Selain berisiko kena tipu, ia akan keluar biaya untuk transportasi. Ternyata, Mawar mengaku bahwa ia seorang pegawai honorer yang bekerja di pemerintahan.
Penghasilan yang minim, ditambah statusnya janda dan punya tanggung jawab pada satu anak, membuatnya jadi terjun ke prostitusi online.
Ia menjalani hal tersebut hampir setahun lamanya. "Kalau dulu saya nungguin pesanan dari tamu. Jadi di mana mereka nginap, saya ke sana," katanya.
"Kalau sekarang, ada yang order saya minta aja datang ke sini," lanjutnya.
Ia memilih melayani tamu di hotel berbintang karena tidak mau kejadian dulu terulang.
"Pernah sekali diangkut Satpol PP waktu nginap di hotel melati," ungkapnya.
Pengalaman itu membuatnya mengajak temannya sesama PSK untuk pindah ke hotel berbintang.
Mereka selalu pindah dari hotel yang satu ke hotel yang lainnya.
"Kadang cuma dua malam, sudah itu pindah ke hotel yang lain. Biar nggak terlalu dicurigai," ujarnya.
Mawar mengatakan, dalam memilih kamar hotel, mereka memilih yang hotel dengan tarif di bawah Rp 500 ribu.
Modus baru yang dilakukan PSK dalam prostitusi online di Jambi, yakni berbagi kamar hotel untuk melayani pelanggan.
Liputan ekslusif Tribun Jambi menguak, para PSK tersebut menggunakan satu kamar hotel, yang digilir 2 orang-3 orang PSK untuk melayani tamu mereka.
Untuk biaya, mereka akan bagi sama-sama. Namun ada kalanya, biaya itu tak dibagi rata.
Hal itu terjadi jika PSK dengan tamu lebih banyak, maka akan berpartisipasi lebih banyak.
"Makanya, kita cari teman sekamar yang memang tidak pelit," terang Mawar.
Bergilir Pakai Kamar Hotel
Seorang PSK lain, Jasmine (nama samaran) menunjukkan senyum manis saat membuka pintu di tempatnya menginap, di sebuah hotel berbintang di Kota Jambi.
Jasmine adalah satu dari sekian banyak PSK yang memilih bertransaksi dengan pria hidung belang di hotel berbintang.
Tentu, orang tak mengira bila ia pekerja seks komersil. Penampilannya lazimnya tamu pada umumnya.
Saat disambangi Tribun di kamar hotel, ia memakai tanktop putih, dipadu dengan hotpants.
Dari mulutnya, ia mengaku sudah tiga malam menginap di hotel tersebut. Tribun berhasil menemui Jasmine lewat satu di antara aplikasi chatting berbasis Android.
Di aplikasi itu, secara nyata, ia menuliskan status 'open bo', sebuah kode yang berarti bisa diorder untuk cinta semalam.
Tak cuma status yang terang-terangan itu, ia juga mengunggah beberapa foto vulgar. “Stay di sini,” tulisnya sebagai pelengkap bumbu penggoda pada foto itu.
"Kirain tadi abang ga jadi datang, soalnya banyak yang PHP," ucap Jasmine sambil bersalaman dengan jurnalis Tribun, yang menyamar sebagai pelanggan.
Di kamar yang berada di lantai tiga itu, akhirnya terungkap bagaimana modus baru para PSK menggaet tamunya melalui aplikasi di smartphone.
Jasmine yang mengaku berusia 23 tahun bilang saat ini mereka lebih suka menunggu tamu di hotel berbintang.
Pertimbangan utama adalah faktor keamanan, dan selanjutnya adalah aspek prestise.
Mereka merasa lebih berkelas beraksi di hotel berbintang daripada hotel melati. Tarif hotel yang mahal mereka siasati dengan cara berbagi sewa kamar sesama PSK.
Satu kamar bisa diisi dua orang hingga tiga orang PSK. Siapa yang mendapat tamu, maka dia yang memakai kamar.
Temannya akan menunggu di luar, biasanya di lobi hotel. Begitulah siklus kehidupan di kamar hotel itu mereka buat, supaya semua aksi mereka bisa berjalan lancar.
Bagi mereka, siklus seperti ini membuat untung semua pihak, termasuk tamunya.
"Tamu jadi lebih irit juga kan, soalnya dia nggak perlu lagi booking kamar," katanya. (Tribunlampung.co.id/Indra Simanjuntak/Tribunjambi.com)
Top Skor & Klasemen Liga 1 Setelah Persib & Persipura Menang, Persebaya Imbangi Pemimpin Klasemen
Lowongan Kerja BUMN PT Pegadaian Terima Karyawan Lulusan SMA, Info Resmi dan Daftar Online di Sini!
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul "UPDATE Kasus Prostitusi Online di Lampung: Kode yang Dipakai PSK hingga Permintaan Aneh Pelanggan"