TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA - Muh Abbas Kio menyimpan cerita tersendiri selama berjualan pentol goreng di kawasan Car Free Day perempatan Jl Tumanurung-Jl Masjid Raya, Kabupaten Gowa.
Meski kebanjiran pembeli, Abbas mengaku kerap mendapat amarah dari pembeli. Hal itu dikarenakan jumlah pembeli yang sering kali ramai dan membludak.
Dengan jumlah personel yang terbatas, ia tak tahu lagi mana pembeli yang duluan datang. Antrean tidak tertata rapi karena keterbatasan.
"Biasa saking banyaknya pembeli, kami dimarahi. Kami sering bingung mana yang duluan datang," kata Abbas kepada Tribungowa.com, Minggu (30/6/2019).
"Tapi kami selalu bersabar. Kami menganggap itu ujian dari Tuhan," sambungnya.
Pria kelahiran Maros 23 November 1970 ini berjualan ditemani istri dan satu putrinya.
Mereka berjualan di perempatan Jl Tumanurung-Jl Masjid Raya, tepat di sudut Lapangan Syekh Yusuf.
Pantauan Tribungowa.com Minggu (30/6/2019), sejumlah pengunjung tampak berbaris antre untuk membeli pentol goreng buatan keluarga Muh Abbas Kio.
"Alhamdulillah kami selalu kebanjiran pembeli di sini. Setiap hari Minggu jumlah pembeli berkisar 400 hingga 600 orang," kata Abbas.
Abbas mengaku berjualan sejak pukul 05:30 Wita sehabis Salat Subuh. Dagangannya biasanya habis hingga pukul 09:00 atau pukul 10:00 Wita.
Ia memang sengaja ingin menyasar masyarakat yang sedang berolahraga, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Pentol goreng tersebut dijual seharga Rp 5 ribu perbungkus. Isinya berjumlah 18 biji pentol.
Bentuk pentol tersebut berupa bakso yang dicampur telur lalu digoreng. Jajanan tersebut disantap dengan campuran bumbu kacang, kecap, serta sambal.
"Biasanya kalau lagi ramai, pukul 9 sudah habis," imbuh Abbas.
Berikut Profil Singkatnya
Nama Lengkap: Muh Abbas Kio
Profesi: Pedagang Pentol Goreng
Tempat Tanggal Lahir: Maros 23 November 1970
Alamat: Jl Tombolo Kanarea, Kabupaten Gowa
Anak: Tiga
Cucu: Satu