Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (17/8/2019).
Salma El Mutafaqqiha terpilih sebagai pembawa baki yang akan bertugas mengambil Bendera Merah Putih dari Presiden Joko Widodo untuk kemudian dikibarkan.
Salma menjadi bagian dari Tim Merah yang bertugas mengibarkan Bendera Merah Putih pada pagi hari ini.
Tim merah dibagi dalam tiga formasi pasukan, yakni formasi 17, formasi 8, dan formasi 45 yang diambil dari tanggal kemerdekaan Indonesia yakni 17-8-1945 dan diberlakukan sejak 1967.
Formasi 17 merupakan formasi pengiring atau pemandu.
Formasi 17 terdiri dari 17 orang dengan satu komandan kelompok.
Lalu ada formasi 8 yang merupakan formasi inti. Formasi ini berisikan pembawa baki bendera, pengibar bendera, dan sejumlah pendamping dan pelengkap.
Sedangkan formasi 45 disebut formasi pengawal.
Berikut fakta-fakta tentang Salma El Muttafaqqiha:
1. Tanggal Lahir
Meski menjadi perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Salma El Mutafaqqiha merupakan gadis yang lahir di Malang pada 16 Desember 2002.
2. Orang Tua
Salma adalah putri dari pasangan Achmad Aswin Achzaab (Ayah) dan Nurisah (Ibu).
Ibu Salma, Nurisah tampak hadir dalam Upacara Peringatan Detik-detik Proklamasi Republik Indonesia.
Dari layar televisi, Nurisah tampak terharu melihat putrinya menjadi pembawa baki dalam upacara tersebut.
3. Asal Sekolah
Salma El Mutafaqqiha merupakan siswa SMA Pradipta Dirgantara.
SMA Pradipta Dirgantara berlokasi di Jl Cendrawasih No.4, Ngesrep, Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Sekolah Salma merupakan SMA Unggulan yang berada di bawah naungan Mabes TNI AU.
SMA Pradipta Dirgantara didirikan an dirancang sebagai sekolah unggulan yang mempunyai karakter kedirgantaraan, kecendekiawanan, dan menjunjung tinggi keimanan serta kompetitif di tingkat global dengan tetap menjaga nilai-nilai luhur budaya nasional.
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: