TRIBUN-TIMUR.COM-Kabar duka untuk seluruh rakyat Indonesia.
Mantan ibu negara Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono tutup usia, Sabtu (1/6/2019) sekitar pukul 11.50 WIB.
Ani Yudhoyono menghembuskan nafas terakhirnya di National University Hospital setelah berjuang melawan penyakit kanker darah.
Semasa hidup, sebagai seorang ibu negara, Ani Yudhoyono tak jarang tampil mendampingi suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kala menjabat presiden.
Baca: Presiden Jokowi Ucapkan Belasungkawa atas Meninggalnya Ani Yudhoyono, Sosok Ibu Negara yang Setia
Berbagai suka duka sebagai istri seorang presiden juga pernah dirasakan Ani.
Termasuk saat SBY mengalami berbagai kritikan, bahkan hujatan saat masih menjabat sebagai seorang presiden.
Dalam buku berjudul "Sisi Lain Istana, Dari Zaman Bung Karno Sampai SBY", karangan J Osdar, ditulis suatu ketika Ani sedang melakukan perjalanan melihat kerajinan kain batik, di Kampung Trusmi, Cirebon.
Tepatnya, pada 9 Februari 2011 lalu.
Dalam perjalanan itu, tiba-tiba dua orang wartawati, Eva Mazrieva, dan Fenty Effendy, melakukan wawancara secara khusus kepada Ani.
Mereka mengajukan pertanyaan mengenai maraknya kecaman terhadap SBY.
Sebab, saat itu baru saja terjadi aksi unjuk rasa yang menampilkan seekor kerbau.
Kerbau tersebut diberi nama Si Buya, dan dibawa di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.
Dalam buku itu disebutkan, saat berbicara mengenai kerbau Si Buya tersebut, Ani tiba-tiba memandang hamparan sawah yang dilintasi kereta api.
Baca: Kenangan Annisa Yudhoyono tentang Sosok Ani Yudhoyono, Memo Adalah Jantung dalam Keluarga Kami
Baca: #SelamatJalanBuAni-Bukan Kemoterapi, Ini Kata dr Terawan tentang Penyebab Meninggalnya Ani Yudhoyono
"Saya kaget, ibu langsung menerawang, kepalanya mendongak menahan tangis dengan suaranya menurun menahan emosi. Ia tampak memang marah, sedih... Terus muncul pernyataan, betapa sebagai istri, ia sedih suaminya disamakan dengan kerbau dan lain-lain," ucap Eva.
Meski demikian, menurut Eva tersebut Ani masih berusaha menahan air matanya.