Gunung Tangkuban Perahu Meletus Simak, Foto dan Videonya, Warga Bertakbir Hingga Turis Diminta Menjauh
TRIBUN-TIMUR.COM,- Telah tejadi erupsi di Gunung Tangkuban Perahu, Jumat (26/7/2019) pukul 15.48 WIB, dan warga panik dengar letusan Gunung Tangkuban Perahu.
Selain itu beredar foto dan video Gunung Tangkuban Perahu meletus, dan terdengar warga bertakbir saat Gunung Tangkuban Perahu alami erupsi.
Baca: Benarkah Gitaris Uki Hijrah dan Tinggalkan Noah? Foto dan Keterangan Ini Menguatkan
Baca: VIRAL Gaji Rp 8 Juta, Dian Sastro: Zaman Lagi Susah, Gue Juga Lulusan UI Tapi Biasa Aja Kalee
Baca: Segitu Ngambeknya Rafathar Sampai Sengaja Tidak Pamit & Cium Raffi Ahmad Sebelum ke Sekolah
Baca: Karena Adegan & Kelakuan Artis Ini Brownis Trans TV Kembali Ditegur KPI, Terancam Dihentikan
Baca: Kronologi Lengkap dan Fakta-fakta Polisi Tembak Polisi di Polsek Cimanggis Kota Depok
Baca: Foto-foto Polisi Tembak Polisi, Korban Tewas 7 Peluru Bersarang di Tubuh, Luka Menganga di Dagu
Baca: Pulang dari Nikahan Teman Ayu Ting Ting Posting Dirinya Iri & Pengen Digituin Juga
Baca: RAMALAN ZODIAK Sabtu 27 Juli 2019 Besok: Aries Tegang, Scorpio Diuji Kesabarannya & Virgo Mujur
Alhasil, turis dan wisatawan diminta untuk menjauhi kawasan kawah Gunung Tangkuban Perahu saat ini.
WartaKotaLive melansir Tribunnews, tinggi kolom abu Gunung Tangkuban Perahu, teramati sekitar 200 meter di atas atau tepatnya di 2.284 mdpl.
Melansir dari situs magma.vsi.esdm.go.id, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi kurang lebih 5 menit 30 detik.
Saat ini, Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal).
Badan Geologi pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak boleh turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu serta ketika cuaca mendung dan hujan.
Pasalnya, terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia.
Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu diminta mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Sementara dari beberapa video dan foto yang diunggah akun Twitter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terlihat jelas Gunung Tangkuban Parahu meletus.
Tinggi kolom abu teramati dengan jelas.
Sementara itu, terlihat beberapa orang yang berlari.
Ada pula foto dari kejahuan bagaimana gunung dengan ketinggian itu 2.084 mdpl meletus.
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu terekam di seismogram.
Dalam foto lain, terlihat sebuah mobil yang terkena abu Gunung Gunung Tangkuban Parahu.
Dilansir dari Twitter BNPB, saat ini tim sedang menuju ke lokasi kejadian.
Sementara itu, status Gunung Tangkuban Parahu tengah dievaluasi dan daerah wisata telah ditutup.
Erupsi abu Gunung Tangkuban Parahu jatuh di Desa Jayagiri, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Tak hanya itu, saat ini tim TRC BPBD Kabupaten Bandung Barat sedang menuju ke lokasi kejadian.
Tidak kelihatan adanya abu erupsi dari kantor BPBD Kabupaten Bandung Barat dengan jarak 17 - 20 Km dari gunung Tangkuban Perahu.
Terakhir, informasi dari masyarakat di Kecamatan Cisarua, ada abu yang mengarah ke sana.
Sebelumnya, diberitakan Kompas.com, PVMBG telah mengeluarkan pernyataan jika aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu meningkat dari biasanya.
Berdasarkan rekaman seismograf, pada 21 Juli 2019 dari pukul 00.00-24.00 WIB terjadi 425 gempa hembusan.
Serta 2 kali gempa tremor harmonik, 3 kali gempa low frequency, 3 kali gempa vulkanik dalam dan 3 kali gempa tektonik jauh.
Sementara dari pengamatan visual 22 Juli 2019 pukul 06.00 WIB, hasilnya menunjukkan adanya asap dari kawah utama bertekanan lemah-sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal.
Angin bertiup lemah-sedang ke arah utara dan selatan.
PVMBG pun mengimbau kepada wisatawan yang berkunjung ke TWA Tangkuban Parahu untuk tidak mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas
Selain itu, wisatawan dan pendaki diimbau juga memperhatikan kondisi cuaca ketika berada di kawasan kawah.
"Ketika cuaca mendung dan hujan diiimbau jangan berada di dekat kawah aktif dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang membahayakan manusia," kata Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi PVMBG, Hendra Gunawan.
Hendra juga mengingatkan kepada masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu serta wisatawan, pendaki dan pengelola wisata agar mewaspadai terjadinya letusan fratik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Meski ada gejolak vulkanik, Hendra menjelaskan hal tersebut belum bisa dikatakan ada peningkatan.
Sebab, evaluasi dari PVMBG belum selesai mengumpulkan dan mengolah datanya.
"Dua minggu lalu pernah lebih besar lagi. Malah beberapa hari belakangan terus menurun sehingga status Gunung Tangkuban Parahu masih dalam level 1 atau normal," tuturnya.
Hendra mengungkapkan, aktivitas vulkanik di kawah Gunung Tangkuban Parahu selalu berulang setiap tahun.
“Kami belum tahu apakah surutnya muka air tanah karena musim kering berpengaruh terhadap kondisi yang terjadi saat ini di Gunung Tangkuban Parahu," tandasnya.
Melansir Kompas.com Gunung Tangkuban Parahu berstatus Level I (normal) setelah mengalami erupsi pada pukul 15.48 WIB, Jumat (26/7/2019).
Dari siaran pers Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut).
"Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada Status Level I (Normal)," ungkap Kepala PVMBG, Kasbani.
Ia mengatakan, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi ± 5 menit 30 detik," tambahnya.
Turis dan pendaki dilarang dekati kawah
Kasbani pun mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu dan pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
Mereka juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu, atau sering disebut Gunung Tangkuban Perahu.
"Masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, pedagang, wisatawan, pendaki, dan pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul SIMAK! Foto dan Video Gunung Tangkuban Perahu Meletus, Warga Bertakbir Hingga Turis Diminta Menjauh, https://wartakota.tribunnews.com/2019/07/26/simak-foto-dan-video-gunung-tangkuban-perahu-meletus-warga-bertakbir-hingga-turis-diminta-menjauh.