Sebagaimana diinfokan oleh akun Instagram @makassar_iinfo, Pemda Tegal akhirnya memutuskan untuk menertibkan alias menutup warung Lesehan Bu Anny.
"Penertiban ini dilakukan karena adanya keluhan dari warga mengenai harga yang terkesan 'menjebak'," tulis akun @makassar_iinfo dalam unggahan yang diposting kamis (30/5/2019).
Lalu, bagaimana penampakan warung Lesehan Bu Anny kini?
Dari foto yang diunggah oleh @makassar_iinfo, tampak warung Lesehan Bu Anny tutup dan barang-barangnya ditumpuk di sudut.
Namun belum diketahui apakah pemandangan ini juga terjadi di malam hari, lantaran foto warung Lesehan Bu Anny yang dipublikasikan oleh @makassar_iinfo tersebut diambil di siang hari.
Sementara itu, biasanya warung Lamongan pinggir jalan baru mulai buka pada sore dan malam hari.
Menurut info, warung Lesehan Bu Anny ini sendiri baru dibuka pada waktu sehabis Maghrib.
Bantahan Bu Anny
Dalam wawancara dengan Tribun Jateng, pemilik warung Lesehan Bu Anny yang bernama Anny (42) ini mengaku bahwa sebenarnya pemberitaan yang beredar tersebut agak melenceng dari fakta.
Ia mengatakan bahwa pembeli yang ditagih Rp 700.00 tersebut akhirnya mendapatkan potongan harga dan hanya dipersilakan membayar Rp 300.000 saja.
Potongan harga ini diberikan Bu Anny karena si pembeli tidak membawa uang.
Namun aksinya mempublikasikan tagihan tak wajar tersebut disebut Bu Anny sebagai tindakan yang 'tak tahu terima kasih'.
"Padahal sudah kami potong setengah harganya, malah tidak tahu terima kasih. Semisal pembeli itu membayar total Rp 700.000, baru saya ikhlas dikeluhkan di sosial media. Masalahnya, dia sudah dipotong harganya tapi malah seperti itu," sebut Bu Anny.
Bu Anny juga mengatakan bahwa menu yang disajikan tergolong berkualitas sehingga 'ada rupa, ada harga'.
Selain itu, warung Lamongan pinggir jalan ini sudah mematok harga tak murah sejak 2009, atau 10 tahun lalu.