Sementara itu ketua Ikatek Unhas Wilayah Sumatera Ir Jamsir menyebutkan bahwa alumni Unhas yang terlibat dalam industri kemaritiman termasuk sektor offshore oil & gas perlu ditingkatkan lagi.
“Kita berharap pihak Unhas juga lebih banyak memberikan kandungan keilmuan soal migas dan kemaritiman pada kurikulum teknik kita," lanjutnya.
"Saya sendiri melihat bahwa industri kemaritiman dan migas, sangat bergengsi bagi alumni, melihat potensi migas di kawasan timur Indonesia sangat menjanjikan. Sebutl saja megaproyek Inpex Masela di Maluku dan BP Tangguh di Papua,” jelasnya.
Badan Kejuruan Perkapalan
Kemudian Dr Ir Isradi Zainal Ketua Ikatek Unhas wilayah Kalimantan menyebutkan bahwa untuk lebih memperkuat lagi peranan alumni Teknik Unhas di tingkat nasional maka perlu dibentuk Badan Kejuruan Perkapalan pada organisasi Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Saat ini, sudah ada BK Teknologi Kelautan dan akan lebih bagus lagi ketika ada BK yang terdedikasi untuk pengembangan industri perkapalan.
Pada momen itu, Ir Habibie Razak sebagai peserta dialog menginfokan bahwa inisiatif untuk membentuk BK perkapalan sebenarnya sudah dilakukan sejak 3 tahun lalu melalui rapat Ikatek Unhas yang dihadiri pengurus Ikatan Sarjana Perkapalan Unhas (ISP).
Baca: Yuk Hadiri dan Ramaikan HBH Ikatek Unhas 2019, Digelar Sabtu 8 Juni di Akkarena! Ini 4 Acara Digelar
Baca: Ada Lomba Kostum & Lomba Foto Angkatan di HBH Ikatek Unhas 2019! Begini Persiapan Terakhir Panitia?
Usulan tersebut, sebaiknya memang dilanjutkan, dengan harapan hadirnya BK Perkapalan ini, alumni Sarjana Perkapalan Unhas bisa mengambil peranan strategis di kepengurusan PII yang baru.
"Dan terkait Industri migas, saya pribadi menilai hal itu sebagai satu bagian dari industri kemaritiman merupakan sub-sektor yang sangat strategis di Indonesia," ujar Ketua Badan Otonom Pengembangan Profesi Insinyur Ikatek Unhasi ni.
Alumni Teknik Unhas diharapkan mengisi posisi-posisi strategis sebagai project manager ataupun project director di perusahaan-perusahaan terkemuka yang berinvestasi di Indonesia.
"Tentunya untuk berkiprah di subsektor ini dibutuhkan technical competency yang kuat, memiliki kompetensi multi-disiplin bukan hanya single discipline saja," lanjut Habibie yang juga pengurus PII pusat ini.
Seperti Insinyur Sipil misalnya, juga harus memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang disiplin mekanikal, elektrikal, instrumentasi dan kontrol, process engineering dan disiplin lainnya.
"Dan yang tak kalah penting, selain technical competency para alumni atau lulusan juga harus memiliki attitudes, perilaku dan kebiasaan kebiasaan positif yang bisa dibentuk dari organisasi kemahasiswaan di Fakultas Teknik Unhas,” papar Habibie Razak.
Sinergi Alumni dan Civitas FT Unhas
Tambahan lain datang dari Ketua Ikatek Unhas Wilayah Jatimteng & DIY, Ir Askari Azis yang menyampaikan bahwa dengan ber-Ikatek, banyak yang bisa dilakukan antarsesama alumni.