Jadwal shownya begitu padat sehingga ia harus mampu membagi waktu antara sekolah dan juga pekerjaan.
"Saya selalu ketiduran di sekolah. Tapi, untungnya guru-guru saya begitu mengerti dan tidak membangunkan saya ketika sedang menjelaskan. Terkecuali pada saat ulangan atau diskusi," jelas Wardani.
Perjalanannya tidak selalu mulus, ia banyak diterpa hinaan dan cibiran.
"Banyak yang menilai saya, bahwa pekerjaan ini buruk dan lain-lain. Tapi saya ingin membuktikan bahwa atas kerja keras saya bisa melakukannya," katanya.
"Pernah almarhum ibu saya mengatakan untuk berhenti, namun saya tidak bisa karena ini adalah passion saya. Saya menjalankannya dengan hati dan total," katanya.
Menurutnya, sebuah pekerjaan harus sesuai dengan keinginan dan kemauan.
"Kalau tidak seperti itu, tentu pekerjaan kita akan banyak tersendat so, mulai lah dari hati. Sukai dan Jalani," tegasnya.
Banyak pula menyebutnya dengan sebutan yang tidak pantas untuk diucapkan.
Namun, Wardani tetap berjalan maju tanpa memperdulikan obrolan orang.
Waktu pun berlalu, pekerjaannya bukan hanya lipsinger saja melainkan make up artist (MUA), penyanyi, model pria atau wanita, hingga master of ceremony (mc).
Bakat itulah yang menjadikannya mandiri hingga saat ini.
"Saya ingin membuktikan pada orang-orang yang didapatkan harus melalui kerja keras dan tidak instan," katanya.
Bakat tersebut secara otodidak diasahnya terus menerus tanpa melakukan kursus atau pelatihan apapun.
Tapi jangan salah, Wardani telah mendapatkan banyak penghargaannya atas prestasinya.
Sederet penghargaan tersebut berasal dari berbagai kompetisi yang diikutinya.